Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
KOMET antarbintang yang belum lama ini diamati para ilmuwan merupakan benda paling murni (pristine) dari luar angkasa yang pernah terlihat di Tata Surya kita. Sepasang penelitian yang dirilis Selasa (30/3) merinci karakteristik uniknya.
Pristine, dalam istilah astronomi, menggambarkan komet yang tidak pernah cukup dekat dengan sebuah bintang sehingga material maupun bentuknya tidak/belum berubah karena dampak panasnya yang membakar.
2I / Borisov, demikian nama komet tersebut, ditemukan pada 2019 oleh astrofisikawan Ukraina Gennady Borisov di Observatorium MARGO di Krimea. Benda luar angkasa itu merupakan objek antarbintang kedua yang terdeteksi di sistem planet kita. Objek yang pertama asteroid yang dikenal sebagai Oumaumua, membingungkan para ilmuwan karena sifat-sifatnya yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kedua objek tersebut memiliki lintasan yang tidak terikat oleh Matahari. Hal ini menunjukkan bahwa mereka datang melalui kekosongan ruang angkasa yang dalam dari Tata Surya lain.
Menulis di jurnal Nature Communications, tim internasional menggambarkan bagaimana koma (selubung samar di sekitar inti komet) 2I / Borisov, terpolarisasi cahaya pada tingkat yang lebih tinggi daripada komet biasa.
Hal Ini menjadi bukti bahwa komet tersebut mungkin tidak lewat sangat dekat dengan bintangnya sendiri sebelum memulai perjalanan antarbintangnya. Sebab, panas dari sebuah bintang dapat menguapkan partikel es komet dan membebaskan partikel debu. Partikel yang lebih ringan membentuk ekor komet, sementara yang lebih berat jatuh kembali ke permukaannya, membentuk kerak.
Mengamati ekor komet dapat membantu para ilmuwan melihat seberapa murni atau utuh komet itu.
Salah seorang penulis penelitian Lioudmila Kolokolova dari Departemen Astronomi Universitas Maryland menjelaskan, temuan tersebut dengan mengacu pada koma, awan gas dan partikel yang menyelimuti inti komet.
"Karena kami telah mengamati koma yang sangat homogen, tanpa tanda-tanda dan fitur lainnya, kami menduga komet tersebut tidak memiliki kerak. Jadi ini benar-benar benda murni, tidak banyak terpengaruh oleh radiasi dan partikel bermuatan," katanya kepada AFP.
Para peneliti mengatakan bahwa hanya satu komet lain - Hale-Bopp, yang ditemukan oleh astronom amatir pada tahun 1995, yang memiliki cahaya terpolarisasi serupa.
Penelitian kedua
Adapun makalah pada penelitian kedua, yang diterbitkan di Nature Astronomy, menganalisis debu pada koma 2I / Borisov dan menemukan itu terdiri dari kerikil kecil.
Menurut mereka, debu kerikil padat ini mungkin dihasilkan dari pembentukannya. Mungkin karena pengadukan gravitasi oleh planet-planet raksasa seperti di tata surya kita sendiri," ujar penulis utama Bin Yang, astronom di European Southern Observatory.
Dia mengatakan indikasi komposisi 2I / Borisov sangat mirip dengan komet tata surya.
“Kemungkinan ada lebih banyak objek antarbintang di luar sana, di ruang angkasa yang luas daripada dua yang diamati sejauh ini di Tata Surya kita. Kami pikir ada banyak asteroid dan komet di sekitar bintang lain," katanya kepada AFP.
Menurut Yang, namun,karena jarak yang sangat jauh dari kita (bumi) dan bintang-bintang lain, kemungkinan menemukan benda-benda yang berkeliaran ini sangat rendah. “Bahkan dengan menggunakan teleskop terbesar yang tersedia untuk berburu komet, para ilmuwan berharap dan kemungkinan hanya menemukan satu objek seperti itu setiap tahun,“ katanya. (AFP/M-4)
Komet C/2025 F2 (SWAN), yang berasal dari Awan Oort, sedang melintasi tata surya dan diprediksi bisa terlihat dari Bumi hingga awal Mei 2025.
Ilmuwan Tiongkok mengungkap fenomena efek roket yang memicu pergerakan tiba-tiba bongkahan batu di permukaan komet.
Pada awal tahun 2025, Komet ATLAS C/2024 G3, yang diperkirakan menjadi komet paling terang tahun ini, akan mencapai titik terdekatnya dengan Matahari pada 13 Januari.
Tahun 2025 diprediksi menjadi tahun penting dalam sejarah penemuan benda langit, dengan peningkatan signifikan dalam penemuan komet gelap yang belum teridentifikasi.
Para ilmuwan menemukan tujuh komet gelap baru, sehingga totalnya menjadi 14 objek misterius ini.
Pembahasan kita kali ini akan dibatasi pada benda langit yang memberi banyak pengaruh terhadap kehidupan di Bumi. Apa saja itu? Yuk belajar benda langit dalam Tata Surya.
Strawberry Moon mungkin salah satu fenomena bulan yang paling populer, tapi tahukah kamu bahwa ada banyak fenomena bulan lainnya selain Strawberry Moon yang terjadi sepanjang tahun
Di pusat galaksi ini, terdapat lubang hitam supermasif yang tak hanya mengonsumsi materi, tetapi juga melemparkan angin gas dengan kecepatan tinggi
Jelajahi keindahan tersembunyi Matahari! Temukan lapisan-lapisannya yang menakjubkan, dari fotosfer hingga korona, dan ungkap misteri energi dahsyatnya.
Awan Oort, cangkang luas yang terdiri dari benda-benda es di tepi tata surya, mungkin memiliki sepasang lengan spiral yang membuatnya menyerupai galaksi miniatur
Pada Jumat, 28 Februari 2025, esok hari dunia akan menyaksikan fenomena astronomi langka yang dikenal sebagai parade planet.
Sejak 2021, pemerintah dan ormas Islam di Indonesia telah memperbarui kriteria penentuan hilal, yakni tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved