Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
TELESKOP Luar Angkasa James Webb (JWST) mengamati galaksi-galaksi tertua di alam semesta. Lima kandidat galaksi ini terletak sangat jauh sehingga galaksi terjauh terlihat seperti saat baru berusia 200 juta tahun setelah Big Bang.
Dengan kata lain, cahaya dari galaksi-galaksi ini telah melakukan perjalanan menuju Bumi selama sekitar 13,6 miliar tahun. Namun, karena perluasan alam semesta, galaksi-galaksi ini sekarang diperkirakan berjarak sekitar 34 miliar tahun cahaya. Meski begitu, semua ini belum dikonfirmasi secara pasti.
Sebelumnya proyek Galactic Legacy Infrared Midplane Survey Extraordinaire (GLIMPSE) JWST mengamati galaksi yang paling jauh ialah JADES-GS-z14-0. Galaksi tersebut terlihat seperti saat alam semesta berusia sekitar 280 juta tahun.
Galaksi-galaksi baru ini akan diberi nama resmi setelah dikonfirmasi, tetapi kemungkinan akan menggunakan awalan "GLIMPSE" untuk merujuk pada survei yang menemukannya. Menurut model evolusi alam semesta saat ini, galaksi-galaksi ini bisa menjadi yang paling awal terbentuk.
Hakim Atek, anggota tim penemuan dari Institut Astrofisika Paris, menyatakan bahwa meski sulit untuk menentukan usia pasti galaksi-galaksi ini, mereka mungkin mendekati generasi pertama galaksi.
"Dengan hanya sekitar 150 juta tahun untuk membentuk galaksi ini, ada sangat sedikit cara untuk mencapainya," kata Atek kepada Space.com. "Pengamatan ini akan memberikan batasan ketat pada proses fisik yang dimungkinkan dalam model alam semesta kita."
Galaksi awal seperti lima kandidat ini digambarkan sebagai galaksi "redshift tinggi" atau "z tinggi." Perluasan alam semesta menyebabkan panjang gelombang cahaya yang dipancarkan galaksi-galaksi ini meregang, dikenal sebagai redshift. Semakin lama cahaya mencapai kita, semakin besar redshift yang dialaminya.
Misalnya, redshift sebesar z = 10 berarti cahaya telah melakukan perjalanan selama 13,2 miliar tahun, sedangkan objek tersebut kini berjarak sekitar 26,6 miliar tahun cahaya. Galaksi baru ini memiliki redshift antara z = 16 hingga z = 18, lebih tinggi dibandingkan JADES-GS-z14-0 yang memiliki redshift z = 14,2.
Menurut Vasily Kokorev dari Universitas Texas, menemukan galaksi ini melanjutkan tren JWST dalam menemukan galaksi-galaksi terang pada redshift tinggi yang lebih padat dari perkiraan sebelumnya. "Objek yang kami temukan konsisten dengan paradigma baru tentang kelebihan galaksi terang pada redshift tinggi," katanya.
Penemuan ini dimungkinkan oleh pengamatan GLIMPSE yang paling dalam hingga saat ini dan bantuan dari gugus galaksi Abell S1063. Gugus ini, yang berjarak sekitar 4 miliar tahun cahaya, menggunakan fenomena lensa gravitasi yang pertama kali diprediksi oleh Albert Einstein pada tahun 1915. Lensa gravitasi, yang memperbesar objek di belakangnya, memungkinkan JWST mendeteksi galaksi jauh yang terlalu redup untuk dilihat tanpa bantuan.
Namun, meskipun menggunakan teleskop paling kuat dan fenomena kosmik ini, galaksi-galaksi tersebut tetap terlalu redup untuk dianalisis secara rinci. "Untuk benar-benar memahami sifat galaksi ini, dibutuhkan spektrum. Saat ini, kami hanya tahu bahwa objek-objek ini sangat redup secara intrinsik," kata Kokorev.
Meski ada potensi JWST menemukan galaksi yang lebih awal lagi, Atek menyebutkan tantangan besar. "Sumber-sumber ini diperkirakan sangat redup sehingga konfirmasi spektroskopis bahkan dengan JWST mungkin sangat sulit atau tidak memungkinkan," ujarnya.
Kokorev menambahkan pengamatan galaksi yang lebih awal mungkin membutuhkan waktu hingga 450 jam, jauh lebih lama dari 150 jam yang digunakan dalam proyek GLIMPSE.
Meski begitu, tim tetap optimis. "Ini adalah makalah pertama dari banyak makalah GLIMPSE yang akan datang, jadi nantikan sains menarik lainnya dari GLIMPSE," tutup Kokorev. (Space/Z-3)
Para astronom baru-baru ini menemukan salah satu pemandangan paling unik dari masa awal alam semesta, yaitu galaksi yang dijuluki Cosmic Grapes atau “Anggur Kosmik”.
Sebanyak 14 galaksi yang berhenti bentuk bintang setelah Big Bang, berhasil ditemukan astronom menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb.
Para astronom menemukan Midpoint Cloud, awan molekul raksasa sepanjang 200 tahun cahaya di Bima Sakti.
Dengan mengamati 111 galaksi dari masa awal semesta, JWST berhasil mengungkap proses terbentuknya cakram bintang tebal dan tipis dalam galaksi spiral.
Astronom mengamati peristiwa langka AT2024tvd, saat lubang hitam supermasif di luar pusat galaksi menghancurkan bintang.
Observatorium Sinar-X Chandra NASA mendeteksi retakan pada filamen pusat galaksi yang dijuluki “Si Ular”.
Para astronom baru-baru ini menemukan salah satu pemandangan paling unik dari masa awal alam semesta, yaitu galaksi yang dijuluki Cosmic Grapes atau “Anggur Kosmik”.
Penelitian tersebut mengungkap bahwa usia alam semesta mungkin jauh lebih pendek dari perkiraan sebelumnya, dan bahwa alam semesta bisa mulai 'sekarat' dalam kurun waktu 10 miliar tahun.
BOAT: ledakan sinar gamma terkuat yang pernah terdeteksi tantang pemahaman ilmuwan.
Penelitian terbaru memicu dugaan energi gelap tak konstan. Alam semesta bisa berhenti mengembang dan runtuh dalam Big Crunch lebih cepat dari perkiraan.
ALMA berhasil memetakan struktur internal galaksi awal dan menunjukkan bukti pembentukan cakram galaksi serta sisa tabrakan kosmik di era awal alam semesta.
Tim Ilmuan memperkirakan alam semesta terbentuk di dalam sebuah lubang hitam kolosal, yang berada dalam semesta 'induk'.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved