Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Laut Mediterania Jadi Zona Akumulasi Sampah Plastik

Galih Agus Saputra
14/6/2019 16:35
Laut Mediterania Jadi Zona Akumulasi Sampah Plastik
sampah plastik yang mengapung di laut mediterania.(AFP)

Sembilan garis pantai di kawasan Mediterania diidentifikasi sebagai tempat yang paling tercemar sampah plastik di dunia. Termasuk sejumlah kawasan wisata di Barcelona, Marseilles, dan Tel-Aviv, serta pesisir Venesia dekat sungai Po, Italia.

Data itu diungkapkan laporan World Wide Fund for Nature (WWF). Sebagaimana dilansir BBC, mereka mengatakan semua negara di kawasan Mediterania memiliki kinerja sangat buruk dalam mengelola kontaminasi plastik. Sekitar 570ribu ton sampah plastik masuk ke laut per tahun, atau setara dengan 33.800 botol plastik per menit.

Mengaacu pada kondisi itu, WWF meminta pemerintah di kawasan yang tercemar, serta pemangku kepentingan Uni Eropa mengurangi produksi plastik secara drastis, sekaligus meningkatkan daur ulang. "Semua negara Mediterania masih gagal mengumpulkan limbah mereka. Produksi plastik terlalu murah sementara pengelolaan limbah dan biaya polusi ditanggung masyarakat dan alam," kata Direktur WWF Kawasan Laut Mediterania, Giuseppe Di Carlo.

Guna mengurangi limbah plastik, Carlo menyarankan perombakan rantai suplai mereka. Cara itu diyakini Carlo menjadi satu-satunya cara mengeluarkan plastik dari Laut Mediterania. Dalam laporan itu, WWF juga mengatakan garis pantai Kilikia di Turki Tenggara menjadi kawasan yang tercemar di pesisir Mediterania.

Bila dirata-rata, setiap kilometer kawasan pesisir Kilikia menghasilkan 31,3 kg sampah plastik. Diikuti oleh Barcelona (26,1 kg), Tel Aviv (21,0 kg), Sungai Po (18,2 kg), Valencia (12,9 kg), Alexandria (12,7 kg), Aljir (12,2 kg), dan Teluk Marseille( 9,4 kg), serta Izmir (7,2 kg).

Berdasarkan pengamatan WWF kondisi itu dipicu tingginya tingkat konsumsi plastik penduduk setempat dan wisatawan. Di samping itu buruknya sistem pengumpulan limbah oleh pemerintah adalah penyebab utama persoalan sampah plastik di beberapa negara Mediterania.

Italia, misalnya, menjadi negara dengan tingkat konsumsi air kemasan botol plastik terbesar di dunia. Diperkirakan mencapia 178 liter per orang setiap tahun. Padahal polusi plastik di laut membebani sektor pariwisata, perikanan, dan maritim dengan biaya US$722juta (sekitar Rp10.347Triliun) per tahun.

Laut Mediterania hanya mewakili kurang dari 1% dari wilayah laut di dunia. Namun keberadaannya penting bila dilihat dari aspek ekonomu dan ekologis.

Laut Mediterania memiliki sekitar 4% - 18% spesies laut di dunia. Pada 2015, sejumlah peneliti asal Spanyol memperingatkan plastik di Mediterania mengancam spesies didalamnya. Sampah plastik banyak ditemukan di perut ikan, burung, kura-kura, dan paus, bahkan serpihan plastik super kecil (mikroplastik) ditemukan dalam tiram dan kerang. Peneliti dari Universitas Cadiz, Spanyol, Andres Cozar mengatakan, Mediterania adalah "Zona Akumulasi Besar Sampah Plastik". (M-3)


Baca juga : Manusia Pemakan Kartu Kredit



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya