Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tidur Lebih Awal Turunkan Risiko Serangan Jantung

Galih Agus Perkasa
30/10/2019 15:25
Tidur Lebih Awal Turunkan Risiko Serangan Jantung
Durasi dan kualitas tidur memengaruhi risiko serangan jantung.(123rf)

SEBUAH kabar gembira datang dari Universitas Colorado bagi penderita jantung di Inggris. Institusi pendidikan itu baru merilis hasil penelitian mereka di mana penyakit mematikan itu mengalami penurunan hingga 20%. Penurunan itu terjadi 2-3 hari setelah pergantian musim gugur yang berpengaruh pada durasi istirahat seseorang.

Rusaknya durasi tidur seseorang dipercaya menjadi penyebab meningkatnya angka serangan jantung. "Jika anda berulang kali kekurangan kuota tidur penuh --7-8 jam dalam semalam-- selama lebih dari empat minggu, dapat berubah menjadi kondisi kronis yang mengancam kesehatan," tutur Anggota British Sleep Society, skaligus penulis buku 'How To Sleep Well', Dr Neil Stanley sebagaimana dilansir Daily Mail.

Tahun lalu, sebuah penelitian menunjukan 460ribu jiwa di Inggris yang tidak memiliki sejarah riwayat penyakit jantung turunan, sehat dan bugar, secara dramatis menunjukan peningkatan risiko terserang penyakit jantung, karena sering mengorbankan durasi tidur. Mereka rata-rata tidur kurang dari enam jam dalam semalam, termasuk dalam seperlima warga yang berpotensi mengalami serangan jantung, ketimbang mereka yang memiliki durasi tidur selama 7-8 jam semalam.

Meningkatnya potensi serangan jantung pada dasarnya bukan hanya berkenaan dengan waktu yang dihabiskan di atas tempat tidur. Namun juga pada kualitas tidur turut berpengaruh.

"Keletihan di siang hari dan bangun di malam hari dapat meningkatkan kadar hormon yang meningkatkan tekanan darah," terang salah satu Profesor dari Institut Ilmu Kardiovaskular dan Medis Universitas Glasgow, Naveed Sattar.

Ironinya, meningkatnya risiko serangan jatung yang diakibatkan adanya 'hutang' durasi tidur itu tidak dapat diatasi dengan tidur siang, atau istirahat panjang di akhir pekan. Sebuah penelitian di Tiongkok menunjukan memejamkan mata di siang hari tidak dapat mengobati kerusakan durasi tidur yang disebabkan gelisah di malam hari.

Selain itu, kerusakan durasi tidur juga dipercaya dapat mengganggu metabolisme tubuh. Ritme sikardian yang tidak baik memengaruhi efisiensi pengolahan makanan, energi, gula darah, dan tekanan darah, yang dikenal sebagai faktor penentu meningkatnya risiko serangan jantung.

Pertahanan terbaik terhadap masalah serangan jantung, menurut para ahli, dapat diatasi dengan cara sederhana. Setiap orang hanya perlu tidur lebih awal agar memperoleh kondisi tubuh yang lebih prima. Disarankan untuk tidur satu jam lebih awal dan dilakukan secara konsisten, agar selain terhindar dari serangan jantung, juga terbebas dari gangguan pernapasan, psikologis, bahkan kematian dini. (M-3)

Baca juga : Studi: Nenek Moyang Semua Manusia Diyakini Berasal dari Bostwana

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya