Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Keindahan Destinasi Wisata Menara Doa Samosir, Simbol Keimanan dan Perenungan

Syarief Oebaidillah
04/7/2025 06:07
Keindahan Destinasi Wisata Menara Doa Samosir, Simbol Keimanan dan Perenungan
Ilustrasi(Dok ist)


PADA Desember  tahun 2017 Menara Doa Sinatapan diresmikan menjadi salah satu destinasi rohani dan wisata terbaru di Samosir, Sumatera Utara ( Sumut). Destinasi ini menawarkan pemandangan spektakuler Danau Toba dari ketinggian. 

Menara ini tidak hanya menjadi tempat untuk menikmati panorama alam  juga menjadi simbol keimanan dan tempat perenungan bagi pengunjung dari berbagai daerah.

Terletak di Desa Partungko Naginjang, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, MenaraDoa Sinatapan dibangun dengan arsitektur sederhana namun sarat makna. Kata sinatapan berarti “melihat” atau “menatap,” mencerminkan fungsi utama tempat ini sebagai lokasi untuk merenung sambil menatap keagungan ciptaan Tuhan.

Dari menara setinggi sekitar 10 meter ini, pengunjung dapat melihat hamparan Danau Toba,pulau Samosir, dan perbukitan hijau yang memesona.
Brigjen Pol (P) Adv. Drs. Jannes Sinurat, S.H. dan dr. Hawani F.R. br. Nadeak, M.T selaku pemilik Menara Doa mengajak dengan penuh sukacita  bahwa Menara Doa Sinatapan terbuka untuk siapa saja, tanpa memandang usia maupun latar belakang agama.

" Setiap orang,dari anak-anak hingga lansia, dari latar belakang kepercayaan apapun, dipersilakan datang dan merasakan ketenangan, keindahan, serta kekuatan doa di tempat ini," kata Jannes Sinurat dalam keterangannya.

Pihaknya percaya kehadiran Menara Doa Sinatapan bukan hanya sebagai tempat peribadahan atau perenungan semata. Juga sebagai ruang bersama untuk semuavorang yang ingin menikmati kedamaian dan keindahan ciptaan Tuhan dari ketinggianDanau Toba. "Mari datang dengan hati yang terbuka, saling menghormati, danbersama-sama menjaga kedamaian di tempat ini," tukasnya.

Dengan pemandangan  menakjubkan, suasana tenang, serta nilai religius yang mendalam, Menara Doa Sinatapan kini dinilai menjadi destinasi wajib bagi wisatawan yang ingin menikmati pesona Danau Toba sambil mengisi ulang energi rohani. 

Menikah di Tepi Danau Toba 

Di tengah panorama indah Danau Toba, sebuah pernikahan sakral berlangsung penuh hikmat di Menara Doa Sinatapan, Samosir. PasanganHendry Donald Hanesty Sinurat, B.Eng., M.Sc dan Efriska Ginasti Mayangsari Br.Nadeak, S.KPm., M.Si memilih merayakan hari bahagia mereka dengan mengikat janji suci pernikahan di tepi danau kebanggaan Sumatera Utara ini.

Pernikahan ini menjadi spesial dan istimewa, pasalnya keduanya bukanlah penduduk asli Samosir. Bahkan lahir serta besar di luar Sumatera Utara. Namun, kerinduan mereka terhadap kampung halaman leluhur begitu besar sehingga mendorong keputusan untuk menikah di jantung budaya Batak, di pulau Samosir yang dikelilingi keindahan DanauToba.

“Ini adalah wujud syukur kami sekaligus bentuk kepedulian untuk ikut melestarikankeindahan alam dan budaya Samosir. Kami berharap semakin banyak generasi muda. yang juga mencintai tanah leluhur,” ujar Efriska. Acara pernikahan yang dilangsungkan pada 28 Juni 2025 ini mengusung konseptradisional dengan sentuhan adat Batak, dipadukan dengan suasana alam terbuka yangmenawan.

 Dengan latar belakang birunya Danau Toba dan sejuknya angin perbukitan,prosesi pernikahan berlangsung penuh makna dan kekhidmatan, disaksikan keluargabesar, sahabat, kerabat terdekat hingga pejabat Polri dan pejabat pemerintahan.

Pemilihan lokasi di Menara Doa Sinatapan, Samosir, bukan hanya sekadar tempat,tetapi juga menjadi simbol harapan dan doa bagi masa depan mereka. Pasangan iniberharap kehadiran mereka turut menginspirasi lebih banyak orang untuk berkunjungdan mendukung kemajuan pariwisata Samosir

“Meski kami lahir dan besar jauh dari Sumatera Utara, hati kami selalu terpanggil untuk kembali. Kami ingin pernikahan ini menjadi pengingat bahwa kecintaan pada tanah kelahiran tidak pernah luntur,” ungkap Hendry.

Melalui momentum penting dan sakral, Hendry dan Efriska berharap  dapat berkontribusi   memperkenalkan keindahan Samosir untuk lebih banyak orang, sekaligus mengajak generasi muda melestarikan adat dan budaya Batak.(H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya