Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
GURUN pasir barang jelas bukan tempat yang ramah bagi makhluk hidup, termasuk tanaman. Namun, hukum tersebut tampaknya tidak berlaku untuk Welwitschia.
Tanaman yang banyak ditemukan di Gurun Namib, Afrika bagian selatan ini punya aspek genetik yang membuatnya mampu hidup dengan baik di daerah yang kerontang itu. Bahkan, pakar Genetika Tanaman Queen Mary University of London, Inggris, Andrew Leitch menjelaskan tanaman ini bisa hidup ribuan tahun dan tidak pernah berhenti tumbuh.
Sebuah penelitian yang baru-baru ini terbit di jurnal Nature Communications telah berhasil mengurai rahasia genetik, di balik tanaman yang dalam bahasa Afrika disebut 'tweeblaarkanniedood' atau yang berarti 'dua daun yang tidak bisa mati' ini. Pakar Botani dari Fairy Lake Botanical Garden di Shenzhen, Tiongkok yang mengerjakan penelitian ini yakni Tao Wan, mengatakan informasi genetik atau genom Welwitschia pada dasarnya mencerminkan lingkungan tanaman yang gersang dan miskin nutrisi.
"Sekitar 86 juta tahun yang lalu, setelah kesalahan dalam pembelahan sel, seluruh genom Welwitschia berlipat ganda selama masa kekeringan yang meningkat dan berkepanjangan di wilayah tersebut atau yang mungkin menjadi pembentukan Gurun Namib itu sendiri," kata Wan, seperti dilansir dari Independent, Rabu, (25/8).
Aktivitas paling dasar untuk menunjang kehidupan Welwitschia, lanjut Wan, ialah replikasi DNA. Namun, jika Welwitschia memiliki genom yang besar, maka ia akan membutuhkan energi berlebih untuk menunjang kehidupan terutama di 'lingkungan yang keras'.
Lebih dari itu, jika sebagian besar genom Welwitschia adalah sekuen DNA yang mampu mereplikasi 'sampah', berarti ia akan memiliki sekuen DNA berulang dengan pola menyebar atau yang disebut 'retrotransposon'. Wan dan tim selanjutnya memrediksi bahwa Welwitschia telah mengalami ledakan retrotransposon 1 hingga 2 juta tahun silam. Fenomena itu kemungkinan besar turut dipengaruhi peningkatan tekanan suhu di lingkungan.
"Proses ini, bersama dengan kekuatan selektif lainnya, secara drastis telah mengurangi ukuran dan kebutuhan energi pada DNA Welwitschia sehingga memunculkan genom yang lebih efisien dan berkebutuhan rendah," imbuh Wan.
Perubahan genetik ini pada gilirannya juga turut memengaruhi perubahan bentuk daun Welwitschia. Tiap tanaman, umumnya mengalami pertumbuhan daun pada ujung batang atau cabangnya. Tapi ujung batang asli Welwitschia justru sudah mato, sehingga daunnya kini justru keluar dari area rentan atau sel-sel segar tanaman yang sedang tumbuh.
Dalam kondisi dunia yang kini semakin panas, materi genetik Welwitschia dianggap Wan dan tim dapat lebih memudahkan manusia untul membiakkan tanaman yang lebih keras dan minim air. “Ketika kami melihat tanaman mampu hidup di lingkungan ini begitu lama dan melestarikan DNA serta proteinnya, saya benar-benar merasa seperti kita dapat menemukan petunjuk bagaimana meningkatkan pertanian,” kata Leebens-Mack. (M-1)
SAINS tidak harus rumit, teknologi tidak harus mahal, dan matematika tidak harus menakutkan. Justru sebaliknya, semua itu bisa dekat, terjangkau, relevan, dan menyenangkan.
Apakah dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika semua nyamuk tiba-tiba lenyap?Seorang Medical Scientist dmemberikan penjelasan mengenai dampak hilangnya nyamuk dari muka bumi.
KEMENTERIAN Agama terus memperkuat kajian terkait integrasi Islam dan sains, terutama dalam konteks kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Pelajari induksi elektromagnetik: prinsip dasar, hukum Faraday, dan aplikasi revolusioner dalam teknologi modern.
INOVASI berbasis sains dibutuhkan untuk mencapai kemajuan di bidang pertanian dan kesehatan Tanah Air. Peningkatan pengetahuan petani akan teknologi pertanian terkini jadi salah satunya.
Jika generasi muda Indonesia tidak tertarik pada sains, tentu akan membuat semakin tertinggal dalam persaingan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved