Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
SAAT meneliti beberapa fragmen lukisan kuno dari Mesir yang berusia 4600 tahun, Dr. Anthony Romilio peneliti Universitas Queensland, Australia, kagum terhadap sebuah lukisan yang memuat beberapa ekor angsa berbintik.
Romilio mengatakan bahwa unggas tersebut aneh karena mirip seperti angsa modern berdada merah (Branta ruficollis). Namun, unggas yang terdapat dalam lukisan tersebut memiliki warna dan pola berbeda yang sangat mencolok pada tubuh, wajah, dada, sayap dan kakinya. Romilio pun memuji jika angsa tersebut cantik.
"Lukisan itu adalah Angsa Meidum, unggas yang telah lama dikagumi sejak ditemukan pada tahun 1800an dan digambarkan sebagai 'Mona Lisa Mesir'," terang Dr Romilio seperti dilansir phys.org, Rabu (24/2).
Namun anehnya tidak ada tulang dari spesies angsa itu yang ditemukan di situs-situs arkeologi di Mesir. "Anehnya, tidak ada tulang yang serupa yang ditemukan di situs-situs ini," lanjut Romilio.
Ia pun mengungkapkan jika dari perspektif zoologi, lukisan tersebut adalah satu-satunya dokumentasi tentang angsa berpola khas itu. Sebabnya, spesies angsa itu diyakini telah punah secara global. Penemuan angsa tersebut juga telah dipublikasikan di Journal of Archaeological Science: Reports, Selasa (23/2) lalu.
Romilio mengungkapkan bahwa hewan-hewan yang terdapat dalam karya seni kuno bukanlah fiksi. Ia percaya jika hewan-hewan itu pasti telah diidentifikasi, tetapi tidak semua spesies terkonfirmasi secara ilmiah.
"Saya menerapkan kriteria Tobias pada angsa, metode tersebut sangat efektif dalam mengidentifikasi spesies — menggunakan pengukuran kuantitatif fitur utama burung — dan sangat memperkuat nilai informasi bagi ilmu zoologi dan ekologi," paparnya.
Mesir tidak selalu didominasi gurun dan padang yang tandus, di masa lalu menurut Dr Romilio, Mesir juga memiliki sejarah keanekaragaman hayati, dan daerahnya kaya akan spesies yang punah. "Budaya kuno Mesir muncul ketika Sahara masih hijau dan ditutupi padang rumput, danau, dan hutan, yang dipenuhi dengan beragam hewan, banyak di antaranya yang kemudian digambarkan di makam dan kuil," katanya.
Romilio mengatakan bahwa lukisan yang dia teliti berasal dari makam Nefermaat dan Itet di Meidum dan sekarang berada di Museum Barang Antik Mesir di Kairo. Angsa tersebut diyakini pula hidup lebih awal dibanding sapi modern (auroch), antelop, dan keledai.
Secara luas, menurutnya, karya seni kuno memberikan wawasan budaya dan catatan grafis berharga mengenai kekayaan fauna di masa lampau. Dari situ pula maka manusia saat ini bisa menggali informasi mengenai bentuk kehidupan manusia masa lalu. ang hidup berdampingan dengan manusia. (M-1)
PELESTARIAN dan pemanfaatan situs purbakala harus terus dilakukan. Salah satunya untuk mendukung upaya mewujudkan ketersediaan sarana pendidikan yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Pemanfaatan situs arkeologi harus benar-benar mengacu pada kelestarian situs tersebut. Jangan kemudian ada kegiatan di luar kemanfaatan dibiarkan.
cagar budaya harus sudah ditetapkan oleh pemerintah daerah, maka berlaku hukum pidana bagi siapa pun yang berusaha mengubah atau menggantinya
Iwan berharap turnya di 25 kota ini dapat membawa pesan dan inspirasi perdamaian. Hal itu mengingat perang di berbagai belahan dunia semakin mengkhawatirkan.
TIM EKSKAVASI Situs Keputren Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kerto - Pleret di Kapanewon Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menemukan artefak fragmen gerabah yang diduga wadah air terbuka.
Destinasi wisata sejarah situs kebudayan Megalitikum di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
MESKIPUN menghadapi penangkapan, deportasi, dan konfrontasi dengan aparat keamanan Mesir, sejumlah peserta Global March to Gaza atau Konvoi Global ke Gaza tetap bersikeras bertahan di Kairo.
11 WNI yang tergabung dalam kelompok independen The Strong Minor Project (TSMP) telah memutuskan untuk kembali ke tanah air setelah sebelumnya berencana mengikuti aksi Global March to Gaza.
DI media sosial, viral 10 warga negara Indonesia (WNI) yang ingin bergabung dalam gerakan Konvoi Global ke Gaza terkena ancaman polisi Mesir.
MENTERI Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Rabu (11/6) meminta Mesir untuk mencegah para aktivis mencapai perbatasan Mesir dengan Jalur Gaza dan memasuki wilayah Palestina.
SEBANYAK 12 aktivis di kapal Madleen gagal menembus blokade Israel. Namun gerakan itu membakar ribuan aktivis lain sedunia untuk meluncurkan Konvoi Global ke Gaza.
PRESIDEN Mesir Abdel Fattah Al Sisi melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian untuk membahas pentingnya mencegah eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved