Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Dimulai dari Ajaran Berderma

Fetry Wuryasti
26/7/2020 03:40
Dimulai dari Ajaran Berderma
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kamaruddin Amin difoto di ruangannya di Gedung Kementerian Agama, Thamrin, Jakarta.(MI/Susanto)

BARU menjabat sebagai Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam sejak Maret 2020, Kamaruddin Amin mengatakan masih banyak hal yang dia coba pahami di amanah barunya ini. Sebelumnya, pria kelahiran Bontang, Kalimantan Timur, 51 tahun lalu, itu menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Islam.

Dengan latar belakang demikian, dalam pandangan Kamaruddin, pemberian ajaran dan pemahaman mengenai kurban ke anak-anak sebaiknya diajarkan dari sekolah dasar/ madrasah ibtidaiah.

“Pendidikan dan pemahaman akan kurban kepada anak-anak bisa dimulai sejak anak masuk sekolah dasar. Dalam ilmu fikih atau di pelajaran, itu sudah diajarkan ke anak sejak itidayah. Jadi, mereka sudah diperkenalkan tentang model-model berderma,” jelas pria yang menempuh pendidikan sarjana di Sulawesi Selatan, kemudian pendidikan master di Belanda dan doktor di Jerman itu.

Ajaran itu masuk dalam pengetahuan tentang berderma di Islam, antara lain berzakat, berinfak, bersedekah, dan berkurban. Kamaruddin yang pernah menjabat Wakil Rektor Bidang Kerja Sama di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan, itu menilai terlalu dini bila pengetahuan mengenai berkurban disampaikan sejak sebelum sekolah.

“Tetapi kalau diajarkan di bangku taman kanak-anak saya kira belum. Nanti akan terlalu cepat. Kalau di rau datul athfal (RA) atau setara dengan taman kanak-kanak (TK) di utamakan untuk pembentukan ka rakter. Pengajarannya antara lain tentang kejujuran, menghargai teman dan orang lain, menghormati orangtua dan guru,” jelas guru besar bidang ilmu hadis dari UIN Alauddin tersebut.

Ia melanjutkan, di tingkat pendidikan RA, pembentukan karakter semestinya lebih diutamakan ketimbang kognitif. “Hal-hal yang sifatnya pengetahuan itu tidak banyak di pendidikan PAUD. Di sana hanya diajarkan bagaimana disiplin, tepat waktu, bermain, dan menghormati teman juga orang lain. Kalau tentang berkurban akan terlalu cepat. Apalagi, berbicara mengenai penyembelihan dan segala macam. Kami menganggapnya belum saatnya,” tandasnya. (Try/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya