Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Film Autobiography Terapkan Syuting Sehat dan Manusiawi

Fathurozak
16/11/2021 08:13
Film Autobiography Terapkan Syuting Sehat dan Manusiawi
Poster Film Autobiography(dok. Kawan Kawan Media.)

Film Autobiography merupakan film cerita panjang debut dari sutradara Makbul Mubarak. Makbul sebelumnya telah menggarap beberapa film pendek, dan salah satunya, Ruah yang memenangkan Piala Citra sebagai film pendek terbaik pada FFI 2017.

Pada tahun itu pula, ide untuk menggarap proyek Autobiography tercetus. Proyek film ini mulanya ia utarakan pada produser Kawan Kawan Media Yulia Evina Bhara. Hingga kemudian keduanya berkeliling mencari pendanaan di beberapa forum lab dan pitching, dan terjadilah ko-produksi enam negara, Indonesia bersama Filipina, Jerman, Prancis, Polandia, dan Singapura.

Autobiography berkisah tentang Rakib (Kevin Ardilova) yang bekerja menjaga rumah kosong milik seorang pensiunan bernama Purna (Arswendy Bening Swara). Suatu hari, Purna pulang kampung untuk mencalonkan diri menjadi bupati di daerah itu. Rumah yang Rakib jaga kini tidak lagi kosong. Setiap hari, ia menemani Purna dalam banyak kegiatannya; berkampanye, memasang spanduk, dan lain sebagainya. Dalam sosok Purna, Rakib melihat sosok ayah yang didambakannya. Hingga pada suatu hari, suatu kejadian tak terduga mengubah semua itu.

Mengambil lokasi syuting di Bojonegoro, Jawa Timur, film ini juga dibintangi beberapa pemeran pembantu lokal yang Makbul casting secara langsung. Selain itu, Autobiography juga dibintangi di antaranya Lukman Sardi, Yudi Ahmad Tajudin, Yusuf Mahardika, Rukman Rosadi, Haru Sandra, dan almarhum Gunawan Maryanto.

“Film ini cerita kumpulan-kumpulan ketakutan semasa kecil saya yang kayaknya enggak resolve. Ada ketakutan dirisak sama anak yang lebih gede, dituduh nyolong nutrijel di supermarket. Ada banyak sekali ketakutan semasa kecil, yang kalau dipikir lagi itu sangat berkaitan dengan kekuasaan,” kata Makbul dalam konferensi pers virtual film Autobiography, Senin, (15/11).

Salah satu yang menarik  dalam produksi film ini, produser dan sutradara menerapkan syuting sehat. Karena bekerja sama dengan beberapa talenta internasional, juga turut membawa mereka untuk berubah secara sistem kerja. EB, sapaan Yuli, menerapkan syuting tidak lebih dari 12 jam per harinya.

“Bukan dari segi produksi saja. Pandemi mengajarkan kita banyak hal berubah. Definisi sinema juga berubah. Film Indonesia bagian dari industri global. Bukan cuma kolaborasi sisi financing, tetapi benar-benar kerja sama. Tentu untuk melakukan itu,  kalau enggak pandemi butuh system support yang sehat. Itu upaya yang bisa kami lakukan. Kalau mau membuat film Indonesia menjadi bagian film global, bisa persiapan dengan baik dan bisa terlaksana,” kata EB.

“Impaknya besar soal jam kerja. Sinema kita itu kebanyakan dibuat oleh sekumpulan orang kurang tidur. Kami berupaya menciptakan sinema dengan orang yang cukup tidur. Tidur itu sangat penting untuk kreativitas,” tambah Makbul.

Bintang utama Autobiography, Kevin Ardilova pun mengatakan banyak keuntungan saat desain kerja produksi diproyeksikan secara manusiawi. Menurutnya, itu membantunya sebagai aktor mengeksplorasi hal-hal lain.

“Kami punya kesempatan besar untuk membuat film yang bagus dan dengan cara yang manusiawi juga. Misal kami syuting maksimal 12 jam. Menurut saya itu adalah yang harus dilakukan semua produksi film. Dan ini kemajuan besar untuk film Indonesia. Karena dengan waktu yang sangat manusiawi tadi jadi punya banyak hal. kesempatan untuk eksplorasi, ngobrol antarpemain, sutradara, dan divisi lain. Jadi, karena dari waktu yang sangat baik itu semua orang juga mengerjakan ini dengan perasaan bahagia.” (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik