Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
ERIS, sebuah objek misterius di tata surya, memegang peran penting dalam mengubah pandangan kita tentang apa yang disebut sebagai planet.
Ditemukan pada tahun 2005, Eris adalah salah satu planet katai pertama yang ditemukan, dan penemuannya mengguncang dunia astronomi.
Ukurannya hampir sama dengan Pluto, dan keberadaannya menjadi faktor penentu dalam penurunan status Pluto sebagai planet kesembilan dalam tata surya kita. Lantas, apakah Eris sebenarnya?
Baca juga : Mengenal Eris, Planet Kerdil Terjauh di Susunan Tata Surya
Saat Eris pertama kali ditemukan, astronom berpikir bahwa objek ini lebih besar dari Pluto. Hal ini bahkan sempat memunculkan wacana untuk menjadikannya planet kesepuluh dalam tata surya.
Namun, setelah pengukuran lebih lanjut, terungkap bahwa Eris lebih kecil dari yang diperkirakan. Ironisnya, penemuan Eris justru mendorong para astronom untuk menurunkan Pluto dari status planet menjadi planet katai pada tahun 2006.
Keputusan ini masih menjadi perdebatan hingga hari ini, sehingga tidak heran Eris diberi nama sesuai dewi Yunani yang melambangkan perselisihan dan pertikaian.
Baca juga : Kenapa Sih Merkurius dan Venus Tidak Memiliki Satelit Alami?
Seperti yang dijelaskan oleh Mike Brown, salah satu penemu Eris, “Eris adalah dewi Yunani yang melambangkan perselisihan dan pertikaian.
Ia membangkitkan kecemburuan yang menyebabkan perang dan pertengkaran, termasuk Perang Troya.” Nama ini terasa sangat cocok mengingat perdebatan panjang tentang status Pluto yang dipicu oleh penemuan Eris.
Seperti kebanyakan planet katai lainnya (kecuali Ceres), Eris berada di Sabuk Kuiper, wilayah jauh di pinggiran tata surya. Namun, Eris berada jauh lebih jauh dari matahari dibandingkan Pluto, yakni sekitar tiga kali lebih jauh.
Baca juga : Apakah Matahari Semakin Menjauhi Bumi? Berikut Fakta dan Penjelasan Ilmiahnya
Dibutuhkan 561 tahun bagi Eris untuk menyelesaikan satu kali orbit mengelilingi matahari, meskipun ia berotasi sekali setiap 25 jam, membuat satu hari di Eris hampir setara dengan satu hari di Bumi.
Tak lama setelah menemukan Eris, para astronom juga menemukan bulan kecil yang mengorbit di sekitarnya, yang diberi nama Dysnomia. B
ulan ini membantu para ilmuwan memperkirakan massa dan kepadatan Eris. Berdasarkan gerakan Dysnomia, mereka menemukan bahwa Eris 27% lebih berat dibanding Pluto, meski ukurannya sedikit lebih kecil.
Baca juga : Perbedaan antara Satelit Alami dan Buatan Manusia
Fakta ini menunjukkan bahwa Eris lebih padat dari Pluto, dan komposisinya kemungkinan terdiri dari material yang lebih berat.
Pada tahun 2010, astronom melakukan pengamatan yang lebih mendetail ketika Eris melintasi di depan sebuah bintang dalam peristiwa yang disebut okultasi.
Dari pengukuran tersebut, diketahui bahwa diameter Eris adalah sekitar 2.326 kilometer, menjadikannya sedikit lebih kecil dari Pluto, yang memiliki diameter 2.370 kilometer.
Meski begitu, Eris memiliki salah satu permukaan paling reflektif di tata surya, memantulkan 96% cahaya yang mengenainya. Hal ini membuatnya hampir setara dengan Enceladus, bulan es Saturnus yang terkenal dengan permukaan cemerlangnya.
Meski letaknya sangat jauh dan ukurannya kecil, Eris tetap menarik perhatian para astronom. Dengan diluncurkannya Teleskop Antariksa James Webb (JWST) pada tahun 2021, para peneliti berharap dapat mempelajari lebih banyak tentang Eris.
Teleskop canggih ini akan memberikan wawasan baru tentang permukaan dan karakteristik lain dari planet katai tersebut, membantu kita memahami lebih baik objek-objek kecil di tata surya.
Tak hanya itu, perdebatan tentang status planet terus berlanjut. Beberapa astronom, termasuk Alan Stern, kepala peneliti misi New Horizons yang menjelajahi Pluto, mengusulkan agar definisi "planet" diperluas kembali, termasuk untuk planet katai seperti Eris.
Jika usulan ini diterima, Eris mungkin akan kembali menjadi bagian dari daftar planet tata surya kita.(Space/Z-10)
Eris merupakan salah satu planet kerdil di tata surya yang berukuran hampir sama dengan Pluto, namun Eris terletak tiga kali lebih jauh dari Matahari.
Penemuan tak disengaja dalam simulasi visual menunjukkan pola spiral tersembunyi di Awan Oort.
Sekitar 4,5 miliar tahun lalu, ketika awan gas dan debu yang menjadi bahan pembentuk matahari dan planet-planet mulai menghilang, ukuran Jupiter diperkirakan dua kali lipat dari sekarang.
Teleskop James Webb mendeteksi adanya es air kristalin di sistem bintang muda, membuka wawasan baru tentang pembentukan planet dan potensi kehidupan di luar Tata Surya.
Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa Venus, planet yang selama ini dikenal sebagai dunia yang sangat tidak bersahabat, ternyata bisa jadi lebih mirip Bumi daripada yang kita bayangkan.
Planet mengorbit Matahari karena gravitasi! Pelajari selengkapnya tentang hukum Kepler, orbit elips, dan mengapa planet tetap pada jalurnya di tata surya kita. Klik di sini!
Jelajahi Bumi, planet kehidupan! Temukan keajaiban alam, ekosistem unik, dan pentingnya menjaga rumah kita bersama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved