Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
DEKAN Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Media Universitas Ciputra Surabaya Burhan Bungin mengungkapkan, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) tidak dapat menggantikan kecerdasan manusia sampai kapanpun.
Wacana tentang ancaman pekerjaan manusia yang akan digantikan AI selama ini menurutnya hanya akal-akalan produsen teknologi itu sendiri.
"Saya katakan bahwa itu hanya propaganda kapitalisme untuk menjual teknologi yang mereka ciptakan sendiri. Karena kecerdasan buatan ini tidak akan bisa menggantikan kecerdasan manusia," kata Burhan, Jumat (11/8).
Baca juga : KeyReply Terapkan Kecerdasan Buatan untuk Interaksi Pasien di RS Krakatau Medika
Ia mengungkapkan, telah mengamati perkembangan AI sejak 23 tahun lalu. Bahkan, ia sudah memprediksi bahwa AI merupakan sebuah konsekuensi yang harus dihadapi dari perkembangan teknologi yang diciptakan manusia.
Mengenai teknologi jejak digital, ia menegaskan hal itu pun tidak bisa menjadi modal untuk membuat teknologi lebih unggul dibandingkan dengan otak manusia. Selama manusia tidak menciptakan teknologi, teknologi tidak bisa melakukan regenerasinya sendiri.
Baca juga : Amazon Ingin Kembangkan AI Generatif
"Manusia lebih pandai dari teknologi, bukan teknologi yang lebih pandai dari manusia," tegas Burhan.
Pada kesempatan itu, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Antonius Benny Susetyo menegaskan AI tidak boleh sampai menjadi tuan dari manusia. Karena pada dasarnya, AI merupakan buatan manusia.
"Seyogyanya, AI itu teknologi, itu alat dan sarana. Tetapi saat manusia tunduk kepadanya, kita akan menjadi alat mereka, kita dijajah teknologi dan menjadi manusia satu dimensi," tuturnya Benny.
"Yang mengerikan adalah, AI digunakan untuk menyetir manusia, memanipulasi kemampuan manusia, agar mencapai tujuan dari pemilik dan pengatur AI tersebut," lanjutnya.
Pakar komunikasi politik ini memberikan peringatan terkait penggunaan AI di tengah masa kampanye yang sedang dilalui Indonesia, menjelang tahun politik 2024.
Ia menilai bahwa AI bisa saja menggiring perspektif masyarakat dan mendikte. Terlebih lagi, belum ada perundang-undangan yang mengatur AI di Indonesia.
"Harusnya, ada etika dalam AI, tapi AI adalah buatan manusia, tidak punya hati nurani. Semua tergantung operatornya, kalau kemudian manusia operator ini tidak menghiraukan hati nuraninya, ini yang menjadi masalah," sebutnya.
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP ini menyampaikan imaginasi palsu bisa dibangun dengan mudahnya, dan membuat berita-berita yang kredibel pun menjadi abu-abu.
"Konten-konten yang AI buat bisa menyetir manusia, tergantung dari si pemilik kapital AI tersebut. Nilai demokrasi menjadi rusak dan berubah menjadi oligarki: negara dikuasai oleh pemilik modal,” ujarnya.
Dia pun menyampaikan pesan terkait AI di Indonesia. Ia menilai AI harus digunakan dengan hati nuani, agar bisa bermanfaat bagi masyarakat.
"Jangan remehkan, AI memang buatan manusia, maka tergantung manusia penggunaannya. Kecerdasan buatan ini, jika digunakan tanpa hati nurani manusia, akan mengendalikan dan merusak tatanan nilai masyarakat," pungkas dia. (Z-5)
AI Lab tersebut melengkapi ekosistem riset teknologi Veda Praxis, yang sebelumnya membangun Cybersecurity Lab di Indonesia dan Ho Chi Minh City, Vietnam.
Permentan 15/2025 Permudah Petani Peroleh Pupuk Bersubsidi
Pusat AI baru ini akan menyediakan program pelatihan, dukungan startup melalui Nvidia Inception, serta infrastruktur AI lengkap milik Nvidia dan sistem keamanan cerdas dari Cisco
Teknologi membuka peluang efisiensi baru — mulai dari underwriting yang lebih cepat dan presisi, hingga klaim otomasi dan prediksi risiko berbasis perilaku.
Rumah Pendidikan menyediakan layanan spesifik bagi berbagai pemangku kepentingan pendidikan, mulai dari Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan, Ruang Murid, Ruang Bahasa, hingga Ruang Sekolah.
Kemitraan ini diresmikan melalui acara penandatanganan kerja sama yang berlangsung di Jakarta pada Senin (7/7).
Ketua Program Studi Manajemen S1 FEB UMB Dudi Permana menyampaikan AI semestinya menjadi alat bantu bagi manusia, bukan menggantikan peran manusia.
Chip ini merepresentasikan lompatan besar dalam performa dengan AI sebagai intinya, berkat Dimensity 9400+, kini pengalaman AI genetik pada ponsel pintar menjadi kenyataan
Moodle 5.0 kini menghadirkan kemampuan integrasi dengan kecerdasan buatan (AI), learning analytics, dan gamifikasi.
ARTIFICIAL intelligence atau akal imitasi (AI) dinilai memiliki potensi yang sangat besar dalam membentuk karakter bangsa. Untuk itu, AI tidak perlu dihindari, melainkan dirangkul.
KEPALA BRIN Laksana Tri Handoko menekankan Indonesia tak perlu ikut-ikutan jejak negara maju seperti Amerika Serikat yang menciptakan ChatGPT atau Tiongkok yang menciptakan DeepSeek dalam AI
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved