Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Terungkap Dinosaurus Ini Pakai Sayap untuk Berlari Cepat

Ernest Narus
27/10/2024 10:00
Terungkap Dinosaurus Ini Pakai Sayap untuk Berlari Cepat
Penelitian terbaru mengungkap dinosaurus kecil seukuran burung dari awal Zaman Kapur, Dromaeosauriformipes rarus, menggunakan sayapnya untuk meningkatkan kecepatan lari. (science)

SEBUAH tim kecil internasional yang terdiri dari ahli biologi, geologi, dan paleontologi telah menemukan bukti dinosaurus seukuran burung dari awal Zaman Kapur menggunakan sayapnya untuk berlari lebih cepat. 

Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, peneliti menganalisis jejak kaki dan makhluk yang meninggalkannya serta melaporkan bukti adanya bantuan sayap untuk berlari.

Dinosaurus terkadang meninggalkan jejak kaki saat berjalan di hamparan lumpur. Dalam beberapa kasus, jejak ini menjadi fosil dan bertahan hingga zaman modern, dikenal sebagai jejak. 

Yang membingungkan para ahli paleontologi adalah langkah besar hewan itu, jejak kaki raptor yang tidak dikenal itu memiliki celah yang lebih besar di antara keduanya daripada yang diperkirakan untuk dinosaurus sekecil itu.

“Orang ini mungil, salah satu dinosaurus terkecil yang fosilnya kita miliki. Jejak-jejak ini menjadi teka-teki karena jejak kaki mereka sangat kecil namun berjauhan," ungkap ahli paleontologi Universitas Maryland, Thomas R. Holtz Jr dan rekan penulis penelitian dikutip dari interestingengineering.

Hal ini membuat para peneliti menyimpulkan bahwa dinosaurus seukuran burung dari periode Cretaceous awal menggunakan sayapnya untuk berlari lebih cepat daripada terbang.

Melansir dari interestingengineering, tim peneliti memfokuskan upaya mereka pada jejak yang ditemukan di lokasi penggalian di Formasi Jinju, di bagian tenggara Korea Selatan. Jejak tersebut menarik perhatian karena jarak antar jejak yang cukup jauh dibandingkan dengan ukurannya, dari 25 hingga 31 sentimeter.

Karena jejaknya tiba-tiba berhenti, tidak jelas apakah makhluk itu naik, turun, atau menggunakan kepakan sayap untuk mendorong dirinya di tanah.

Gerakan ini, yang disebut “lari flap,” merupakan pergerakan unik antara berlari dan terbang.

Pengujian terhadap jejak tersebut menunjukkan jejak tersebut dibuat sekitar 106 juta tahun yang lalu dan dinosaurus yang membuatnya kemungkinan besar adalah dinosaurus seukuran burung yang dikenal sebagai Dromaeosauriformipes rarus.

Dalam mengevaluasi pengukuran jarak antara jejak dan ukuran otot di kakinya, para peneliti menemukan bahwa dinosaurus kecil itu tidak dapat berlari cukup cepat sehingga langkah kakinya berjarak begitu jauh tanpa bantuan, kemungkinan besar dari sayap. Mereka memperkirakan dinosaurus itu berlari pada kecepatan 38 km/jam saat jejak itu dibuat.

Temuan ini memperkuat teori kemunculan kemampuan terbang tidak bersifat linier, bahwa banyak makhluk mengembangkan kemampuan itu secara independen. Jika dapat dibuktikan bahwa D. rarus dapat terbang, itu akan membuktikan bahwa dinosaurus berbulu selain dari garis keturunan burung dapat terbang. 

Para peneliti berpendapat ada kemungkinan juga D. rarus merupakan cikal bakal kemampuan terbang dinosaurus non-unggas.

Studi tentang jejak telah membantu para ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana makhluk purba berjalan atau berlari. (Science/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya