Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
Penata artistik Jay Subyakto mendorong Pemerintah untuk mengizinkan konsep konser-konser musik di luar ruangan atau “outdoor” pasca pandemi berhasil dikendalikan dan kegiatan- kegiatan yang mengumpulkan orang banyak sudah boleh kembali dilakukan.
Konsep itu didukungnya karena dengan demikian penerapan protokol kesehatan masih tetap bisa dilakukan khususnya dari segi menjaga jarak dan membatasi kerumunan, tak tertinggal juga sirkulasi udara yang bagus dan mumpuni.
“Konser pascapandemi ini ya yang paling aman menyelenggarakan konser di alam terbuka. Karena selain aman dari segi protokol kesehatan apalagi soal jaga jarak dan udara yang lebih bersih itu bisa diwujudkan, " kata Jay dalam konferensi pers virtual, Selasa.
"Ini cara untuk menghadirkan pertunjukan langsung dengan aman karena mau bagaimanapun pertunjukan musik secara online atau daring itu emosinya gak sama. Tetap konser di luar secara langsung itu tidak akan tergantikan,” kata Jay yang ahli menangani dan menciptakan berbagai konser musik di kancah nasional.
Konser di luar ruangan seperti di hutan konservasi, atau di lokasi- lokasi bersejarah seperti Candi atau pun peninggalan sejarah lainnya juga dapat menjadi ide yang brilian untuk menghadirkan suasana baru dalam sebuah pertunjukan musik.
Menurutnya dengan menggali potensi sebenarnya dari kekayaan alam dan sejarah yang tersedia di Indonesia, maka para seniman dan musisi di Tanah Air bisa mengekspresikan karyanya dengan optimal dan tak kalah bersaing dengan musisi internasional.
“Kita ini punya banyak bangunan heritage yang luar biasa. Kita harus bisa jadikan mereka sebagai lokasi pertunjukan yang tidak pernah dilihat. Jangan terus menerus mengacu pada konser di Barat, karena potensi Indonesia itu sebenarnya lebih hebat,” ujar pria yang juga aktif sebagai sutradara film itu.
Ia pun mengungkapkan beberapa keuntungan mengadakan konser di luar ruangan seperti di alam terbuka hijau misalnya seperti di hutan- hutan yang ada di Lembang, Jawa Barat.
Para audiens tidak hanya terhibur oleh alunan musik dan lagu yang dibawakan oleh para musisi, namun mereka juga bisa mengenal, melihat, dan belajar berbagai jenis tumbuhan yang ada dan identik sebagai pabrik oksigen yang membantu manusia untuk tetap hidup di bumi ini.
Jay pun menyebutkan konser yang diarahkannya di luar ruangan dan berhasil mendapat ulasan baik yaitu “Forestra 2019” juga menerapkan cara serupa.
Pada saat musisi dan alam menyatu, para pengunjung pun bisa teredukasi karena bisa mengenal banyak varian tanaman anggrek yang totalnya lebih dari 100 koleksi dan tumbuh secara alami lewat proses alamiah.
Maka dari itu ia mendorong pemerintah agar bisa menerapkan dan mendukung konsep konser di luar ruangan itu. (Ant/OL-12)
Lagu ini menghadirkan warna musik dari Wijaya 80 yang lebih ringan dan enerjik sekaligus jadi komposisi dengan nuansa paling menyenangkan dalam karya-karya mereka sejauh ini.
Di awal kemunculannya, Berdiri Teman adalah katalis yang membesarkan nama Closehead dan menjadi entitas yang tidak terpisahkan dari Closehead itu sendiri, bahkan hingga saat ini.
Singel Tak Halu Lagi dari Maulana Ardiansyah menceritakan saat seseorang akhirnya menemukan cinta sejatinya dan tidak lagi berhalusinasi.
Vokalis CVIRO dan produser GXNXVS kembali menampilkan kemampuan mereka untuk memadukan gaya bermusik yang berbeda dalam lagu Were You Down?.
Hayley Williams menulis, memainkan, dan merekam berbagai instrumen di tiap lagu dengan sejumlah kontribusi dari dua rekan kolaboratornya Brian Robert Jones dan Joey Howard.
Mulai Jumat (1/8), Hiladies bersama dengan labelnya Hits Records merilis lagu Adilkah di toko musik digital dan radio di seluruh Indonesia.
Di kampusnya di New York, Azel juga mengasah kemampuannya sebagai produser dan penulis lagu.
Patras terinspirasi dari band-band seperti The Killers, The Smiths, The Cure, dan juga Slowdive.
Keramas Aero Park sebagai tempat acara merupakan lokasi yang strategis karena bisa menjangkau lebih banyak para audiens dari lintas kota, tidak hanya dari Gianyar.
Mini konser Ungu ini sekaligus menjadi momen bagi Crane Lounge Jakarta untuk mengenalkan konsep lounge terbarunya.
Festival musik metal Hammersonic 2024 yang dipromotori Ravel Entertainment tersebut digelar di Pantai Carnaval Ancol, Jakarta, 4-5 Mei lalu.
Dino Hamid memproduksi konser di tengah hamparan salju di tengah suasana panas Indonesia dengan dipromotori JXB.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved