Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
ILMUWAN Tiongkok mengungkap fenomena "efek roket" yang memicu pergerakan tiba-tiba bongkahan batu di permukaan komet. Fenomena ini terjadi akibat sublimasi es volatil yang tidak merata, menghasilkan daya dorong yang mendorong batu melintasi permukaan.
Penelitian yang dipublikasikan di The Astrophysical Journal ini didasarkan pada data misi Rosetta dari Badan Antariksa Eropa (ESA) yang mengamati komet 67P antara 2014 dan 2016. Pada 2015, wahana Rosetta mendeteksi pergeseran batu sejauh 140 meter ke utara, tepat dekat perihelion komet.
Tim yang dipimpin Shi Xian dari Observatorium Astronomi Shanghai menganalisis gambar beresolusi tinggi serta data termal. Mereka menemukan bahwa pemanasan asimetris di dalam bongkahan batu menyebabkan sublimasi eksplosif es volatil di satu sisi, menciptakan dorongan bersih yang menggerakkan batu tersebut.
Peneliti juga memetakan kronologi pergerakan dan perubahan area sekitarnya. Mereka mencatat semburan debu pada malam hari setelah pergeseran batu, kemungkinan akibat terpaparnya lapisan es di bawahnya.
Sebagai sisa tata surya purba, komet menawarkan wawasan penting tentang pembentukan tata surya. "Memahami mekanisme aktivitas komet dapat membantu mengungkap evolusi sistem planet dan asal usul kehidupan," ujar Shi. (XinhuaNet/Z-10)
Komet C/2025 F2 (SWAN), yang berasal dari Awan Oort, sedang melintasi tata surya dan diprediksi bisa terlihat dari Bumi hingga awal Mei 2025.
Pada awal tahun 2025, Komet ATLAS C/2024 G3, yang diperkirakan menjadi komet paling terang tahun ini, akan mencapai titik terdekatnya dengan Matahari pada 13 Januari.
Tahun 2025 diprediksi menjadi tahun penting dalam sejarah penemuan benda langit, dengan peningkatan signifikan dalam penemuan komet gelap yang belum teridentifikasi.
Para ilmuwan menemukan tujuh komet gelap baru, sehingga totalnya menjadi 14 objek misterius ini.
Pembahasan kita kali ini akan dibatasi pada benda langit yang memberi banyak pengaruh terhadap kehidupan di Bumi. Apa saja itu? Yuk belajar benda langit dalam Tata Surya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved