Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Sejak Pandemi, Wajah Muram Menyelimuti Teater Broadway

Adiyanto
04/5/2020 15:00
Sejak Pandemi, Wajah Muram Menyelimuti Teater Broadway
Salah satu sudut Teater Broadway, di New York. Sejak pandemi covid-19 merebak, teater ini ditutup mulai 12 Maret 2020.( Angela Weiss / AFP)

SEJAK wabah korona merebak, Teater Broadway yang terkenal di Times Square, New York ditutup mulai 12 Maret lalu dan mungkin tidak akan dibuka kembali sebelum September. Bahkan, ada kekhawatiran, tanpa dukungan dana publik untuk membantu mereka mengatasi krisis, beberapa pertunjukan di teater ini tidak akan pernah digelar kembali.

Sejauh ini, lampu neon di depan teater itu masih menyala di malam hari. Tetapi selama hampir dua bulan, karena New York telah menjadi pusat virus pandemi korona di AS, tidak pernah lagi ada antrean penonton, termasuk gedung bioskop di sekitar teater tersebut.

Dalam kondisi normal, teater-teater itu setidaknya bisa meraup US$33 juta dalam seminggu dari penjualan tiket, tapi sekarang kosong sama sekali.

Para pegawai kini tidak menerima apa-apa selain tunjangan pengangguran. "Sayangnya, hampir tidak mungkin bagi seorang musisi untuk menghasilkan uang pada saat seperti ini," kata Clayton Craddock, seorang drummer di orkestra musikal  Ain't Too Proud, seperti dikutip AFP, Senin (4/5)

Menurut sejumlah sumber, gaji pokok untuk sebagian besar musisi atau aktor adalah sekitar US$2.000 per pekan.

Adam Krauthamer, presiden Local 802 dari Federasi Musikus Amerika mengatakan, beberapa anggotanya telah meninggal karena covid-19.

Sebelum teater ini ditutup pada 12 Maret lalu oleh Gubernur Andrew Cuomo, ada 16 pertunjukan yang sedang dipersiapkan untuk digelar di teater tersebut. Namun, dari jumlah itu hanya dua yang secara resmi membatalkan rencana mereka. Sedangkan sisanya masih menunggu perkembangan wabah ini.

"Mungkin ada beberapa pertunjukan yang tidak lagi bisa digelar, tetapi kami belum memiliki informasi itu," kata Charlotte St Martin, yang mengepalai asosiasi pedagangan di lingkungan teater itu.

"Model keuangan Broadway sedemikian rupa, sehingga jarak sosial tidak akan berfungsi. Sebuah pengelola pertunjukan tidak akan dapat membayar sewanya, bahkan dengan penonton yang 50 % ," imbuhnya.

Pertunjukan drama dan musik dapat diklasifikasikan sebagai pertemuan massa, sehingga sulit digelar dalam waktu dekat sampai wabah ini betul-betul reda. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya