Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Ilmuwan Kembangkan Sandal Jepit Dari Alga

Galih Agus Saputra
11/8/2020 07:15
Ilmuwan Kembangkan Sandal Jepit Dari Alga
Limbah sandal karet turut menyumbang sampah laut yang keberadaannya semakin mengancam ekosistem tersebut.(Unsplash/ Evan Krause)

PAKAR Biologi Molekuler dari University of California, San Diego (UCSD), Amerika Serikat, Stephen Mayfield mengatakan limbah sepatu dan sandal jepit turut menyumbang 25 persen sampah plastik di laut, terutama di beberapa pulau di Samudra Hindia. Penumpukan itu tentu menjadi bahaya yang mengancam laut berikut biota di dalamnya.

Dalam 50 tahun terakhir, manusia telah menghasilkan lebih dari 6 miliar ton sampah plastik. Dari jumlah itu, hanya sekitar 9 persen yang didaur ulang, sementara 12 persennya dibakar, dan sebanyak 79 persen menumpuk di tempat pembuangan sampah akhir maupun tanah serta lautan.

Berangkat dari kenyataan tersebut, Mayfield kemudian melakukan serangkaian eksperimen hingga akhirnya berhasil menciptakan sandal jepit yang mudah terurai (biodegradable) dari alga. Alas kaki itu lebih tepatnya terbuat dari busa poliureran jenis baru yang diyakini dapat menggantikan bahan sandal jepit sebelumnya yakni plastik fleksibel.

Menurut Mayfield, selama ini sandal jepit biasa digunakan dalam waktu singkat dan dibuang setelah beberapa kali penggunaan karena bahannya yang tipis. Setelah dibuang, sandal jepit membutuhkan waktu ratusan tahun untuk membusuk termasuk di lautan.

Akan tetapi, dengan bahan yang ia kembangkan ini, sandal jepit dipercaya mampu terurai menjadi kompos dan tanah dalam waktu yang relatif singkat yakni 16 minggu. Menyoal produk, menurutnya harus ada korelasi yang sebanding dengan umur bahan.

"Kita tidak membutuhkan bahan yang bertahan selama 500 tahun pada produk yang hanya akan digunakan dalam satu atau dua tahun," tuturnya, seperti dilansir Dailymail.

Mayfield mengatakan bahan yang ia kembangkan ini sekarang telah memenuhi standar atau persyaratan komersial untuk alas kaki. Tak hanya dapat digunakan sebagai bahan pembuatan sandal jepit, busa poliureran buatannya juga diyakini dapat menjadi bahan pembuatan sol sepatu bagian tengah.

"Setelah ratusan formulasi, kami akhirnya mencapai satu titik yang memenuhi spesifikasi komersial," pungkasnya. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik