Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
SELAMA ini, para ilmuwan mengira inti bumi adalah bola padat dari logam, seperti sebuah planet dalam planet yang terletak sekitar 4.828 kilometer di bawah permukaan. Namun, para peneliti dari University of Southern Carolina (USC) mengungkapkan inti bumi mungkin jauh lebih mudah berubah bentuk.
John Vidale, Profesor Dekan Ilmu Bumi di USC Dornsife College of Letters, Arts and Sciences, yang merupakan peneliti utama dalam studi baru ini, mengatakan dalam sebuah pernyataan para peneliti "tidak berniat untuk mendefinisikan sifat fisik inti bumi."
Awalnya, ilmuwan USC sedang melacak bagaimana kecepatan rotasi inti bumi semakin melambat, karena penelitian sebelumnya menemukan inti bumi memang mengalami pelambatan. Metode untuk memetakan ini melibatkan studi data gelombang seismik dari gempa bumi.
Tim ini menggunakan data dari 121 gempa bumi yang terulang antara 1991 dan 2024; kejadian-kejadian yang dipilih terjadi di 42 lokasi berbeda di dekat Kepulauan South Sandwich yang tidak berpenghuni, yang terletak di utara Antartika.
Para ilmuwan USC sedang mempelajari gelombang seismik ketika mereka menemukan data mengejutkan yang bertentangan dengan pemahaman kita sebelumnya tentang inti bumi. Set data gelombang seismik tersebut memiliki beberapa sifat yang tidak biasa yang tidak mereka harapkan.
“Ketika saya menganalisis beberapa dekade data seismogram, satu set data gelombang seismik dengan anehnya menonjol dari yang lainnya,” kata Vidale. “Kemudian saya menyadari saya sedang melihat bukti bahwa inti bumi tidak padat.”
Setelah tim Vidale meningkatkan teknik resolusi, mereka menemukan gelombang seismik tersebut "mewakili aktivitas fisik tambahan dari inti bumi." Jadi, data tersebut membuat mereka percaya inti bumi mungkin bergerak sedikit, alih-alih tetap sepenuhnya padat.
“Yang akhirnya kami temukan adalah bukti bahwa permukaan inti bumi mengalami perubahan struktural,” kata Vidale.
Menurut para peneliti, perubahan struktural ini mungkin terkait dengan pelambatan inti bumi dan dapat membawa pemahaman yang lebih baik tentang medan termal dan magnet bumi. Yang lebih menarik lagi, perubahan ini mungkin "sedikit mempengaruhi panjang hari." (space/Z-2)
Bulan tidak jatuh ke Bumi karena keseimbangan antara gaya gravitasi dan kecepatannya yang membentuk orbit stabil. Fenomena ini juga dijelaskan dalam Al-Quran.
Penelitian terbaru mengungkap rata-rata 6 fragmen Bulan mengorbit Bumi sebagai minimoon setiap saat.
Sunspot 4136 di Matahari memicu ledakan magnetik mini bernama Ellerman bombs. Fenomena ini berpotensi memengaruhi sistem satelit di Bumi.
Bumi muda dipenuhi oleh lautan magma raksasa di bawah permukaannya—dan sisa-sisanya mungkin masih memengaruhi dinamika planet ini hingga sekarang
PT Bumi Resources meraih penghargaan pada ajang Indonesia Excellence Good Corporate Governance Awards 2025.
Para ilmuwan memprediksi rotasi Bumi akan meningkat pada Juli dan Agustus 2025, membuat hari-hari menjadi lebih singkat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved