Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
SATU dari hanya tiga artefak yang pernah ditemukan dari dalam Piramida Agung Mesir, telah ditemukan di dalam kaleng cerutu yang salah tempat di koleksi Universitas Skotlandia.
Menurut para akademisi, fragmen kayu cedar, yang telah ditemukan 5.000 tahun lalu sejak pembangunan piramida di Giza, pertama kali ditemukan pada akhir abad ke-19 tetapi telah hilang selama lebih dari 70 tahun.
Sebuah catatan yang ditemukan pada 2001 menunjukkan fragmen yang ditemukan di samping bola dan kait perunggu yang diduga digunakan untuk konstruksi, telah disumbangkan ke Universitas Aberdeen.
Namun, artefak kuno itu menghilang hampir tanpa jejak hingga akhir tahun lalu ketika asisten kurator di universitas, Abeer Eladany, yang berasal dari Mesir, secara kebetulan menemukan koleksi tersebut berada di dalam kaleng cerutu.
Mengetahui benda di kaleng cerutu kecil itu berhubungan dengan Mesir kuno, dia pun melaporkan temuan tersebut.
"Rasanya seperti menemukan jarum di tumpukan jerami," kata Eladany setelah menemukan pecahan kayu tersebut.
"Saya seorang arkeolog dan telah mengerjakan penggalian di Mesir, tetapi saya tidak pernah membayangkan di sini di timur laut Skotlandia, saya akan menemukan sesuatu yang begitu penting bagi warisan negara saya sendiri."
Fragmen itu, awalnya berukuran lima inci atau sekitar 13 sentimeter tetapi sekarang pecah menjadi beberapa bagian, pertama kali ditemukan di Kamar Ratu Piramida Besar pada 1872 oleh insinyur Waynman Dixon.
Dixon dan seorang dokter medis bernama James Grant yang belajar di Aberdeen pernah pergi ke Mesir untuk mengobati kolera pada pertengahan 1860-an. Di sanalah ia menemukan artefak kayu tersebut dan dibawa ke Skotlandia.
Bukti lebih lanjut bahwa potongan kayu yang hilang, serta barang-barang lain yang dikenal sebagai "peninggalan Dixon", konon pernah digunakan dalam pembangunan Piramida Besar. Hal itu telah terungkap setelah pengujian modern pada artefak tersebut. (AFP/M-4)
MESKIPUN menghadapi penangkapan, deportasi, dan konfrontasi dengan aparat keamanan Mesir, sejumlah peserta Global March to Gaza atau Konvoi Global ke Gaza tetap bersikeras bertahan di Kairo.
11 WNI yang tergabung dalam kelompok independen The Strong Minor Project (TSMP) telah memutuskan untuk kembali ke tanah air setelah sebelumnya berencana mengikuti aksi Global March to Gaza.
DI media sosial, viral 10 warga negara Indonesia (WNI) yang ingin bergabung dalam gerakan Konvoi Global ke Gaza terkena ancaman polisi Mesir.
MENTERI Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Rabu (11/6) meminta Mesir untuk mencegah para aktivis mencapai perbatasan Mesir dengan Jalur Gaza dan memasuki wilayah Palestina.
SEBANYAK 12 aktivis di kapal Madleen gagal menembus blokade Israel. Namun gerakan itu membakar ribuan aktivis lain sedunia untuk meluncurkan Konvoi Global ke Gaza.
PRESIDEN Mesir Abdel Fattah Al Sisi melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian untuk membahas pentingnya mencegah eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah.
Punya rencana liburan yang berbeda dari biasanya? Mengunjungi museum olahraga di berbagai penjuru dunia bisa jadi pilihan liburan yang tak hanya menghibur, tetapi juga penuh dengan sejarah.
UPAYA segera menindaklanjuti proses repatriasi sejumlah benda bersejarah ke tanah air merupakan bagian penting dalam pembangunan sektor kebudayaan nasional.
Pengetahuan tentang kriteria sebuah warisan zaman dulu dapat diklasifikasikan sebagai cagar budaya masih minim di tengah masyarakat Indonesia.
Pada Juli lalu, kolektor seni asal Australia, Michael Abbot telah menghibahkan enam lembar Al-Quran tulis tangan abad ke 17 kepada Museum Negeri NTB.
Selama kunjungan ke Burkina Faso pada 2017, Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji untuk mengembalikan ‘warisan’ Afrika ini dalam waktu lima tahun.
Benda-benda yang disita itu antara lain, patung gajah batu kapur dari Timur Tengah kuno hingga sebuah patung abad ketujuh dari Tiongkok.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved