Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Ratu Ilmu Hitam, Stand Out!

Fathurrozak
11/11/2019 16:27
Ratu Ilmu Hitam, Stand Out!
Film Ratu Ilmu Hitam (2019) dikreasi ulang dan kini tengah tayang di jaringan bioskop.(Dok. Rapi Films)

 Film dibuka dengan angle bird eye view. Menyorot jauh mobil yang sedang melaju di jalur aspal di tengah perkebunan tebu. Menyisakan audio diagetic dari dialog para karakter dari dalam mobil.

Membuka film horor dengan demikian, berarti memberi tanda bahwa para karakter itu bagian dari semesta yang lebih luas lagi di luar mereka. Kelak, angle tersebut kembali dimanfaatkan sutradara dalam scene berbeda.

Mengambil sudut kamera tinggi, dengan top shot, juga dilakukan. Dan, menurut saya ini berhasil, ketika adegan Eva (Imelda Therinne) tengah terlelap di kamar panti asuhan. Sudut kamera menyorot ke bawah, menempatkan layar bioskop seolah seperti atap, dan kita tengah melihatnya tidur. Tiba-tiba saja kelabang berjatuhan.

Sebagai film bergenre horor, adegan tersebut sukses membangun ketegangan. Pertama, kita diperlihatkan dengan sesuatu yang ada di kamera, lalu setelahnya muncul kejutan dari yang tidak tampak hadir di layar. Meski tanpa scoring mengagetkan, kelabang jatuh menjadi daya kejutnya.

Sementara itu, penempatan low angle saat Bu Mira (Ruth Marini)  menggedor pintu ialah estetika lainnya dalam membungkus suspense. Scene ini mungkin mengingatkan kita pada karakter Jack Torrance dalam The Shining (Stanley Kubrick), saat Jack dikunci di sebuah ruangan oleh istrinya. Pengambilan sudut yang serupa dilakukan dalam Ratu Ilmu Hitam, saat menggambarkan Bu Mira yang menggedor pintu dengan kepalanya.

Ratu Ilmu Hitam merupakan rebooth dari film berjudul sama yang dibintangi Suzanna pada 1981. Sebenarnya, horor Ratu Ilmu Hitam garapan Kimo Stamboel masih bertumpu pada konvensi genre horor pada lazimnya. Set malam, tata cahaya low key, penggunaan tata busana karakter antagonis dengan setelan hitam, dan film ini juga masih berkutat pada topik demonic horror. Topik yang bersandar pada kekuatan supernatural di luar manusia.

Namun, Kimo tampaknya berusaha untuk mencampurkan dengan topik horor lain, psychological dan post-apocalyptic. Dua yang disebut terakhir itu dapat diidentifikasi lewat kemunculan siksaan-siksaan karakter di dalam film. Sementara post-apocalyptic muncul lewat serangan-serangan binatang seperti kelabang, walau, ya itu digerakkan kekuatan supernatural.

Membubuhkan unsur-unsur tersebut tentunya membuat bukan sekadar horor setan versus manusia. Melainkan bagaimana prosthetic equipment terlihat meyakinkan. Kimo berhasil melahirkan kengerian dengan hal itu. Kelabang yang masuk ke dalam tubuh, serangga yang keluar dari punggung dan membentuk lubang-lubang kecil. Atau, saat karakter Lina (Salvita Decorte) memakan ulat bulu, serta menguliti tubuhnya dengan pisau.

Perspektif perempuan
Tema yang disuguhkan masihlah bertumpu pada Ratu Ilmu Hitam versi lawas: revenge. Membingkai ke dalam suatu narasi yang lebih modern merupakan pengembangan dari naskah yang ditulis Joko Anwar. Setiap karakter memiliki dualitasnya, yang meresonansikan dualitas pada keseluruhan film.

Isu kekerasan terhadap perempuan dimunculkan sebagai subplot Ratu Ilmu Hitam. Sebenarnya, ini pun muncul dalam Ratu Ilmu Hitam versi Suzanna. Sistem patriarkal yang membuat Murni sebagai korban tindak persekusi masyarakat. Kerentanan perempuan menjadi korban atas tindak kekerasan termasuk pelecehan, dan pemerkosaan terjadi di panti asuhan. Dan, penyintasnya hidup dalam bayang-bayang kuasa pelakunya.

Atas hal itu, sepertinya menjadi pilihan Kimo untuk menampilkan karakter perempuan yang mampu mengambil alih atas intrik yang menimpa. Kimo menempatkan Nadya (Hannah Al Rashid) sebagai The Choosen One. Lewat point of view Nadya, perempuan ditempatkan pada sisi yang berdaya, bukan sekadar partisipan pasif.

Namun, sayangnya ketika scene Hanif (Ario Bayu) meninggalkan Pak Bandi (Yayu Unru) di panti asuhan, masih terlihat pertimbangan antara ia akan meninggalkan atau tidak. Padahal, tindak kekerasan seksual seharusnya dipandang sebagai suatu yang hitam-putih. Meletakkan scene tersebut, meski akhirnya Hanif meninggalkan Bandi, terkesan minor: apakah kita memang permisif terhadap pemerkosa?

Ratu Ilmu Hitam adalah mix horor yang tampil stand out. Melegitimasi Kimo Stamboel sebagai sutradara yang piawai menghadirkan kengerian. (M-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya