Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
LAYAKNYA kota urban, tubuh manusia mampu menopang bermacam-macam mikroba, termasuk bakteri baik. Misalnya mikroba dalam usus yang membantu pencernaan makanan, ataupun mikroba di lidah dan kulit menahan serangan patogen.
Baru-baru ini, peneliti menemukan bakteri baik di hidung manusia. Mikrobioma itu dapat mencegah peradangan sinus kronis, bahkan alergi. Penelitian itu dilakukan tim yang dipimpin ahli mikrobiologi University of Antwerp, Sarah Lebeer. Hasil studi itu dipublikasikan di Jurnal Cell Reports.
Baca juga: Ini Penyebab Mimisan dan Cara Agar tidak Kambuh Lagi
Studi dilakukan dengan mengambil bakteri dalam hidung 100 orang sehat. Bakteri itu lalu dibandingkan dengan bakteri yang diambil dari pasien radang hidung dan sinus kronis.
Hasilnya, dari 30 jenis mikroba yang ditemukan, terdapat kelompok bakteri antimikroba dan anti-inflamasi yang disebut Lactobacillus. Jumlah bakteri itu bahkan 10 kali lebih banyak pada hidung orang sehat.
Temuan itu mengejutkan para peneliti. Lactobacillus biasanya tumbuh subur di daerah miskin oksigen, sedangkan hidung adalah lalu lintas oksigen, penuh udara segar.
Tak berhenti dengan keterkejutan belaka, para peneliti menggali lebih dalam. Mereka akhirnya menemukan jenis strain (varian genetik) tertentu pada hidung manusia dengan gen khusus yang disebut katalase. Gen khusus itu ternyata mampu menetralkan oksigen. Hal itu sangat jarang ditemukan pada Lactobacillus.
Baca juga: Tips Mencegah Penyebaran Infeksi, Ini yang Harus Dilakukan oleh Anak dan Orangtua
"Mereka tampaknya telah beradaptasi dengan lingkungan," kata Lebeer sebagaimana dilansir sciencemag.com.
Melalui mikroskop, peneliti melihat serabut kecil seperti rambut yang disebut fimbriae. Serabut itu menempelkan bakteri ke permukaan bagian dalam hidung.
Lebeer menilai mikroba menggunakan rambut itu untuk mengikat reseptor pada sel-sel kulit di dalam hidung, sekaligus mendorong sel untuk menutup diri. Dengan lebih sedikit bagian sel terbuka, alergen dan bakteri berbahaya lain akan kesulitan masuk ke dalamnya. (M-4)
Ahli biologi, Joan Robert, berpendapat bahwa tubuh akan menghasilkan hormon melatonin ketika kita tidur dalam keadaan lampu dimatikan.
BAB terlalu sering atau terlalu jarang dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan mendasar.
C-Hub atau Connectivity Hub dirancang untuk menjadi pusat dinamis bagi penelitian interdisipliner, pertukaran budaya, dan keunggulan akademik.
TIM peneliti asal Korea Selatan berhasil menciptakan inovasi baru pengalihan molekuler yang bisa membalikkan transisi sel kanker menjadi tidak ganas.
Vitamin D kerap diasosiasikan sebagai suplemen yang mampu memperlambat penuaan. Vitamin D memang penting untuk membangun otot dan tulang.
Penelitian ini berawal dari kearifan lokal masyarakat Jawa yang telah lama memanfaatkan sarang tawon angkut-angkut untuk menyembuhkan luka, terutama pada bekas khitan.
Aplikasi bakteri pereduksi nitrat terpilih yang memiliki aktivitas mereduksi N2O tinggi dapat menurunkan emisi N2O di lahan sawah.
Tim ilmuwan Tiongkok berhasil mengidentifikasi spesies bakteri baru yang belum pernah ditemukan di Bumi. Mikroorganisme ini terdeteksi di dalam Stasiun Luar Angkasa Tiangong
Penelitian menemukan 26 spesies mikroba baru dari ruang bersih NASA yang ekstrem dan steril. Lingkungan ini mempercepat evolusi mikroba akibat tekanan selektif unik.
MENYIMPAN sisa makanan di kulkas kerap dilakukan sejumlah orang. Akan tetapi, kebiasaan menyimpan makanan terutama nasi, mie, spagheti di kulkas bisa berbahaya untuk kesehatan.
Ilmuwan NASA, peneliti India dan Arab Saudi menemukan 26 spesies bakteri baru di dalam ruang steril, yang digunakan mempersiapkan peluncuran wahana Phoenix Mars Lander.
Meningkatnya resistensi bakteri terhadap antibiotik telah menjadi tantangan besar dalam pengobatan jerawat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved