Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
CATATAN Napoleon Bonaparte tentang kemenangannya yang menakjubkan pada pertempuran Austerlitz, yang didiktekannya di pengasingan di pulau Saint Helena, akan dijual di Paris akhir bulan ini.
Pada naskah setebal 74 halaman itu, yang didiktekan kepada ajudan setianya Jenderal Henri-Gatien Bertrand, terdapat beberapa koreksi dari sang kaisar. Ia mencoret beberapa kata dan menambahkan komentar di pinggir halamannya dengan tulisan kecil.
Catatan Napoleon tentang pertempuran di tahun 1805 dengan pasukan Rusia-Austria, yang dianggap sebagai kemenangan militer terbesarnya, menyajikan secara rinci peristiwa itu, mulai dari persiapan hingga pertempuran, dilengkapi dengan rencana pertempuran yang dibuat oleh Bertrand di atas kertas kalkir.
Dalam catatan itu, Napoleon tidak menyebut dirinya sebagai orang pertama, melainkan memilih untuk mengawali pidatonya dengan kata “kaisar". Dalam waktu sekitar sembilan jam, pada 2 Desember 1805, sekitar 75.000 tentara Grande Armee Napoleon mengalahkan pasukan Rusia-Austria yang lebih besar di Austerlitz, di tempat yang saat itu merupakan wilayah kekaisaran Austria.
Penjualan catatan ini dilakukan di awal tahun yang menandai peringatan dua abad kematian Napoleon. Naskah tersebut hadir dengan banderol satu juta euro dan akan dipamerkan pada 27-30 Januari di galeri Paris, Arts et autographes, Prancis. Para kolektor dapat mengatur jadwal untuk melihat naskah secara langsung atau melalui internet.
Pemilik galeri Jean-Emmanuel Raux, seorang kolektor memorabilia kekaisaran Prancis, menemukan manuskrip itu dalam sekumpulan dokumen milik ahli waris Bertrand. "Itu adalah dokumen paling menakjubkan tentang sejarah Prancis yang bisa Anda temukan di koleksi pribadi," katanya. (AFP/M-4)
Punya rencana liburan yang berbeda dari biasanya? Mengunjungi museum olahraga di berbagai penjuru dunia bisa jadi pilihan liburan yang tak hanya menghibur, tetapi juga penuh dengan sejarah.
UPAYA segera menindaklanjuti proses repatriasi sejumlah benda bersejarah ke tanah air merupakan bagian penting dalam pembangunan sektor kebudayaan nasional.
Pengetahuan tentang kriteria sebuah warisan zaman dulu dapat diklasifikasikan sebagai cagar budaya masih minim di tengah masyarakat Indonesia.
Pada Juli lalu, kolektor seni asal Australia, Michael Abbot telah menghibahkan enam lembar Al-Quran tulis tangan abad ke 17 kepada Museum Negeri NTB.
Selama kunjungan ke Burkina Faso pada 2017, Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji untuk mengembalikan ‘warisan’ Afrika ini dalam waktu lima tahun.
Benda-benda yang disita itu antara lain, patung gajah batu kapur dari Timur Tengah kuno hingga sebuah patung abad ketujuh dari Tiongkok.
PENELITI senior BRIN Lili Romli menyayangkan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon tentang tidak adanya bukti yang kuat terjadinya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Menurutnya, pengingkaran terhadap peristiwa tersebut adalah bentuk penghapusan jejak sejarah Indonesia.
Proyek penyusunan ulang sejarah Indonesia ini sangat problematik dan potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.
Pegiat HAM Perempuan Yuniyanti Chizaifah menegaskan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut tidak ada pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa dalam tragedi Mei 1998
Djarot mengatakan penulisan sejarah seharusnya berdasarkan fakta, bukan berdasarkan kepentingan politik. Maka dari itu, ia mengingatkan agar sejarah tidak dimanipulasi.
KETUA DPR RI Puan Maharani menanggapi rencana Kementerian Kebudayaan untuk menjalankan proyek penulisan ulang sejarah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved