Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Duh Kasihan, Ratusan Kucing ini Terlantar Lantaran Pandemi

Adiyanto
17/1/2021 19:00

PANDEMI covid-19 tidak hanya berdampak pada kehidupan manusia. Kucing pun terkena imbas wabah mematikan ini. Di Siprus, hewan peliharaan tersebut berkeliaran di jalan di tengah cuaca dingin. Para sukarelawan menduga hal ini lantaran sang majikan tidak lagi mampu mengurus kucing-kucing mereka karena sulitnya ekonomi.

Di tempat perlindungan kucing yang terletak di perbukitan dekat Paphos, di pulau Mediterania Siprus,para sukarelawan berjuang mengurus sejumlah hewan terlantar tersebut.

"Ada peningkatan sekitar 30% dari kucing yang sebelumnya dimiliki dan dirawat, kini telah ditinggalkan pemiliknya yang meninggalkan pulau itu,” keluh Dawn Foote, 48, yang mengelola pusat penyelamatan Kucing Tala.

"Orang-orang saat ini tidak punya uang, dan mahal untuk membawa kucing ke negara lain. Anda harus membayar paspor dan membayar operator transportasi," kata Foote, tentang para eksptariat yang kini banyak meninggalkan pulau itu.

Menurut dia, kini semakin banyak kucing terlantar, sebagian juga karena penduduk setempat tidak lagi mampu membeli makanan hewan atau biaya untuk ke dokter hewan.

Kucing-kucing ini, kata Foote, semakin kesulitan bertahan hidup karena sejumlah restoran tutup sehingga  mereka tidak bisa mendapat sisa makanan. Saat ini ada sekitar 800 kucing berkeliaran di wilayah Tala Cats, tanah milik Biara Agios Neophytos. Lokasinya tepat, karena mereka sukar berkembang biak, sebab semua kucing yang masuk melalui gerbang akan disterilkan atau dikebiri.

Sterilisasi adalah kunci untuk mengendalikan populasi kucing liar. Sementara  itu anggaran negara untuk program sterilisasi  yang sebesar 75,000 euro (US$91.000) tahun lalu, menurut seorang dokter hewan, dianggap tidak cukup. “Prasyarat utama, termasuk sensus untuk pupulasi kucing yang terlantar, juga tidak ada,” ujar Evis Andreou, sang dokter hewan itu kepada AFP.  

Bukti keberadaan kucing di Siprus sudah ada lebih lama daripada di tempat lain, termasuk Mesir di era Firaun. Pada 2004, para arkeolog menyatakan mereka telah menemukan sisa-sisa seekor kucing dan manusia yang sengaja dikuburkan bersama 9.500 tahun yang lalu, di desa Neolitikum Shillourokambos. Itu sekitar 1.500 tahun lebih awal dari penemuan rekor sebelumnya, juga di Siprus,  dalam bentuk tulang rahang kucing. (AFP/M-4)

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik