Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

BSSN Dorong Keamanan Siber untuk Ekonomi Digital

Alya Putri Abi
06/12/2024 07:37
BSSN Dorong Keamanan Siber untuk Ekonomi Digital
Peluncuran resmi Defend IT360 di Midaz Senayan Golf, Tanah Abang, Jakarta, Kamis (5/12).(MI/Alya Putri Abi)

INDONESIA menempati peringkat ke-13 secara global dan tertinggi di Asia Tenggara dalam hal kebocoran data, dengan sekitar 156,8 juta data yang bocor sejak 2004 hingga April 2024, menurut data dari Surfshark.

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) memerlukan bantuan dari berbagai pihak dan berharap industri keamanan siber di Indonesia tumbuh serta berkembang.

“Kami berharap sekali tidak hanya BSSN, tapi industri di Indonesia, industri keamanan siber di Indonesia tumbuh, tumbuh berkembang dengan cepat supaya kami juga bisa tidur nyenyak lah,” ungkap Master of Engineering sekaligus Deputi BSSN Selamat Aji Pamungkas dalam acara peluncuran resmi Defend IT360 di Midaz Senayan Golf, Tanah Abang, Jakarta, Kamis (5/12).

Aji menjelaskan industri keamanan siber di Indonesia diperkirakan akan tumbuh pesat setiap tahun dan dia berharap industri ini dapat digarap oleh pelaku lokal, yang diharapkan dapat memperkuat ketahanan digital nasional.

“Bukan hanya di 2023 saja, peluang industri keamanan siber di Indonesia diperkirakan sekitar Rp23 triliun. Pada 2028, angkanya bisa mencapai Rp70 triliun dan saya berharap itu bisa digarap oleh teman-teman dari lokal,” ungkap Aji

Ini terkait dengan kebijakan pemerintah untuk transformasi digital yang bertujuan menjadikan Indonesia masuk lima besar perekonomian dunia pada 2045, dengan ekonomi digital sebagai salah satu pendukungnya.

Menurut Aji, semakin digitalisasi dimanfaatkan, semakin besar kemungkinan terjadinya serangan terhadap teknologi digital tersebut, sehingga meskipun digitalisasi adalah kemajuan yang harus dilakukan, ekonomi digital yang diharapkan adalah yang aman.

“Tapi ekonomi digital seperti apa? Yang kita harapkan adalah ekonomi digital yang diamankan. Bukan ekonomi digital yang telanjang,” ujarnya.

Namun, Aji menyayangkan banyak yang masih menganggap keamanan siber sebagai cost center, bukan investasi, padahal keamanan siber seharusnya diterapkan dengan pendekatan "by design", bukan "by incident" yang baru dilakukan setelah terjadinya insiden dan mendekat ke BSSN.

Melihat peluang besar ini, salah satu perusahaan independen meluncurkan Defend IT360. 

CEO Defend IT360 Sudino Oei, mengaku Defend IT360 muncul setelah dia melakukan survei internal yang mengidentifikasi tiga kategori organisasi terkait keamanan siber.

Pertama, organisasi yang tidak mengetahui tentang cybersecurity dan keamanan aset digital mereka. Kedua, organisasi yang paham cybersecurity tetapi bingung memulai dari mana. Ketiga, organisasi yang sudah mengimplementasikan teknologi keamanan namun kesulitan mengelolanya karena keterbatasan anggaran atau keahlian.

Menurut Sudino, yang membedakan Defend IT360 dengan layanan cybersecurity lainnya adalah pendekatan yang ditawarkan melalui tiga layanan utama.

“Ada security check up, security treatment, dan security assistance. Nah ini yang menurut saya akan menjadi strategi yang membedakan antara kami di Defend IT dengan layanan penyedia cybersecurity lainnya,” pungkas Sudino. (Z-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya