Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
MENCOBA mendeskripsikan sebuah ikatan kebangsaan yang menjadi sumber kekuatan dan kreativitas pemuda dalam menghadapi pergerakan sosial dan budaya secara global, tiga musikus kondang Tanah Air baru-baru ini memroduksi album yang lirik lagunya dekat dengan semangat nasionalisme. Tiga musikus itu ialah Parlin Burman, Rio Ricardo, dan Dede Kumala.
Parlin atau yang akrab disapa Pay (mantan gitaris Slank) bersama Rio dan Dede memproduksi lima lagu dalam album bertajuk 'Nyanyian Rumah Indonesia'. Adapun judul lagu tersebut ialah 'Anak Negeri', 'Sempurnaku di Sini', 'Sejarah', 'Garuda', dan 'Indonesia Rumah Kita'.
"Dengan aransemen musik kekinian dibalut videografi yang membangkitkan rasa cinta Tanah Air dengan penggarapan profesional. Untuk mencapai target Sosialisasi Kebangsaan yang meluas, album ini akan diproduksi sebanyak 500 ribu hingga 1 juta copy," begitulah keterangan tertulis dalam sampul salinan komposisi lagu, yang kini dapat dinikmati melalui kanal Youtube, Nyanyian Rumah Indonesia itu.
Lagu-lagu yang dibawakan oleh musikus seperti Iwa K, Emmy Tobing, Dul Jaelani, Shanna Shanon, Sandy Canester, hingga Lobow Ilyas tersebut, juga sempat diulas lebih jauh dalam 'Bedah Musik Kebangsaan', yang berlangsung di Universitas Indonesia (UI) dan disiarkan secara daring, Rabu, (16/12).
Selain Dede dan para musikus, pembicara yang hadir dalam kegiatan tersebut di antaranya Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, Ketua Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia Tandjung, serta Dosen dan Peneliti Tetap Program Vokasi Humas UI, Devie Rahmawati.
Menurut Yudian, perpaduan antara seni, khususnya seni musik dan semangat kebangsaan sebenarnya sudah dimiliki bangsa Indonesia sejak lama, salah satunya ditandai dengan terciptanya lagu 'Indonesia Raya' oleh W.R. Supratman. Dengan semangat perjuangan para pemuda kala itu, 17 tahun setelah lagu dibuat, didapatlah hasil yang sangat besar yakni kemerdekaan negara Republik Indonesia.
"Inilah contoh mukjizat pemuda. Yang pertama ada Sumpah Pemuda, dan kedua adalah Proklamasi yang insyaallah abadi. Mengapa? Karena di sini masih banyak pemuda. Saya juga mendapat arahan khusus dari Presiden Joko Widodo, untuk fokus dengan generasi milenial. Melalui apa? Satu melalui musik, film, olahraga, dan kuliner. Dan hari ini adalah salah satu wujud dari arahan presiden," imbuhnya.
Musik dan lagu dalam album 'Nyanyian Rumah Indonesia', lanjut Yudian, merupakan contoh nyata media alternatif dalam pembinaan wawasan kebangsaan dan Pancasila. Melalui musik ini, BPIP mencoba mewujudkan arahan presiden bekerjasama dengan Komisi II dan UI untuk menyapa para pemuda yang ke depannya akan menjadi pemimpin melalui apa yang mereka suka.
'Supaya Pancasila itu terasakan bukan dalam istilah bahasa Jawa 'ndakik-ndakik'. Jadi ada Pancasila dalam tindakan salah satunya dengan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan. Dari situlah tertanam rasa nasionalisme," katanya. (M-4)
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) tidak mau memberikan komentar mengenai diundangnya akademisi Peter Berkowitz ke Universitas Indonesia (UI).
Achmad menekankan bahwa UI bebas berdiskusi dengan siapa saja di forum kritis yang tepat, dengan kurasi dan counter-speech yang memadai.
Permintaan maaf itu disampaikan setelah muncul gelombang kritik di media sosial terhadap UI yang mengundang Berkowitz dalam acara PSAU pada 23 Agustus 2025.
Baitul Maqdis Institute menyatakan keprihatinan atas diundangnya akademisi Peter Berkowitz, sosok pro-Israel.
UI menyampaikan tetap konsisten pada sikap dan pendirian berdasarkan konstitusi Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
Keputusan UI menghadirkan Peter Berkowitz sebagai pembicara di acara PSAU Pascasarjana 2025 memicu kecaman luas dari mahasiswa dan publik.
KETUA Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri, menegaskan pentingnya membentuk generasi muda yang tangguh dan berjiwa nasionalis. Generasi muda harus siap berkorban untuk negara.
Nama “Bones” yang berarti tulang diangkat sebagai simbol kerangka nilai kebangsaan, fondasi yang menyatukan masyarakat Indonesia.
Sehingga film apapun yang dimunculkan ke publik yang mengangkat isu nasionalisme, termasuk film animasi viral yang akan tayang di bioskop pada 17 Agustus ini.
Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada Gubernur Bali Wayan Koster yang dalam beberapa program pembangunan telah menempatkan nasionalisme sekaligus mencintai produk lokal Bali.
Media sosial dapat menjadi sarana efektif untuk menumbuhkan semangat nasionalisme di kalangan generasi muda.
Pemutaran film Believe yang mengangkat kisah hidup Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dimanfaatkan sebagai sarana membangun kebangsaan dan nasionalisme.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved