Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Komet Atlas Menguap: Akhir dari Harapan Halloween yang Menyala

Thalatie K Yani
29/10/2024 17:32
Komet Atlas Menguap: Akhir dari Harapan Halloween yang Menyala
Komet C/2024 S1 (ATLAS) telah menghilang setelah menguap saat mendekati perihelion pada 28 Oktober. (ESA/NASA)

PADA Senin (28/10) tiba-tiba komet C/2024 S1 (Atlas) menguap menuju perihelion, titik terdekatnya dengan matahari dalam orbitnya. Sebelumnya ada harapan komet ini, yang secara resmi diberi nama C/2024 S1 (ATLAS), bisa menjadi "hadiah Halloween" yang dapat terlihat dengan mata telanjang.

Observatorium Surya dan Heliosferik (SOHO), sebuah wahana antariksa yang dioperasikan bersama NASA dan Badan Antariksa Eropa, mengetahui akhir dari komet itu.

Komet C/2024 S1 (ATLAS) melintasi titik terdekatnya dengan Bumi pada 23 Oktober, mencapai magnitudo 8,7, terlalu redup untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Meski begitu, teleskop masih dapat menangkap sekilas tamu beku ini dari sistem tata surya bagian luar.

Setelah pendekatan itu, komet mulai terbang menuju matahari, membuatnya sulit dilihat kecuali dengan instrumen khusus yang dirancang untuk observasi matahari.

Komet ATLAS pertama kali ditemukan bulan lalu, pada 27 September, oleh proyek Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) di Hawaii. Komet ini termasuk dalam keluarga yang dikenal sebagai Kreutz sungrazers, yaitu komet yang mengikuti orbit serupa yang membawa mereka sangat dekat dengan matahari setiap 500 hingga 800 tahun, tergantung pada orbit masing-masing komet.

Kreutz sungrazers diyakini sebagai pecahan dari satu komet besar yang terpecah pada masa lalu yang sangat jauh. Komet sungrazer paling awal mungkin telah diamati sejak 317 SM, menurut Badan Antariksa Eropa.

Seperti semua komet, C/2024 S1 (ATLAS) pada dasarnya adalah "bola salju kotor," yaitu benda beku yang terdiri dari gas, batuan, dan debu yang tersisa dari awal terbentuknya tata surya sekitar 4,6 miliar tahun lalu.

Beberapa komet dapat membutuhkan ratusan ribu hingga jutaan tahun untuk mengorbit matahari, meskipun ada juga yang mengorbit dalam waktu yang jauh lebih singkat. Komet Halley, salah satu komet paling terkenal, mengorbit setiap sekitar 75 tahun. Sementara itu, Komet Encke mengorbit matahari setiap 3,3 tahun.

Komet lain, yang dikenal sebagai C/2023 A3 (Tsuchinshan-ATLAS), berhasil melewati pendekatan terdekatnya dengan matahari pada 27 September dan menjadi tontonan menarik bagi pengamat di seluruh dunia, bahkan tampak dengan mata telanjang sepanjang Oktober. (Space/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya