Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Gunung Berapi Bawah Laut Axial Seamount Diprediksi akan Meletus Sebelum Akhir 2025

Febriansah
07/1/2025 10:56
Gunung Berapi Bawah Laut Axial Seamount Diprediksi akan Meletus Sebelum Akhir 2025
Ilustrasi(Freepik)

GUNUNG berapi bawah laut Axial Seamount, yang terletak di dekat Cannon Beach, Oregon, diprediksi akan erupsi pada 2025. Para ilmuwan telah mengidentifikasi adanya inflasi tanah yang signifikan, yang menunjukkan pergerakan magma di bawah permukaan. 

Axial Seamount merupakan gunung berapi bawah laut paling aktif di kawasan tersebut. 

Berkat aktivitasnya yang relatif dapat diprediksi dan lokasinya yang dekat dengan daratan, gunung ini dijadikan lokasi New Millennium Observatory, stasiun pemantauan gunung berapi bawah laut pertama di dunia.

Gunung berapi ini sebelumnya tercatat meletus pada 1998, 2011, dan 2015. Prediksi ini didasarkan pada pemantauan berkelanjutan menggunakan teknologi canggih, mencerminkan kemajuan besar dalam studi vulkanologi.

Saat ini, monitor di Axial menunjukkan adanya penggelembungan pada permukaan gunung bawah laut tersebut, mengindikasikan pergerakan magma yang kemungkinan besar menandakan akan terjadinya letusan.

Menurut sebuah blog yang ditulis para ilmuwan yang memantau gunung bawah laut tersebut, gunung ini tidak membahayakan manusia. Namun, aktivitasnya yang rutin dan lokasinya yang relatif dekat dengan daratan menjadikannya objek pengamatan yang penting.

Dilansir dari Live Science, Selasa (7/1), William Chadwick, seorang ahli geologi dari Oregon State University yang meneliti gunung berapi tersebut dan ventilasi hidrotermal di sekitarnya, menyampaikan laporan pada pertemuan tahunan American Geophysical Union pada Desember 2024. 

Chadwick mengungkapkan bahwa permukaan gunung berapi itu telah naik hingga 95% dibandingkan kondisi sebelum letusan pada 2015.

Setelah periode tenang antara tahun 2015 hingga 2023, gunung bawah laut ini hampir tidak menunjukkan aktivitas. Namun, pergerakan permukaan mulai terjadi pada musim gugur 2023 dan semakin intensif pada Januari 2024, dengan tanah naik sekitar 10 inci (25 sentimeter) per tahun pada pertengahan 2024. 

Inflasi ini disertai dengan ratusan gempa kecil. Sejak itu, tingkat inflasi telah stabil, menurut laporan Chadwick dalam blognya.

"Tingkat inflasi di Axial telah stabil selama enam bulan terakhir, dan aktivitas seismiknya mulai berkurang," tulisnya. 

Chadwick menambahkan meskipun letusan ini tampak tidak akan terjadi dalam waktu dekat, hal ini tidak mungkin berlangsung selamanya.

Ia bersama rekannya, Scott Nooner, seorang ahli geofisika dari Universitas North Carolina Wilmington, memperkirakan bahwa gunung berapi tersebut akan meletus sebelum akhir 2025.

Para ilmuwan berharap prediksi mereka akurat. Karena Axial yang dipantau secara intensif, menawarkan peluang berharga untuk mempelajari pola aktivitas gunung berapi sebelum letusan. 

Dengan letusan yang terjadi beberapa kali dalam dua dekade terakhir, berbeda dari banyak gunung berapi lain yang meletus hanya sekali dalam beberapa abad. Pola aktivitas di Axial menjadi lebih mudah untuk dianalisis dan dipahami.

Ahli vulkanologi saat ini mampu membuat prediksi jangka pendek yang cukup akurat mengenai letusan gunung berapi. Namun, menurut Program Vulkanisme Global Smithsonian, prediksi semacam itu jarang dapat diandalkan jika dibuat lebih dari beberapa hari sebelumnya. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya