Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
PERUSAHAAN mesin pencari Google akan mulai menyambut karyawan yang mereka sebut para Googler, untuk kembali ke kantor mulai 6 Juli, tetapi secara sukarela dan terbatas.
"Ini akan membuka peluang kepada karyawan Google yang perlu kembali ke kantor atau bila, kapasitas yang mengizinkan. Mereka bisa kembali secara terbatas, bergilir, mungkin satu hari setiap dua minggu," tulis CEO Alfabet Sundar Pichai seperti dikutip Usatoday.. Alphabet adalah perusahaan induk dari Google.
Perusahaan ini akan menerapkan langkah-langkah kesehatan dan keselamatan yang ketat untuk memastikan pedoman sosialisasi dan sanitasi jarak diikuti.
"Tujuan kami adalah bersikap adil mengalokasikan waktu di kantor, membatasi jumlah orang yang masuk, dan konsisten dengan protokol keselamatan," kata Pichai.
Google juga memudahkan pekerja jarak jauh dengan mendukung dana US$1.000 (Rp14.644.500) untuk biaya peralatan dan perabot kantor yang diperlukan untuk mereka bekerja di rumah.
Perusahaan teknologi telah berjuang bagaimana menangani skenario kembali bekerja setelah wabah virus korona. Baik Facebook maupun Twitter baru-baru ini mengatakan mereka berharap karyawan dapat bekerja dari rumah.
Google dan Facebook, terutama, telah membangun wilayah hunian kampus raksasa di San Francisco dengan fasilitas gratis, seperti pusat kebugaran, lapangan bola voli, makanan dan pijat gratis, agar karyawan nyaman bekerja di sana.
Para CEO perusahaan raksasa itu mengatakan mereka memiliki pekerja bersama di kampus itu untuk kolaborasi yang lebih baik. Tetapi, setelah adanya wabah korona, para pekerja itu dipulangkan dan berkomunikasi satu sama lain melalui alat konferensi video seperti Google Meet, Webex, Zoom, dan Tim Microsoft .
Pichai mengatakan, pada September nantia dia akan membawa lebih banyak Googler (karyawan), untuk mengisi 30% kapasitas bangunan. Itu berarti mereka yang bekerja di kantor masih terbatas.
"Untuk kembali ke kantor bersifat sukarela sampai akhir tahun, dan kami mendorong karyawan untuk terus bekerja dari rumah jika memang bisa," kata Pichai.
Banyak karyawan telah meminta untuk bekerja di rumah secara permanen, dan Pichai mengatakan Google sedang mempertimbangkannya. "Saya percaya pada akhirnya semua pengalaman ini akan mengarah pada lebih banyak fleksibilitas dan pilihan bagi karyawan karena mereka mempertimbangkan cara bekerja di masa depan," ujar Pichai. (M-4)
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
LAPORAN terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa covid-19 XFG atau covid-19 varian stratus menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.
varian Covid-19 XFG atau stratus tampaknya tidak membuat orang parah dibandingkan varian sebelumnya. Namun, ada satu gejala yang khas yakni suara serak atau parau.
Kemenkes menyebut total kasus covid-19 dari Minggu ke-1 hingga Minggu ke-30 tahun 2025 sebanyak 291 kasus
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Meskipun banyak yang berharap Work From Home (WFH) bisa mengatasi burnout, kenyataannya WFH tidak selalu menjadi solusi efektif bagi kesehatan mental pekerja.
Menurut WHO, model kerja dari rumah dapat menciptakan kondisi berbahaya, yakni berdampak buruk bagi kesehatan karyawan.
PT AXA Insurance Indonesia berhasil meraih sertifikasi ISO 27001, standar internasional untuk manajemen keamanan informasi.
Pandemi global telah memicu tren yang berbeda dalam perbaikan rumah dan renovasi, khususnya menjelang Lebaran tahun ini.
LG SMART Monitor membantu meningkatkan alur kerja dan tidak perlu terhubung langsung ke komputer berkat fitur AirPlay 2 dan Miracast
Hanya 16% karyawan yang lebih memilih bekerja dari kantor, sementara 21% lainnya lebih memilih bekerja sepenuhnya secara jarak jauh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved