Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Mengenal Kekayaan Budaya lewat Pakaian Adat

Nadia Zakiah Farisy. SD Muhammadiyah 7 Antapani Bandung
15/9/2022 07:50

(Karya ini adalah 20 besar hasil pelatihan Reporter Cilik Media Indonesia bekerjasama dengan Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah yang berlangsung 10 - 11 Agustus 2022 dan diikuti 79 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.)

 

UNTUK merayakan peringatan HUT ke-77 RI, pada Rabu (17/8) sekolahku, SD Muhammadiyah 7, Antapani, Bandung, Jawa Barat, mewajibkan penampilan dengan berpakaian adat. Kepala Sekolah menjelaskan jika hal ini dilakukan untuk lebih mencintai Tanah Air.

 

Tiap jenjang kelas memakai pakaian adat yang berbeda, ada yang memakai busana asal Bali, Papua, Betawi, Sulawesi Selatan (Sulsesl), hingga Maluku. Para siswa kelas 4 semuanya memakai pakaian adat Sulsel/Bugis yang bernama baju bodo.

 

Semula, sekolah juga menjawalkan kami kami berkarnaval di jalan-jalan sekitar sekolah tetapi ada himbauan dari Kecamatan Antapani Bandung sehingga karnaval tidak jadi dilaksanakan. Maka kami melakukan upacara bendera pada pukul 08.00 - 09.00 wib yang dikemudian diteruskan dengan peragaan busana hingga pukul 11.00 wib.

 

Baju bodo memiliki model yang unik dengan atasan lengan pandek dan bawahan sarung. Kami juga mengenakan mahkota yang berwarna kuning, kalung kolara, sabuk, dan gelang sebagai pelengkap penampilan.

 

Meskipun bahan baju bodo sedikit kasar dan tipis tetapi tetap nyaman untuk dipakai. Namun mahkotanya sedikit berat sehingga agak membebani kepala. Penampilan lengkap ini biasa digunakan orang Sulsel untuk acara-acara resmi.

Menurut sejumlah sumber, baju ini konon sudah dipakai oleh masyarakat Sulsesl sejak pertengahan abad IX. Dengan begitu, baju bodo adalah salah satu pakaian adat tertua di Indonesia. Dahulu, baju bodo berbahan kain muslin, yakni lembaran kain tenunan dari pilihan kapas yang dijalin dengan benang katun.

 

Perlombaan peragaan busana dilangsungkan setelah upacara dan kemudian diikuti dengan suguhan penampilan dari setiap kelas 1 sampai dengan kelas 9. Sebelumnya, sekolah juga sudah mengadakan berbagai macam lomba atau yang biasa disebut EKSIS (Ekspresi Kemerdekaan Siswa). Lombanya terdiri dari lomba adzan, pildacil, puisi, dan masih banyak yang lainnya.

 

Sehabis upacara, aku pun mewawancara dua teman sekelas bernama Vevina Otyla Denian dan Djenar Fatima A. Kepada Vevina, aku bertanya soal kenyamanan mengenakan baju bodo dan seandainya mengenakan pakaian adat berbagai daerah secara bergantian setiap minggu di sekolah.

 

Soal baju bodo, Vevina mengaku kurang nyaman karena kegerahan dan mahkota yang lumayan berat. Ia pun merasa agak pusing mengenakan mahkota itu. Meski begitu, ia mengaku setuju saja seandainya memakai pakaian adat yang berbeda setiap minggu di sekolah. Ia membayangkan akan menyenangkan berganti-ganti pakaian.

 

Sementara itu kepada Djenar aku bertanya mengenai tujuan meningkatkan rasa cinta Tanah Air dengan mengenakan baju daerah. Mengenai hal ini Djenar kurang setuju karena merasa jika pakaian belum cukup untuk meningkatkan rasa cinta Tanah Air.

Menurutnya, meningkatkan rasa cinta kepada Tanah Air dapat dilakukan dengan berprestasi dan menjadi orang yang berguna untuk bangsa.

Aku pun merasa mengenakan pakaian adat agak kurang nyaman. Selain itu orangtua tentu harus mengeluarkan biaya khusus untuk pakaian ini. Namun aku sepakat bahwa mengenakan pakaian adat adalah hal yang positif dan baik untuk acara-acara peringatan karena juga akan menambah wawasan dan kekaguman pada kekayaan budaya kita. (M-1)

 

Suara Anak:

  1. Khansa: “Saya mengikuti lomba, tarik tambang, lomba itu mengenang perjuangan pahlawan merebut kemerdekaan”.

 

  1. Aurora: “Saya mengikuti lomba makan kerupuk, dengan lomba kita merasakan jerih payah pahlawan untuk mendapatkan kemenangan dan kemerdekaan.”

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya