Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
Gaya hidup vegan dan vegetarian semakin populer di masyarakat dunia. Kesadaran untuk menjalani pola makan yang lebih sehat dan ramah lingkungan menjadi alasan paling umum ketika seseorang memilih untuk menjadi vegan atau vegetarian.
Meski gaya hidup vegan dan vegetarian memiliki banyak manfaat bagi tubuh, bukan berarti tak ada risiko dari pilihan menjalani dua diet tersebut. Riset mendalam dan persiapan matang harus dilakukan sebelum menjalani diet vegan dan vegetarian.
Itu karena selama ini tak sedikit mitos yang berkembang di masyarakat tentang menjadi vegan dan vegetarian. Agar tak salah langkah, berikut ini lima mitos soal vegan dan vegetarian yang perlu diketahui, dilansir dari medicalnewstoday, Senin, (5/9).
1.Jadi vegan dan vegetarian pasti lebih sehat
Ini merupakan hal yang paling utama muncul dipikiran banyak orang ketika mendengar kata vegan atau vegetarian. Padahal, mengurangi atau menghilangkan sama sekali produk hewani dan turunannya dari menu makanan tak menjami seseorang akan mendapatkan tubuh yang lebih sehat.
Menjadi seorang vegan dan vegetarian juga membutuhkan pengetahuan. Diet tersebut hanya akan bermanfaat dan menghadirkan tubuh yang sehat ketika dilakukan dengan benar. Salah satunya dengan memilih makanan yang sehat.
Hal itu karena saat ini telah banyak produk makanan vegan dan vegetarian yang dijual di pasaran. Produk-produk tersebut banyak yang tak memerhatikan unsur lain selain ketidakhadiran unsur hewani. Misalnya dibuat dengan proses tak menyehatkan dan menggunakan banyak bahan pengawet dan perasa buatan.
2.Vegan dan vegetarian jamin penurunan berat badan
Sama halnya dengan poin pertama, tak semua orang bisa berhasil menurunkan berat badan meski telah menjalankan diet vegan dan vegetarian. Mengganti bahan makanan tanpa mengubah cara memasak dengan yang lebih sehat tidak akan berpengaruh besar pada penurunan berat badan.
Dua diet tersebut baru akan efektif menurunkan berat badan ketika semua unsur pendukungnya dilakukan secara bersamaan. Misalnya dengan meninggalkan proses memasak dengan menggoreng, berhenti mengonsumsi gula, dan rutin berolahraga.
3.Orang vegan dan vegetarian akan kekurangan protein
Ini merupakan ketakutan yang banyak muncul di benak orang yang akan menjalankan diet vegan dan vegetarian. Mereka khawatit tak mendapatkan cukup asupan protein ketika berhenti mengonsumsi produk hewani. Padahal itu tidak sepenuhnya benar. Asupan protein tetap akan terjaga ketika diet vegan dan vegetarian dilakukan dengan benar. Pilihlah jenis makanan yang tinggi akan kandungan protein seperti tahu, oat, spirulina, hingga kacang-kacangan.
4.Ketahanan tulang orang vegan dan vegetarian rendah
Sumber makanan hewani memang sangat baik bagi kesehatan tulang, tetapi bukan berarti sama sekali tak bisa tergantikan. Kalsium bisa didapatkan dari berbagai sumber lain selain produk hewani seperti susu. Bahan makanan dari tumbuhan juga banyak yang kaya akan kalsium. Di antaranya kedelai, kacang polong, lobak, bayam, chia seed, hingga rumput laut.
5.Vegan dan vegetarian tak bisa membentuk otot
Ini masih berhubungan dengan poin nomor tiga. Karena salah satu unsur pembentuk massa otot manusia adalah protein. Karena itu menjadi vegan dan vegetarian diyakini akan membuat upaya memiliki otot yang kuat akan sia-sia. Padahal tidak demikian. Selama seorang vegan dan vegetarian bisa mengganti kebutuhan protein dengan bahan makanan yang tepat massa otot yang diinginkan masih berpotensi untuk dimiliki. (M-4)
Bukan hanya bermanfaat bagi kesehatan tulang saja, ternyata Vitamin K juga sangat memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh lainnya.
Penerapan intervensi pada pemaknaan kesehatan atau Health Belief Model dapat membantu efektivitas program kesehatan.
Membangun komunikasi terbuka dan transparan berdasarkan penelitian ilmiah menawarkan peluang nyata untuk memengaruhi pilihan gaya hidup merokok di antara penduduk Indonesia.
Beberapa penyakit kuno seperti Rabies, Trakoma, Kusta, TBC, dan Malaria masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.
Menggunakan talenan yang sama untuk sayur dan daging bisa menyebabkan kontaminasi silang berbahaya seperti Salmonella. Simak tips mencegahnya berikut.
Adapun ruang lingkup kerja sama yang dilakukan yaitu pengembangan sistem klaim digital dan pengembangan sistem pembayaran kepada seluruh fasilitas kesehatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved