Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Menurut data riset kesehatan Kementrian Kesehatan pada 2018, stroke menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia.
Penyakit ini terjadinya karena kondisi saat pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di tubuh. Area otak yang tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi mengakibatkan sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Akibatnya, bagian tubuh yang dikendalikan otak yang rusak tidak berfungsi dengan baik.
Menurut Asosiasi Jantung Amerika, aktivitas berjalan kaki sama efektifnya dengan berlari dalam pencegahan penyakit jantung dan stroke. Sebab, aktivitas ini dapat membantu mencegah tekanan darah, kadar kolesterol, dan sirkulasi darah.
Studi baru menemukan mereka yang setelahj terkena stroke rutin berjalan kaki atau berkebun setidaknya tiga hingga empat jam per minggu, atau bersepeda setidaknya dua hingga tiga jam per minggu, atau yang setara, setelah mungkin memiliki risiko kematian dini sekitar 54% lebih rendah dari sebab apa pun.
Penelitian yang telah diterbitkan dalam Neurology secara online pada 11 Agustus 2021, jurnal medis American Academy of Neurology mengungkapkan manfaat paling besar bagi penderita stroke yang lebih muda. Ketika seseorang di bawah usia 75 tahun berolahraga setidaknya dalam jumlah itu, risiko kematian mereka berkurang hingga 80%.
"Hasil kami menarik, karena hanya tiga hingga empat jam seminggu berjalan kaki dikaitkan dengan penurunan besar dalam kematian, dan itu mungkin dapat dicapai oleh banyak anggota masyarakat dengan stroke sebelumnya. Selain itu, kami menemukan orang-orang mencapai manfaat yang lebih besar dengan berjalan enam hingga tujuh jam per minggu. Hasil ini mungkin memiliki implikasi untuk pedoman bagi penderita stroke di masa depan," kata penulis studi Raed A. Joundi, MD, DPhil , dari University of Calgary di Kanada dan anggota American Academy of Neurology, seperti dikutip dari sciencedaily.com, Rabu (11/8).
Studi ini menyelidiki sekitar 895 orang dengan usia rata-rata 72 yang sebelumnya pernah mengalami stroke dan 97.805 orang dengan usia rata-rata 63 tahun yang tidak pernah mengalami stroke.
Orang yang pernah menderita stroke yang berusia di bawah 75 tahun dan memenuhi tingkat aktivitas fisik minimum sekitar 80% , lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal selama masa tindak lanjut studi dibandingkan mereka yang tidak.
"Hasil kami menunjukkan bahwa melakukan aktivitas fisik dalam jumlah minimum dapat mengurangi kematian jangka panjang dari penyebab apa pun pada penderita stroke," kata Joundi. (M-4)
Banyak perempuan, terutama ibu muda, memilih lari sebagai pilihan olahraga. Persiapan dan pemahaman yang tepat sangatlah penting untuk Pemula menghindari cedera dan menjaga konsistensi.
Ternyata, terdapat sebuah penelitian baru yang menunjukkan bahwa rajin berolahraga bisa membantu menutunkan tingkat depresi.
Pelatih mobilitas Dana Santas menyatakan peningkatan mobilitas tidak selalu berkaitan dengan peregangan.
Hasil survei Adidas dan White Ribbon menunjukkan sebagian besar pelari perempuan merasa khawatir akan keselamatan mereka. Tapi apakah pakaian mereka yang menjadi pemicu?
Latihan kebugaran biasanya berfokus pada gerakan maju-mundur, tetapi gerakan lateral atau samping juga penting untuk keseimbangan otot dan pencegahan cedera.
Batu ginjal, atau yang dikenal dengan istilah medis nefrolitiasis, adalah kondisi umum di mana material keras terbentuk di ginjal dan menyebabkan rasa sakit yang parah saat kemih keluar.
Penanganan dasar aritmia yang tidak tepat bisa menyebabkan kematian secara mendadak.
Serangan jantung merupakan kondisi serius yang memerlukan penanganan segera dan dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia atau jenis kelamin.
Penyakit jantung bawaan merupakan suatu kelainan struktural atau fungi pada jantung atau pembuluh darah besar pada jantung yang muncul sejak lahir.
Pemasangan ring di saluran pembuluh darah koroner tidak memiliki jaminan permasalahan akan selesai 100 persen.
Penanganan penyakit jantung koroner yang baik dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved