Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
Waralaba minuman kopi Starbuck telah merilis rencana barunya untuk menghapuskan pemakaian cangkir sekali pakai sekaligus mendorong pelanggan untuk menggunakan cangkir yang dapat digunakan kembali (reusable).
Pada 15 Maret, Starbucks mengumumkan bahwa mereka telah menguji teknologi baru untuk membantu menghilangkan limbah yang dikirim ke tempat pembuangan sampah dari gerai dan lokasi operasi mereka dengan secara bertahap beralih dari cangkir plastik sekali pakai.
“Inovasi adalah bagaimana kita akan membangun babak berikutnya, memajukan dampak positif planet kita, dan dengan berani membayangkan kembali masa depan kita bersama,” kata Michael Kobori, Chief Sustainability Officer Starbucks, seperti dilansir CNBC. Tujuan perusahaan adalah untuk menciptakan "gerakan budaya" pada tahun 2025 di mana pelanggan dapat dengan mudah mengakses cangkir pribadi mereka atau Starbucks yang dapat digunakan kembali selama setiap kunjungan ke toko.
Pada akhir 2023, pelanggan akan memiliki kesempatan untuk menggunakan cangkir mereka sendiri di setiap toko Starbucks di Amerika Serikat dan Kanada. Mereka juga dapat melakukan ini melalui drive-thru Starbucks atau saat melakukan pemesanan di aplikasi seluler rantai.
Beberapa model pengoperasian telah dibuat untuk memungkinkan pemanfaatan cangkir yang dapat digunakan kembali menjadi lebih nyaman. Misalnya, perusahaan telah membuat program "Pinjam Piala", di mana pelanggan memesan minuman mereka dalam cangkir Starbucks yang dapat digunakan kembali. Cangkir itu kemudian akan dikembalikan ke salah satu toko, "dibersihkan secara profesional," dan kemudian "digunakan kembali oleh pelanggan Starbucks lainnya."
Dalam program lain yang disebut “Model Operasi yang Dapat Digunakan Kembali 100 persen”, gelas plastik sekali pakai dihilangkan seluruhnya. Ketika empat toko Starbucks di Jeju, Korea Selatan menguji metode ini, "diperkirakan 200.000 cangkir sekali pakai" berkurang dari tempat pembuangan sampah dalam tiga bulan pertama.
Menurut Amelia Landers, wakil presiden produk dan inovasi Starbucks, perusahaan melakukan "banyak tes" untuk memahami bagaimana cangkir yang dapat digunakan kembali menjadi hal yang paling mudah diakses. "Kami melakukan begitu banyak tes untuk memahami bagaimana itu paling nyaman bagi pelanggan kami dan tidak akan memperlambat jalur drive-thru untuk orang di belakang Anda dan juga ramah operasional untuk mitra kami, ”kata Landers kepada CNBC.
Mengenai cangkir dan tutup sekali pakai perusahaan, Kobori telah mengungkapkan bahwa produk-produk ini merupakan 40% dari limbah kemasan perusahaan, yang merupakan alasan besar mengapa Starbucks bertujuan untuk menghilangkannya. (M-2)
Passion Fuchsia Café mengusung konsep gaya hidup yang memadukan kuliner khas bintang Michelin dengan nilai-nilai emosional dan estetika perhiasan.
Terinspirasi dari karakter Dudu, yang jahil namun berhati baik, BRUU adalah tempat di mana keceriaan, kenyamanan, dan visual yang memanjakan.
Caffè Vergnano menghadirkan pengalaman kopi yang diwariskan selama lebih dari 140 tahun, mengusung tradisi dan kualitas khas Italia.
Sejenak berjalan kaki dari Taman Ayodia di kawasan Jalan Barito, Jakarta Selatan yang sejuk nan hijau kita akan berjumpa dengan Sunyi Coffee.
Pada kesempatan itu diperkenal biji kopi Caffe Vergnano variasi 1882 Original Blend, Espresso Crema, Espresso Whole Beans, dan Capsule Cremoso.
Sumber timbulan sampah ini berasal dari rumah tangga, pasar, perkantoran, serta horeka.
Momentum ibadah kurban menjadi kesempatan untuk menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan.
PERINGATAN Hari Raya Idul Adha 1446 H/2025 di Temanggung, Jawa Tengah, tahun ini dipastikan bebas sampah plastik
Sampah plastik bukan sekadar masalah lingkungan. Ini adalah masalah sistemik yang butuh solusi lintas sektor.
JURU Kampanye Isu Plastik dan Perkotaan Greenpeace Indonesia Ibar Akbar mengatakan upaya dalam mengurangi sampah plastik oleh Kementerian Lingkungan Hidup (Kemen LH) perlu didukung
Moorlife juga terus memperkuat posisinya lewat inovasi dengan memanfaatkan peluang di pasar dengan meluncurkan produk terbarunya yaitu Moorlife NexG.
Plastik mengandung beberapa zat-zat kimia berbahaya, seperti Bispehenol-A (BPA) dan PVC (Polyvinyl chloride). Zat ini tidak larut, sukar terurai, dan dapat berpindah saat terkena panas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved