Selama ini, penemuan arkeologis menunjukkan bahwa Neanderthal yang dikenal sebagai spesies manusia lainnya, telah menghilang dari Eropa sekitar 40.000 tahun lalu, atau tak lama setelah kedatangan Homo Sapiens 5.000 tahun sebelumnya. Namun, dalam penemuan baru yang dipimpin Ludovic Slimak dari University of Toulouse, Perancis itu diketahui bahwa kedatangan Homo sapiens di Eropa diperkirakan justru terjadi pada 54.000 tahun lalu.
Slimak dalam temuannya juga berhasil mengungkapkan bahwa dua spesies manusia itu rupanya pernah menghuni gua Mandrin, atau yang sekarang menjadi wilayah Rhone di selatan Prancis secara bergantian.
Dalam penelusurannya, mereka mengaku telah menemukan sebuah lapisan tanah di Mandrin atau yang kemudian disebut sebagai 'lapisan E'. Lapisan tersebut mengandung kurang lebih 1.500 titik batu api, yang memiliki tekstur lebih halus daripada yang ditemukan di lapisan atas dan bawahnya.
"Ukurannya sangat kecil. Beberapa di antaranya panjangnya bahkan kurang dari satu sentimeter. Titik ini menjadi suatu 'distandarisasi' dan belum pernah kita lihat sama sekali pada Neanderthal," terang Slimak, seperti dilansir dari AFP, Kamis, (10/2).
Dalam penelusuran kali ini, Slimak dan tim juga menemukan gigi susu Homo Sapiens. Temuan itu sebelumnya pernah mereka bandingkan dengan temuan dari situs Ksar Akil, yang berada di kaki Gunung Lebanon, atau yang dikenal sebagai salah satu jejak ekspansi Homo Sapiens ke timur Mediterania
Hasil perbandingan kemudian menunjukan adanya kecocokan, yang lantas membuat Slimak dan tim yakin bahwa temuan di situs Mandrin yang berupa sembilan gigi susu milik enam individu itu adalah jejak pertama ekspansi Home Sapiens ke Eropa barat.
"Fosil dari manusia modern ini menjadi bukti awal yang diketahui, tentang keberadaan manusia modern di Eropa barat", terang Natural History Museum London, yang turut mengonfirmasi temuan dalam sebuah pernyataan.
Slimak juga mengatakan bahwa Homo Sapiens mungkin telah menghabiskan waktu sekitar 40 tahun untuk menduduki wilayah Rhone. Dalam bayangannya, Neanderthal kemungkinan pernah menjadi semacam pemandu bagi Homo Sapiens ke satu wilayah dengan sumber daya terbaik.
"Inilah yang terjadi ketika orang Eropa Barat juga mulai melakukan ekspansi ke Amerika hingga Australia," katanya.
Ilmuwan Natural History Museum London, Chris Stringer mengatakan temuan kali ini sangat menarik dan telah menjadi bagian bagian tertentu dalam sebuah teka-teki tentang bagaimana dan kapan manusia modern tiba di Eropa.
"Memahami tumpang tindih di balik manusia modern dan hominin lain di Eurasia sangat penting untuk memahami lebih banyak tentang interaksi mereka, dan bagaimana kita menjadi spesies manusia terakhir yang tersisa," pungkasnya.