Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
Lebah, serangga yang membantu dalam proses reproduksi tanaman dan berguna bagi manusia, ternyata makhluk yang pintar dan unik. Seorang ilmuwan di Inggris membuktikan hal tersebut melalui serangkaian penelitian.
Serangga yang dihormati oleh orang Mesir kuno, dipuji oleh Shakespeare, dan juga disebut dalam Alquran, benar-benar sangat cerdas. "Kami sekarang memiliki bukti sugestif bahwa ada beberapa tingkat kesadaran pada lebah - bahwa ada perasaan, bahwa mereka memiliki keadaan seperti emosi," kata Lars Chittka, profesor ekologi sensorik dan perilaku di Queen Mary University of London, sepertyi dilansir The Guardian, Senin (18/7).
Chittka telah mempelajari lebah selama 30 tahun dan dianggap sebagai salah satu pakar terkemuka dunia dalam sistem sensorik dan kognisi lebah.
Dalam buku terbarunya, The Mind of a Bee, yang diterbitkan pada 19 Juli, ia berpendapat bahwa lebah membutuhkan perlindungan manusia, bukan hanya karena mereka berguna untuk penyerbukan tanaman dan keanekaragaman hayati, tetapi karena mereka mungkin makhluk hidup seperti halnya manusia yang memiliki kewajiban etis di dunia ini.
“Pekerjaan kami dan laboratorium lain telah menunjukkan bahwa lebah adalah individu yang sangat cerdas. Bahwa mereka dapat menghitung, mengenali gambar wajah manusia, dan mempelajari penggunaan alat sederhana dan konsep abstrak,” terang Chittka.
Menurut Chittka lebah memiliki emosi, dapat merencanakan dan membayangkan sesuatu, dan dapat mengenali diri mereka sendiri sebagai entitas unik yang berbeda dari lebah lainnya. Dia menarik kesimpulan ini dari eksperimen di laboratoriumnya dengan lebah pekerja betina. “Setiap kali seekor lebah mendapatkan sesuatu yang benar, dia mendapat hadiah gula. Begitulah cara kami melatih mereka, misalnya, untuk mengenali wajah manusia.”
Dalam eksperimen ini, lebah yang diperlihatkan beberapa gambar monokrom wajah manusia. Jika mereka mamu menebaknya akan diberi gula.“Kemudian, kami memberi mereka pilihan wajah yang berbeda dan tidak ada hadiah, dan bertanya: mana yang Anda pilih sekarang? Dan memang, mereka dapat menemukan yang benar dari berbagai wajah yang berbeda,” kata Chittka takjub.
“Mereka hanya membutuhkan beberapa kali sesi pelatihan untuk menjadi pengenal wajah yang mahir,“ imbuhnya.
Selain pintar mengenali wajah, lebah juga cerdas dalam menghitung. Dalam percobaan penghitungan, lebah dilatih untuk terbang melewati tiga tempat yang identik menuju sumber makanan. Setelah mereka terbang ke sana, para ilmuwan meningkatkan jumlah landmark (tempat yag telah diberi tanda) dengan jarak yang sama atau menguranginya. Ketika landmark ditempatkan lebih dekat satu sama lain, lebah cenderung mendarat lebih awal dari sebelumnya dan sebaliknya ketika landmark ditempatkan lebih jauh. “Jadi mereka menggunakan sejumlah landmark untuk mengatakan: ah ha, saya sudah terbang cukup jauh, ini tempat yang bagus untuk mendarat.”
Karena penandanya identik, dia bisa yakin lebah tidak mengidentifikasi yang tertentu ketika memutuskan seberapa jauh untuk terbang. “Mereka benar-benar bisa mendapatkan solusi hanya dengan menghitung jumlah landmark,” ujar Chittka.
Menurut dia lebah juga mampu membayangkan bagaimana sesuatu akan terlihat atau terasa: misalnya, mereka dapat mengidentifikasi bola secara visual yang sebelumnya hanya mereka rasakan dalam kegelapan – dan sebaliknya. Dan mereka dapat memahami konsep-konsep abstrak seperti “sama” atau “berbeda”.
Chittka juga menyebut lebah sebagai mahluk pembelajar yang baik. “Setelah Anda melatih satu individu di koloni, keterampilan menyebar dengan cepat ke semua lebah.” (M-4)
Penelitian ini berawal dari kearifan lokal masyarakat Jawa yang telah lama memanfaatkan sarang tawon angkut-angkut untuk menyembuhkan luka, terutama pada bekas khitan.
BPBD Sidoarjo sebelumnya melaporkan ada dua warga Sidoarjo tewas, akibat tersengat tawon vespa sepekan terakhir ini.
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, memusnahkan sarang tawon Vespa affinis. Tawon beracun tersebut sempat menyerang warga.
Jawa Barat, mengevakuasi sarang tawon di Kelurahan Kedungjaya, Kamis (22/2) malam. Sebelumnya, seorang warga berusia 50 tahun tewas tersengat tawon yang berasal dari sarang tersebut.
Tak hanya menewaskan balita, satu orang juga harus dirawat di rumah sakit akibat disengat tawon tersebut.
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok melakukan evakuasi terhadap sejumlah sarang tawon di sebuah pohon
APA kamu pernah merasa kulit terasa gatal saat memikirkan atau membicarakan tentang serangga? Hal ini terjadi bukan tanpa alasan karena ada alasan medis mengapa hal tersebut terjadi.
Perubahan iklim membuat serangga harus beradaptasi. Bagi yang bisa, mereka bertahan. Tapi bagi yang tidak, mereka akan punah.
Kalau dengar kata serangga, yang terlintas di benak orang biasanya semut, kecoa, atau nyamuk. Padahal serangga memegang peran kunci dalam hampir semua proses ekologi.
ANGGOTA Komisi IX DPR RI Alifudin menekankan bahwa usulan mengenai serangga sebagai lauk dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) perlu dikaji secara mendalam sebelum diterapkan.
Wacana penggunaan serangga seperti belalang dan ulat sagu dalam menu MBG hanya relevan untuk daerah tertentu yang memang memiliki tradisi mengonsumsinya.
Kepala Badan Gizi Nasional membantah akan memasukkan serangga seperti belalang dalam menu makan bergizi gratis (MBG)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved