Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
Sembilan garis pantai di kawasan Mediterania diidentifikasi sebagai tempat yang paling tercemar sampah plastik di dunia. Termasuk sejumlah kawasan wisata di Barcelona, Marseilles, dan Tel-Aviv, serta pesisir Venesia dekat sungai Po, Italia.
Data itu diungkapkan laporan World Wide Fund for Nature (WWF). Sebagaimana dilansir BBC, mereka mengatakan semua negara di kawasan Mediterania memiliki kinerja sangat buruk dalam mengelola kontaminasi plastik. Sekitar 570ribu ton sampah plastik masuk ke laut per tahun, atau setara dengan 33.800 botol plastik per menit.
Mengaacu pada kondisi itu, WWF meminta pemerintah di kawasan yang tercemar, serta pemangku kepentingan Uni Eropa mengurangi produksi plastik secara drastis, sekaligus meningkatkan daur ulang. "Semua negara Mediterania masih gagal mengumpulkan limbah mereka. Produksi plastik terlalu murah sementara pengelolaan limbah dan biaya polusi ditanggung masyarakat dan alam," kata Direktur WWF Kawasan Laut Mediterania, Giuseppe Di Carlo.
Guna mengurangi limbah plastik, Carlo menyarankan perombakan rantai suplai mereka. Cara itu diyakini Carlo menjadi satu-satunya cara mengeluarkan plastik dari Laut Mediterania. Dalam laporan itu, WWF juga mengatakan garis pantai Kilikia di Turki Tenggara menjadi kawasan yang tercemar di pesisir Mediterania.
Bila dirata-rata, setiap kilometer kawasan pesisir Kilikia menghasilkan 31,3 kg sampah plastik. Diikuti oleh Barcelona (26,1 kg), Tel Aviv (21,0 kg), Sungai Po (18,2 kg), Valencia (12,9 kg), Alexandria (12,7 kg), Aljir (12,2 kg), dan Teluk Marseille( 9,4 kg), serta Izmir (7,2 kg).
Berdasarkan pengamatan WWF kondisi itu dipicu tingginya tingkat konsumsi plastik penduduk setempat dan wisatawan. Di samping itu buruknya sistem pengumpulan limbah oleh pemerintah adalah penyebab utama persoalan sampah plastik di beberapa negara Mediterania.
Italia, misalnya, menjadi negara dengan tingkat konsumsi air kemasan botol plastik terbesar di dunia. Diperkirakan mencapia 178 liter per orang setiap tahun. Padahal polusi plastik di laut membebani sektor pariwisata, perikanan, dan maritim dengan biaya US$722juta (sekitar Rp10.347Triliun) per tahun.
Laut Mediterania hanya mewakili kurang dari 1% dari wilayah laut di dunia. Namun keberadaannya penting bila dilihat dari aspek ekonomu dan ekologis.
Laut Mediterania memiliki sekitar 4% - 18% spesies laut di dunia. Pada 2015, sejumlah peneliti asal Spanyol memperingatkan plastik di Mediterania mengancam spesies didalamnya. Sampah plastik banyak ditemukan di perut ikan, burung, kura-kura, dan paus, bahkan serpihan plastik super kecil (mikroplastik) ditemukan dalam tiram dan kerang. Peneliti dari Universitas Cadiz, Spanyol, Andres Cozar mengatakan, Mediterania adalah "Zona Akumulasi Besar Sampah Plastik". (M-3)
Baca juga : Manusia Pemakan Kartu Kredit
DESA Panji Anom, Kabupaten Buleleng (Bali Utara), dan Desa Abiansemal, Kabupaten Badung (Bali Selatan) bersama SW Indonesia menjawab dua tantangan besar di masyarakat.
Tim mahasiswa Sampoerna University mempresentasikan Green Asphalt, sebuah inovasi dari Plastic Waste for Sustainable Pavement Centre (PWSPC) Sampoerna University.
SBY mengimbau kepada semua elemen bangsa untuk tidak diam dalam menyikapi permasalahan lingkungan.
PESAN keberlanjutan sumber daya alam termasuk pulau kecil bukan tiba tiba hadir ke dalam menu pembangunan kita.
Aktivis lingkungan dan pendorong perubahan asal India, Sahil Jha, melanjutkan perjalanan bersepeda ke Jakarta dan Bogor.
Pancaverse Xperience yang mengusung tema Take UPart for Earth, mengajak masyarakat untuk menumbuhkan kepekaan pada lingkungan melalui seni, kreativitas, dan aksi nyata.
Pantai Ungkea, yang merupakan salah satu kawasan wisata dan habitat alami di Morowali Utara, menjadi fokus utama pembersihan dari sampah plastik dan berbagai jenis sampah lainnya.
Penggunaan komposter memungkinkan masyarakat mengolah sampah organik menjadi kompos, mengurangi emisi metana, dan memperbaiki kualitas tanah secara lokal.
LEMBAGA Pemantau Penyimpangan Aparatur Daerah (LP2AD) menilai Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan bisa menjadi sebagai standar nasional dalam pengelolaan sampah perkotaan.
Pembersihan sampah kiriman ini tidak hanya dilakukan di Pulau Lancang, tetapi juga di pulau-pulau lainnya setiap harinya.
Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, menggelar pelatihan pengelolaan sampah
Pulau sampah yang sebelumnya menggunung di sebuah behas tambak di kampung itu sudah tidak terlihat lagi dan hanya menyisakan beberapa sisa sampah berserakan .
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved