Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
FREKUENSI dan konsistensi buang air besar (BAB) dapat memberikan petunjuk penting tentang kesehatan seseorang. Hal itu diungkapkan dalam studi yang melibatkan 1.425 orang dengan membandingkan statistik tersebut BAB dengan data demografi, genetik, dan kesehatan mereka.
Berdasarkan temuan yang dipublikasikan di Science Alert, BAB terlalu sering atau terlalu jarang dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan mendasar, sementara peserta yang paling sehat melaporkan BAB sekali atau dua kali sehari atau yang disebut zona goldilocks.
"Studi ini menunjukkan bagaimana frekuensi BAB dapat memengaruhi semua sistem tubuh, dan bagaimana frekuensi BAB yang tidak normal dapat menjadi faktor risiko penting dalam perkembangan penyakit kronis," kata ahli mikrobiologi Universitas Washington, Sean Gibbons, dalam laporan yang dipublikasikan di Jurnal Cell Reports Medicine dikutip pada Kamis (10/7).
Para peneliti mengelompokkannya ke dalam empat kategori. Pertama, sembelit bagi mereka yang melaporkan satu atau dua kali BAB per minggu. Kedua, normal rendah yakni bagi mereka yang melaporkan tiga hingga enam kali BAB per minggu.
Kategori ketiga yakni normal tinggi bagi mereka yang melaporkan satu hingga tiga kali BAB per hari; dan kategori terakhir, yakni diare bagi mereka yang melaporkan empat kali atau lebih tinja encer per hari.
Para peneliti juga menganalisis metabolit dan kimia darah, genetika, dan mikroba usus yang ada dalam sampel tinja mereka. Tim kemudian mencari kemungkinan hubungan antara frekuensi BAB dan penanda kesehatan, serta faktor-faktor lain seperti usia dan jenis kelamin mereka.
"Secara umum, mereka yang melaporkan BAB lebih jarang cenderung adalah wanita, lebih muda, dan memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih rendah," ujar dia.
Penelitian ini juga menyoroti pentingnya pola makan kaya serat, hidrasi yang cukup, dan gaya hidup aktif untuk menjaga kesehatan pencernaan.
Mereka yang berada di zona goldilocks dalam hal BAB melaporkan makan lebih banyak serat, minum lebih banyak air, dan lebih sering berolahraga. Sampel tinja mereka menunjukkan kadar bakteri yang tinggi yang terkait dengan fermentasi serat.
Tentu saja, setiap orang pernah berada di satu titik ekstrem dalam hidup mereka, setelah terserang penyakit perut atau makan terlalu banyak keju.
Namun, penelitian ini lebih mengamati rutinitas sehari-hari orang, dan bagaimana versi normal kita sendiri dapat mengisyaratkan masalah kesehatan yang tidak kita sadari. (H-2)
Frekuensi buang air besar (BAB) normal bisa bervariasi. Simak penjelasan ahli tentang rentang sehat BAB.
Kanker rektum adalah jenis kanker yang berkembang di bagian akhir usus besar, yaitu rektum, yang terletak sebelum anus.
Dokter bedah umum dari Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI), dr. Retno Putri Arini, Sp.B, mengungkapkan bahwa penggunaan toilet jongkok lebih baik untuk penderita wasir
BAKAL calon wakil gubernur (bacawagub) Jakarta, Rano Karno menyebut masih ada warga Tanah Abang yang tidak memiliki kakus. Mereka terpaksa buang air besar sembarangan.
Ahli biologi, Joan Robert, berpendapat bahwa tubuh akan menghasilkan hormon melatonin ketika kita tidur dalam keadaan lampu dimatikan.
C-Hub atau Connectivity Hub dirancang untuk menjadi pusat dinamis bagi penelitian interdisipliner, pertukaran budaya, dan keunggulan akademik.
TIM peneliti asal Korea Selatan berhasil menciptakan inovasi baru pengalihan molekuler yang bisa membalikkan transisi sel kanker menjadi tidak ganas.
Vitamin D kerap diasosiasikan sebagai suplemen yang mampu memperlambat penuaan. Vitamin D memang penting untuk membangun otot dan tulang.
Penelitian ini berawal dari kearifan lokal masyarakat Jawa yang telah lama memanfaatkan sarang tawon angkut-angkut untuk menyembuhkan luka, terutama pada bekas khitan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved