Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
LEBIH dari 1 juta "objek antar bintang" seukuran Patung Liberty diperkirakan melayang tak terlihat di sistem tata surya bagian luar saat ini, menurut simulasi baru. Objek kosmik besar ini, yang melakukan perjalanan dari tetangga bintang terdekat kita, kemungkinan tidak akan pernah mendekati Bumi. Namun, partikel antar bintang yang lebih kecil kemungkinan setiap tahun mengenai planet kita, temuan studi ini menunjukkan.
Saat ini, para ilmuwan hanya mendeteksi dua objek antar bintang yang terkonfirmasi di sistem tata surya: objek yang tidak biasa berbentuk lonjong, 'Oumuamua, yang beberapa orang keliru duga sebagai probe alien ketika terlihat pada 2017, dan Komet Borisov, yang ditemukan tahun 2019. Kedua objek ini, yang kini sudah lama pergi, terlihat melintasi lingkungan kosmik kita dengan kecepatan tinggi, yang jelas menunjukkan bahwa mereka berasal dari ruang antar bintang.
Namun, para ilmuwan telah lama menduga banyak objek asing lainnya melintas melalui sistem tata surya yang tidak terdeteksi setiap tahun. Selain itu lebih banyak lagi interloper yang kemungkinan tinggal di sini secara permanen. Beberapa pesawat ruang angkasa, termasuk probe Cassini milik NASA yang kini sudah tidak aktif, juga sebelumnya telah mendeteksi partikel debu antar bintang yang sangat kecil yang mengalir melalui sistem tata surya.
Dalam studi baru ini, yang diunggah pada 5 Februari ke server pra-cetak arXiv, para peneliti mensimulasikan seberapa banyak material antar bintang yang terlempar dari Alpha Centauri selama 100 juta tahun terakhir. Berdasarkan perhitungan ini, para peneliti memperkirakan bahwa saat ini ada sekitar 1 juta "objek makroskopik" dari Alpha Centauri, masing-masing lebih lebar dari 100 meter (330 kaki), yang saat ini bergerak dalam sistem tata surya kita.
Berbeda dengan 'Oumuamua dan Borisov, interloper hipotetis ini telah terperangkap secara permanen oleh gravitasi matahari dan sebagian besar dari mereka kemungkinan kini berada di Awan Oort — reservoir besar komet dan asteroid yang terletak di dekat tepi sistem tata surya. Akibatnya, mereka hampir tidak mungkin untuk ditemukan.
Tim studi juga mensimulasikan bagaimana partikel-partikel yang lebih kecil bergerak dari Alpha Centauri ke sistem tata surya. Para peneliti meyakini bahwa partikel yang lebih besar dari 100 mikrometer (0,004 inci) secara teori dapat melakukan perjalanan antara kedua sistem tersebut, dan sekitar 10 partikel ini kemungkinan terbakar habis sebagai meteor di atmosfer Bumi setiap tahunnya.
Seluruh sistem ini saat ini sedang bergerak menuju kita dan akan mencapai titik terdekatnya dengan matahari dalam waktu sekitar 28.000 tahun. Ketika ini terjadi, jumlah objek yang memasuki sistem tata surya akan meningkat secara eksponensial untuk sementara waktu karena jarak antara kedua sistem ini akan berkurang secara signifikan, tulis para peneliti.
Tim juga mencatat tingkat material yang terlempar dari sistem tata surya kita kemungkinan sangat mirip dengan Alpha Centauri, yang berarti tingkat material antar bintang yang setara yang berasal dari lingkungan kosmik kita sedang ditangkap tetangga bintang kita.
Memahami lebih baik bagaimana materi berpindah antara Alpha Centauri dan sistem tata surya "membuka jalur baru untuk menjelajahi keterkaitan sistem bintang dan potensi pertukaran materi di seluruh galaksi," tulis para peneliti dalam makalah tersebut. (Live Science/Z-3)
Luar angkasa masih terlihat gelap, padahal ada miliaran bintang yang bersinar. Simak penjelasan ilmiahnya berikut.
Antara 2021 hingga 2023, Basant dan timnya melakukan pengamatan terhadap Bintang Barnard sebanyak 112 kali dengan menggunakan spektrograf MAROON-X.
Dengan bantuan JWST, ilmuwan mengetahui planet seukuran Jupiter tidak ditelan bintang yang mengembang, melainkan jatuh ke arah bintang.
Pada 27 Maret 2025, teleskop SPHEREx menangkap gambar pertama yang menakjubkan berisi lebih dari 100.000 galaksi, bintang, dan nebula.
Para astronom menemukan bukti kuat keberadaan lubang hitam supermasif tersembunyi di Awan Magellan Besar (LMC), galaksi tetangga terdekat Bima Sakti.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved