Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Balada Penari Barongsai Perempuan di Vietnam

Adiyanto
04/2/2021 15:05
Balada Penari Barongsai Perempuan di Vietnam
Penari Barongsai di Vietnam(Manan VATSYAYANA / AFP)

PADA siang hari, Le Yen Quyen bekerja sebagai apoteker di klinik kesehatan di Delta Mekong, Vietnam. Di malam hari, dia menari di bawah kepala singa di tiang logam tinggi yang berbahaya, mempraktikkan gerakannya menjelang perayaan Tahun Baru Imlek.

Quyen, 27, adalah salah satu wanita pertama yang bergabung dengan kelompok barongsai Tu Anh Duong, di mana pemainnya meniru gerakan naga yang membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat.

Ditemui sore menjelang malam di kota selatan Can Tho, dia baru saja menyempurnakan aksi yang akan dia pamerkan selama liburan Tahun Baru Tet di Vietnam, yang dimulai minggu depan. Bayi perempuannya, yang menemaninya latihan, terlihat dari pinggir lapangan.

"Untuk menjadi ahli dalam barongsai, Anda harus bersabar dan berani mengambil risiko," kata Quyen, yang suaminya juga seorang penari dalam rombongan tersebut, kepada AFP.

"Sangat sulit pada awalnya. Tangan dan kaki saya cedera."

Pusat panggung dari penampilan mereka adalah 21 tiang logam, beberapa setinggi lebih dari dua meter (6,6 kaki). Tiang-tiang itu harus dilompati oleh para penari untuk melambangkan tahapan kehidupan yang menantang dan harus diatasi.

Di atasnya lagi adalah tiang setinggi tujuh meter (23 kaki), tempat utama untuk memamerkan lika-liku tarian barongsai yang kompleks.

Sebagai pemegang sabuk hitam Taekwondo, Quyen memiliki kelincahan dan kekuatan untuk menekuni tarian yang umumnya dilakukan  laki-laki selama berabad-abad ini di Vietnam dan negara Asia lainnya.

Awalnya, Quyen juga harus pernah ditolak dari komunitas lokal. “Namun, bakat saya itulah yang akhirnya meyakinkan mereka,“ kata Quyen, yang telah meraih puluhan medali emas di kompetisi barongsai, baik lokal maupun nasional.

"Saya bangga menjadi orang yang menginspirasi gadis-gadis lain," ujarnya.

Kata Quyen, saat ini, ada 20 perempuan di rombongan itu. Salah satunya adalah Luu Thi Kim Thuong. Perempuan berusia 17 tahun ini mendaftar dengan empat temannya, meski awalnya takut ketinggian. "Ketika saya berlatih di awal, saya takut ... dan saya tidak bisa naik ke puncak. Tapi secara bertahap, saya naik lebih tinggi dan lebih tinggi dari hari ke hari," kata Thuong yang butuh waktu tiga bulan untuk berani mendaki tiang tertinggi. (AFP/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya