Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Sejumlah Museum Terancam Tutup Permanen Pasca Pandemi Covid-19

Fathurrozak
31/5/2020 20:22
Sejumlah Museum Terancam Tutup Permanen Pasca Pandemi Covid-19
Seorang siswa berpose usai kelulusan di depan Museum LACMA yang kini ditutup untuk umum. Sejumah museum di dunia terancam tutup permanen.(ALERIE MACON / AFP)

PENGALAMAN  berkunjung ke museum menjelajahi artefak secara langsung dari era lain, atau berkeliaran tanpa tujuan melalui pameran seni, tampaknya menjadi kebiasaan masa lalu yang pernah dilakukan bagi sebagian banyak orang di beberapa negara di dunia.

Menurut UNESCO dan Dewan Museum Internasional (International Council of Museums-ICOM), sejak merebak wabah covid-19, 90% dari 85 ribu museum di dunia saat ini, tidak membuka kunjungan publik. Bahkan,menurut data tersebut, hampir 13% dari museum itu diperkirakan tidak akan pernah buka kembali setelah pandemi mereda alias tutup permanen.

Laporan terbaru dari UNESCO dan ICOM memerkirakan, satu dari delapan museum bisa saja tutup secara permanen karena penurunan jumlah wisatawan internasional, dan perkiraan penurunan dana dari sponsor dan para donatur.

Seperti dikutip The Insider, UNESCO dan ICOM memprediksi museum-museum yang berada di Afrika, Asia, dan negara-negara Arab lebih berisiko tutup daripada museum di negara di Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Latin.

Beberapa museum memang telah mulai dibuka kembali untuk publik sesuai dengan pedoman pemerintah setempat, seperti mengizinkan kunjungan dengan pembatasan pengunjung, menggunakan masker wajah, dan memeriksa suhu saat masuk. Namun, menurut laporan UNESCO, banyak museum mengandalkan donatur dan sponsor sekitar 5% hingga 100% untuk anggaran mereka.

“Karena itu, kontribusi pengunjung, seperti biaya masuk yang dibayar dan pembelian suvenir, mungkin tidak dapat mempertahankan operasional mereka, terutama jika hanya dapat beroperasi dengan kapasitas terbatas.”

Sejumlah lembaga kebudayaan di seluruh dunia telah menciptakan program khusus daring dan berkolaborasi dengan program seperti Google Arts & Culture untuk membuat pameran tersedia secara daring. Museum Seni Blanton di Austin Texas, menghindari untuk memecat stafnya selama pandemi dengan menugaskan karyawan dengan proyek baru. “Seperti mendigitalkan koleksi mereka dan tulisan tangan kartu ucapan terima kasih kepada para donatur, “ kata Direktur Museum Texas, Simone J. Wicha dalam kolom di Wall Street Journal.

Namun, menurut UNESCO tidak semua museum memiliki sumber daya kreatif khususnya yang berada di daerah dengan akses internet terbatas.

Inisiatif online yang diselenggarakan oleh museum "dapat menginspirasi museum lain, terutama di negara-negara Afrika, pulau kecil dan negara berkembang (SIDS), di mana hanya 5% museum yang dapat menawarkan konten online kepada audiens mereka," tulis perwakilan UNESCO dalam laporan tersebut. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik