(Karya ini adalah peringkat 1 hasil pelatihan Reporter Cilik Media Indonesia bekerjasama dengan Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah yang berlangsung 10 - 11 Agustus 2022 dan diikuti 79 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.)
AGUSTUS selalu menjadi bulan yang meriah di berbagai penjuru Indonesia untuk menyambut hari ulang tahun kemerdekaan. Di komplek rumah ku di daerah Jojoran, kecamatan Gubeng, kota Surabaya, Jawa Timur, warga menata kampung supaya terlihat bersih, rapi dan menarik.
Setiap rumah memasang bendera merah putih dengan tiang yang beraneka ragam, baik kayu, bambu, plat atau besi. Warga juga memasang umbul-umbul bernuansa merah putih, membersihkan seluruh bagian kampung serta mengecat ulang pagar, dinding, dan jalan di tiap gang. Mulai dari pengurus RT, karang taruna, ibu-ibu PKK, hingga anak-anak kecil, semua turut serta menghias kampung dengan pernak pernik khas Agustusan.
Kak Bintang, salah satu anggota Karang Taruna, juga mengecat warna-warni tembok gang. “Yang mengecat kampung adalah bapak-bapak dan karang taruna, ada juga anak-anak kecil yang ikut bantu, kalau ibu-ibu bagian membuatkan kopi dan camilan,” kata Kak Bintang yang bersekolah di SMP Negeri 19 Surabaya, saat diwawancara Senin (15/8).
Kak Bintang juga mengatakan ia merasa senang bisa ikut membantu warga karena bisa belajar sambil bermain bersama teman-teman, selain itu kampung juga menjadi lebih indah dan bagus. “Aku bantu ngecat mulai jam delapan malam, terus jam sepuluh saya pulang, besoknya aku bantu-bantu ngecat lagi,” katanya.
Selain Kak Bintang ada juga Hafidz dan Faaza yang ikut mengecat. Meski baru kelas satu di SD Islam Maryam, Hafidz tidak kesulitan. “Aku juga ikut ngecat, ngecat itu nggak sulit,” ucap Hafidz sambil menunjukkan hasil pengecatan yang dikerjakan.
Pengecatan jalan paving biasanya dilakukan pada malam hari setelah shalat Isya’, dimulai sekitar pukul 20:00 – 22:00 wib. Ini dilakukan karena siang kebanyakan warga pergi bekerja. Malam hari juga dirasa tidak terlalu panas dan lebih sedikit kendaraan yang lalu-lalang.
Kampungku ini terdiri dari 8 blok, dengan pengecatan setiap blok sedikitnya menghabiskan tiga timba cat yang masing-masing berisi 25 kilogram. Sementara untuk tambahan pewarna (pigmen) membutuhkan 10 botol, masing-masing berisi 50 gram.
Aku bertanya kepada Bapak RT mengenai adakah warga yang keberatan untuk mengecat kampung. “Seluruh warga senang dan tidak ada yang keberatan, bahkan banyak diantara warga yang memberikan bantuan, baik berupa uang, cat, makanan, minuman, dan lain sebagainya,” kata Bapak Udi Utomo, ketua RT 12 RW 12.
Memang, bukan saja gotong-royong mengecat, ada juga yang warga yang memasang lampion di sepanjang jalan. Kampung ku jadi makin indah di malam hari.
Budaya
Pak Udi menjelaskan jika menghias kampung sudah menjadi budaya setiap ada acara tertentu, bukan saja di bulan Agustus. Menghias kampung juga dilakukan saat ada lomba kampung piala dunia, lomba green and clean, dan sebagainya.
Kegiatan menghias dan mengecat kampung ini juga merupakan bagian dari mencintai negeri dan tanah air Indonesia. Dengan keindahan dan kerapian kampung pada waktu peringatan hari kemerdekaan, semakin menambah perasaan bangga terhadap negeri tercinta, dan bersyukur atas nikmat kemerdekaan, serta semakin menghargai jasa-jasa para pahlawan. (M-1)
SUARA ANAK
1. Nama Lengkap : Tegar Chandra Pratama
Tempat, Tanggal Lahir : Nganjuk, 8 Desember 2007
Nama Sekolah : SMP Negeri 19 Surabaya
Hobi : Main Game, Bersepeda, Memancing
Cita-cita : Masinis
“Mengecat itu mudah. Aku celupkan kuasnya ke dalam timba cat, lalu usapkan ke tempat yang mau dicat, yang penting pelan-pelan dan hati-hati. Kampung dihias lebih menarik untuk menyambut hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia.”
2. Nama Lengkap : Faaza Azka Nur Ashfariy
Tempat Tanggal Lahir : Surabaya, 16 Desember 2013
Nama Sekolah : MI Muhammadiyah 5 Surabaya
Hobi : Berenang dan Membaca
Cita-cita : Presiden
“Aku suka, suka banget malah. Aku suka kampungku di cat warna-warni, jadi kayak tempat wisata, bisa dijadikan tempat foto yang bagus, nanti bisa diupload di media sosial biar orang-orang tahu rumahku di kampung warna-warni.”