Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Death Adder, Ular Beracun Paling Mematikan di Dunia

Gurit
24/8/2019 02:40
Death Adder, Ular Beracun Paling Mematikan di Dunia
Ular Beludak (Death Adder )( (sciencedaily/Antara))

Taiching: Dari banyaknya ular mematikan, Death Adder menempati urutan keempat ular paling berbisa di dunia. Ya, racun ular ini disebut-sebut sebagai bisa paling berbahaya karena dapat bereaksi dengan sangat cepat. Ular ini tersohor dari Australia, tapi rupanya ada juga di Indonesia.

SEEKOR ular beracun merenggut nyawa anggota Satbrimobda Polda Sumatra Barat (Sumbar) yang bertugas di Bawah Kendali Operasi (BKO) Polda Papua, Bripka Desri Sahrondi.

Bripka Desri yang juga tergabung dalam Satgas Amole pengamanan objek vital nasional PT Freeport Indonesia itu dinyatakan meninggal dunia pada Senin (29/7) pagi lalu, setelah sebelumnya digigit ular jenis Death adder. Lalu, Seberapa berbahayanyakah ular jenis Death adder ini?

Ular jenis Death adder yang menggigit Bripka Desri ialah salah satu jenis ular paling berbahaya dan mematikan di dunia.

"Salah satu ular dengan tingkat bisa tinggi. Kebanyakan (korban yang terkena gigitan-red) fatal atau menyebabkan kematian," ujar anggota Reptile Timika Communities (RTC), Jessi Kukuh.

Death adder diketahui banyak tersebar di hampir seluruh wilayah Australia dan Papua bagian selatan, termasuk di Kabupaten Mimika.

Death adder atau nama ilmiahnya Acanthophis memiliki morfologi yang sangat mirip dengan beludak, bertubuh pendek dan gemuk, kepala berbentuk kapak, sisik-sisik di atas kepala berukuran kecil, mata memiliki pupil vertikal, dan taring berukuran panjang.

Ular ini menyerang mangsanya secepat kilat. Serangan Death adder ialah salah satu gaya serangan ular tercepat di dunia dengan waktu kurang dari 0,15 detik saja.

Ternyata, ada tiga spesies Death adder di Indonesia dan sama mematikannya. Spesies itu ialah Acanthophis ceramensis, Acanthophis laevis, dan Acanthophis rugosus. Ketiga spesies ini merupakan famili Elapiade atau keluarga ular yang terdiri dari ular bertaring pendek di depan, seperti kobra, ular karang, mamba, dan taipan.

Acanthophis ceramensis berada di daerah Seram dan Tanimbar yang terdapat di Maluku, sedangkan Acanthophis laevis dan Acanthophis rugosus berada di Papua, khususnya di Merauke.

Death adder diketahui bisa menyuntikkan sekitar 40-100 miligram (mg) racun saraf, sekali gigitan dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian hanya dalam waktu 6 jam yang berakibat pada kegagalan fungsi pernapasan.

Apa yang harus dilakukan jika tergigit ular ini?

"Kurangnya pengetahuan tentang ular tersebut, dan penanganan awal saat digigit sehingga kebanyakan berakibat fatal atau kematian," ujar Jessi.

Pemberian antibisa secara cepat, dikatakan Jessi, dapat mengobati gigitan ular jenis ini, dan korban seusai terkena gigitan diperingatkan untuk tidak melakukan reaksi apa pun.

"Tidak menggerakkan anggota tubuh yang tergigit agar racun atau bisa ular tidak semakin terpacu masuk ke darah," kata Jessi.

Death adder menempati urutan keempat ular paling berbisa di dunia, dan disebut paling berbahaya karena racun yang dikeluarkan bereaksi sangat cepat jika tidak langsung mendapatkan perawatan.

Harus hati-hati jika masuk ke area hutan atau tempat yang tidak familier sebelumnya. Setidaknya pakailah pakaian yang aman dan tertutup. Jika memang nasib malang dan tetap tergigit, meminta bantuan medis profesional ialah solusinya. (sciencedaily/Antara)[email protected]



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya