Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
NASA kembali mengukir sejarah. Europa Clipper, salah satu wahana antariksa tercanggih yang pernah diciptakan, kini memulai misi epiknya menuju Jupiter.
Tujuan utama misi ini adalah menyelidiki Europa, salah satu Bulan Jupiter yang diyakini menyimpan lautan besar di bawah permukaan esnya sebuah tempat yang mungkin menyimpan potensi kehidupan.
Diluncurkan tepat pukul 12:06 siang EDT dari Launch Pad 39A di Kennedy Space Center, Florida, wahana ini menggunakan kekuatan roket SpaceX Falcon Heavy untuk melesat meninggalkan atmosfer Bumi.
Ini bukan sekadar perjalanan biasa. Europa Clipper adalah wahana terbesar yang pernah NASA kirimkan dalam misi menuju planet lain, sekaligus menjadi misi pertama yang didedikasikan untuk mengeksplorasi dunia yang berpotensi memiliki samudra di luar Bumi.
Untuk mencapai tujuan utamanya, Europa Clipper akan menempuh jarak luar biasa sejauh 1,8 miliar mil atau sekitar 2,9 miliar kilometer.
Tidak hanya itu, wahana ini akan memanfaatkan kekuatan gravitasi dari planet-planet di tata surya untuk mempercepat lajunya.
Dalam empat bulan pertama, Europa Clipper akan melakukan lintasan ke Mars, sebelum kembali lagi ke Bumi pada 2026 untuk menerima dorongan gravitasi tambahan.
Akhirnya, setelah perjalanan panjang, wahana ini diproyeksikan mencapai orbit Jupiter pada April 2030, saat ia akan terbang melewati Europa sebanyak 49 kali.
“Ini adalah langkah besar bagi umat manusia dalam upaya memahami dunia lain,” ujar Administrator NASA Bill Nelson. “Melalui misi ini, kita akan membuka tabir kemungkinan kehidupan di luar Bumi, tidak hanya di tata surya kita, tetapi juga di bulan dan planet lain yang tersebar di antara bintang-bintang.”
Europa Clipper membawa serangkaian instrumen canggih yang dirancang khusus untuk meneliti lapisan es Europa, atmosfer tipisnya, serta samudra yang diduga tersembunyi di bawah permukaan es tebal. Instrumen seperti radar penembus es, kamera, dan sensor termal akan digunakan untuk mendeteksi area yang lebih hangat dan memantau letusan air yang baru terjadi di bulan tersebut.
Salah satu tantangan terbesar dalam misi ini adalah kebutuhan daya. Dengan sinar matahari yang sangat redup di sekitar Jupiter, wahana ini dilengkapi dengan panel surya terbesar yang pernah digunakan NASA untuk misi antarplanet.
Ketika sepenuhnya terbentang, panjangnya mencapai 100 kaki atau sekitar 30,5 meter dari ujung ke ujung, memungkinkan wahana tetap beroperasi dalam kondisi minim cahaya.
Dengan berat sekitar 13.000 pon atau 5.900 kilogram, Europa Clipper membawa propelan yang cukup untuk menjalankan berbagai manuver selama bertahun-tahun di luar angkasa.
Sejak disetujui pada 2015, lebih dari 4.000 orang telah berkontribusi pada perancangan, pembangunan, dan peluncuran Europa Clipper.
Manajer proyek dari NASA JPL Jordan Evans mengungkapkan rasa bangganya atas dedikasi luar biasa yang diberikan oleh tim yang terlibat.
“Peluncuran ini bukan hanya tonggak baru dalam eksplorasi tata surya, tetapi juga langkah maju menuju penemuan misteri samudra yang tersembunyi. Semua ini didorong oleh rasa ingin tahu bersama dan keinginan untuk menjawab pertanyaan besar: Apakah kita benar-benar sendirian di alam semesta ini?”(nasa/Z-1)
Pesawat luar angkasa Europa Clipper milik NASA menguji kamera inframerah E-THEMIS saat melintasi Mars untuk persiapan misi utama ke bulan Europa milik Jupiter.
Europa Clipper milik NASA melintas hanya 884 km di atas permukaan Mars pada 1 Maret, memanfaatkan gravitasi Planet Merah untuk menyesuaikan lintasannya menuju sistem Jupiter.
Misi Europa Clipper adalah langkah signifikan dalam memahami dunia samudra yang hingga kini hanya menjadi misteri.
Pada 14 Oktober, NASA meluncurkan pesawat luar angkasa Europa Clipper untuk menyelidiki kelayakan hidup di bulan es milik Jupiter, Europa.
NASA dan SpaceX menunda peluncuran misi Europa Clipper yang dijadwalkan pada Kamis (10/10) ke bulan Jupiter, Europa, karena keberadaan badai Milton.
Sekitar 4,5 miliar tahun lalu, ketika awan gas dan debu yang menjadi bahan pembentuk matahari dan planet-planet mulai menghilang, ukuran Jupiter diperkirakan dua kali lipat dari sekarang.
Teleskop James Webb berhasil merekam aurora di kutub Jupiter dengan intensitas luar biasa.
Penemuan dari misi Juno NASA mengungkap badai siklon bertubrukan di kutub Jupiter dan aliran magma tersembunyi di bawah permukaan bulan vulkanik Io.
Wahana antariksa Lucy milik NASA akan melintasi asteroid Donaldjohanson pada 20 April 2025 dalam misi panjangnya menuju orbit Jupiter.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved