Headline
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.
Musik konon bisa memicu respon emosional yang kuat. Namun, ternyata bukan hanya lantaran suara penyanyi, lirik, dan juga irama. Respons emosional terhadap musik terbukti juga bersumber pada stereotipe yang kita miliki terhadap genrenya.
Dilansir Neuroscience News, Minggu (22/11), seorang peneliti musik bernama Profesor Emery Schubert yang berasal dari bidang Seni dan Ilmu Sosial di University News South Wales, Australia serta Dr. Marco Susino di Flinders University, Australia menemukan bahwa manusia menggunakan stereotipe dan pengalaman masa lalu saat menanggapi musik secara emosional.
“Beberapa orang tampaknya sudah menetapkan respons emosional mereka bahkan tanpa mendengarkan musiknya, karena memiliki prasangka atau stereotipe pada genre musik tertentu,” ujar Susino.
Dalam riset tanpa mendengarkan musik sama sekali ini, para peneliti sekadar menggunakan lirik serupa dengan menyertakan label genre yang berbeda-beda untuk mengetahui respons responden.
“Dengan penelitian ini, kami dapat memprediksi bahwa seseorang akan memiliki respons emosional terhadap musik, bahkan tanpa perlu menyimaknya, hanya karena stereotipe budaya tentang musik tersebut," kata Schubert.
Misalnya, tanpa perlu memutar musik apa pun, lirik berlabel 'heavy metal' menghasilkan respons emosional yang sama sekali berbeda daripada ketika lirik yang sama disebutkan kepada pendengarnya sebagai "Gagaku Jepang".
Dalam studi sebelumnya yang sama tentang stereotipe tentang musik hip hop atau musik heavy metal, tercatat genre ini dikaitkan dengan kemarahan, ketakutan, dan rasa jijik. "Mereka dianggap memiliki nilai negatif dibandingkan dengan lirik yang sama ketika diberi label sebagai ‘musik pop," ucap Schubert.
Susino menambahkan, itu menandakan tanggapan emosional kita sebagian didasarkan pada perspektif dan ekspektasi kita terhadap musik bersangkutan, ketimbang karena konten yang diekspresikannya.
Mereka berkesimpulan, temuan studi ini menunjukkan betapa pentingnya musik dalam mendobrak stereotipe budaya. “Cara Anda menantang stereotipe adalah dengan membenamkan diri dalam budaya itu,” katanya. “Jika kita ingin menjadi lebih baik sebagai individu dan secara kolektif, kita perlu menantang beberapa asumsi yang kita buat. Dalam hal itu, saya pikir musik dapat digunakan untuk membantu meruntuhkan beberapa penghalang yang ada antara budaya dan stereotipe yang berbeda." (NeuroScienceNews/Yulia Kendriya Putrialvita/M-2)
Program pelatihan dari International Center for Land Policy Studies and Training (ICLPST) bukan sekadar pendidikan kebijakan pertanahan dan pajak, melainkan perjalanan lintas budaya.
Era Soekamto mengatakan akan terus melestarikan dan mempromosikan batik melalui karya-karya rancangannya sebagai seorang desainer serta menghadirkan platform Nusantara Wisdom.
DESAINER dan pelestari warisan budaya Indonesia, Era Soekamto telah menerima penghargaan dari UNESCO atas komitmennya yang berkelanjutan dalam melestarikan budaya
Penguatan identitas sebagai sebuah bangsa juga mampu menumbuhkan kohesi sosial yang bisa menjadi pendorong untuk mengakselerasi proses pembangunan.
ADA hal yang menarik dalam penyelenggaraan Indonesia Fashion Week 2025. Desainer fesyen, Eni Joe, menjadikan ajang tersebut sebagai ruang edukasi budaya.
Lebih dari sekadar pertunjukan mode, TGC dikenal sebagai acara hiburan terbesar yang memadukan fesyen, musik, budaya pop, dan selebritis dari berbagai bidang dalam satu panggung yang sama.
TAK mudah melangkah keluar dari kenyamanan, namun Almi membuktikan bahwa keberanian mencoba membuka pintu peluang besar.
Riset Akademik dalam Olahraga Prestasi Studi yang dilakukan Reilly, Bangsbo, dan Franks (2000) mencatat bahwa olahraga prestasi tidak lagi sekadar ajang unjuk kekuatan fisik dan bakat alami.
Profesor di Indonesia memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan riset atau penelitian karena waktunya dihabiskan untuk mengajar di kampus.
Pentingnya regulasi yang proporsional, khususnya di sektor kesehatan. Salah satu contohnya adalah perlunya pendekatan berbasis bukti dalam mengatur produk tembakau alternatif.
WAKIL Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie optimis terhadap masa depan riset Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved