Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Mengenal Manfaat Lemak Dalam Tubuh Gendut Bayi

Galih Agus Saputra
29/10/2020 06:35
Mengenal Manfaat Lemak Dalam Tubuh Gendut Bayi
Peneliti mengungkapkan lemak di tubuh bayi penting sebagai cadangan energi.(Unsplash/ Jonathan Borba)

BAYI yang gendut atau montok memang terlihat menggemaskan. Kerap juga tubuh gendut pada bayi dianggap sebagai ukuran kesehatan. Namun sebenarnya baguskah postur gendut pada bayi?

Morgan K. Hoke ialah salah satu antropolog dari the University of Pennsylvania, Amerika Serikat,meneliti hal itu. Menurut Hoke, manusia adalah spesies paling gemuk ketika dilahirkan. 

Dilansir Sapien.org, Rabu (28/10), Hoke menjelaskan jika seorang bayi manusia dilahirkan dengan sekitar 15 persen lemak, dimana persentase ini lebih tinggi ketimbang spesies lain di dunia. Hanya sejumlah kecil mamalia selain manusia yang berhasil mencapai digit ganda ketika lahir, misalnya, 11 persen pada marmot, dan sekitar 10 persen untuk anjing laut harpa. Bahkan kerabat terdekat yakni primata sekalipun, tidak dilahirkan segendut manusia.

Puncak kegemukan bayi manusia, kata Hoke, terjadi pada usia empat hingga sembilan bulan. Kandungan lemak di tubuh mencapai 25%, sebelum akhirnya mulai menurun secara perlahan. 

Hoke menjelaskan kandungan lemak itu terdiri dari dua jenis. Lemak putih atau lemak normal, dan lemak coklat, yang juga dikenal sebagai 'jaringan adiposa coklat (brown adipose tissue/BAT)'. BAT adalah jenis lemak khusus yang terdapat pada semua mamalia pascakelahiran dan sangat penting pada manusia. 

"BAT menghasilkan panas dengan membakar lemak putih dan berfungsi sebagai "tungku" internal pada bayi. Saat bayi dan anak-anak berkembang, BAT mulai menyusut hingga hanya tersisa sedikit di masa dewasa," tuturnya.

Lemak adalah tempat manusia dan mamalia pada umumnya menyimpan energi. Hal itu terjadi selama periode kekurangan nutrisi, ketika tidak ada cukup makanan atau ketika sumber makanan tidak teratur.  Salah satu alasan penyimpanan semacam itu sangat penting bagi manusia karena ia memiliki organ yang menuntut banyak energi yakni otak.

Bayi manusia pada dasarnya juga memiliki ukuran otak yang relatif lebih besar jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Ia diperkirakan menggunakan sekitar 50 hingga 60 persen cadangan energi, yang artinya jika terjadi kekurangan energi atau bayi mengalami gizi buruk, maka akan muncul konsekuensi yang cukup serius.

"Lemak yang tinggi saat lahir sangat berguna bagi bayi manusia  karena ia melewati semacam periode puasa setelah lahir sambil menunggu ASI keluar. ASI pertama atau kolostrum sendiri mengandung protein, vitamin, mineral, dan antibodi yang meningkatkan kekebalan tubuh, tetapi kandungan gula dan lemaknya lebih rendah daripada ASI biasa," imbuh Hoke.

Selain membutuhkan energi untuk mendukung kinerja otak, bayi manusia juga membutuhkan energi untuk pertumbuhan dan mencegah penyakit. Pada tahap pertumbuhan itu pula bayi manusia mulai menghadapi masalah utama yakni meningkatnya paparan patogen atau sumber penyakit. Hal itu terlihat, misalnya, ketika mereka mulai merangkak di tanah atau memasukkan berbagai macam barang ke dalam mulut. Menurut Hoke, selama fase ini nutrisi yang diberikan ibu melalui ASI tidaklah cukup dan harus dilengkapi dengan makanan padat khusus kaya nutrisi.

"Beberapa dari kita mungkin sekarang dapat memperoleh makanan bayi buatan yang dirancang untuk kebutuhan seperti itu. Akan tetapi, 'jalan pintas' seperti ini tidak tersedia di sepanjang perjalanan sejarah manusia. Oleh karena itu, untuk mencukupi kebutuhan nutrisi yang semakin kompleks dan yang diperlukan untuk melawan penyakit, bayi manusia menggunakan cadangan lemak sebagai penyangga energi di periode transisi, yang memungkinkan untuk mendukung kinerja otak dan melanjutkan tumbuhkembang," pungkas Hoke. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya