Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
SELAMA beberapa tahun, pasar musik Indonesia mengalami pertumbuhan stabil. Satu hal yang perlu diketahui tentang pasar musik Indonesia adalah didukung dengan pertumbuhan konsumsi musik digital.
Menurut Laporan Global IFPI, sektor streaming musik digital mewakili pangsa 90,6% dari total pendapatan musik pada 2022 di Indonesia. Terhitung $75,4 juta, naik +36,7% dari 2021. Dalam kurun 2019–2022, tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata adalah 35% per tahun.
Menurut laporan yang diterbitkan Google, Temasek dan Bain Company pada 2022, 38% orang Indonesia menggunakan layanan musik on demand setidaknya seminggu sekali.
Baca juga : Aksi Memukau Chris Hemsworth dalam Film Extraction 2
Sebagai perbandingan, rata-rata adalah 28% untuk wilayah Asia Tenggara. Dan 13% pengguna menggunakan layanan musik sesuai permintaan setidaknya selama satu jam per hari. Ini terutama berlaku di daerah perkotaan, 57% pengguna digital menggunakan layanan platform streaming musik.
Dalam konsumsi musik digital, pemain dominan di Indonesia adalah Spotify, YouTube (termasuk YouTube Music dan Shorts), Resso, TikTok, dan Apple Music.
Baca juga : Spotify Didenda Rp74 Miliar karena Melanggar Aturan Data UE
Diungkapkan oleh Country Director perusahaan agregator Believe Music Dahlia Wijaya, warga Indonesia yang mau membayar untuk langganan streaming musik tidaklah lebih dari 1%.
Believe Music merupakan perusahaan agregator global yang mendistribusikan karya lagu ke berbagai platform streaming seperti Youtube dan Spotify.
“Diperkirakan kurang dari 1% dari seluruh populasi yang mau membayar untuk paket premium. Sebagai perbandingan, Thailand memiliki sekitar 3%, Tiongkok sekitar 9%, dan AS lebih dari 35% pelanggan berbayar,” ungkap Country Director Believe Music Indonesia Dahlia Wijaya dalam keterangan pers yang diterima Media Indonesia, Jumat (23/6).
Sebagian besar masih merupakan bisnis freemium di Indonesia. Selain itu, streaming musik digital di Indonesia juga masih sangat berorientasi pada penggunaan video, yang mewakili sekitar lebih dari setengah pendapatan streaming.
Sebagian besar platform streaming menawarkan paket freemium dan premium. Namun, meski orang Indonesia menyukai musik, ternyata itu juga tidak membuat pengguna mau membayar untuk mengaksesnya. (Z-5)
Lagu Apa yang Kau Sebut Rumah? dari Caecilia menceritakan perspektif seorang anak yang terjebak dalam kehancuran keluarganya.
Bersamaan dengan perilisan single Remember!, Se So Neon juga mengumumkan album terbaru mereka bertajuk Now, akan segera dirilis pada 15 Agustus 2025.
Dengan perilisan album Fortune, Karnamereka berharap bisa berbagi cerita tentang perjuangan, harapan, dan nilai persahabatan kepada para pendengarnya.
Lagu Sudah Biasa dari Badai Sampai Sore menggambarkan fase di mana segalanya terasa otomatis, bukan lagi soal pilihan, melainkan soal bertahan.
Menggandeng sejumlah penyanyi seperti Hanin Dhiya, Shanna Shannon, dan Shakira Jasmine, mini album Stevan Pasaribu ini menyuguhkan total enam lagu.
Di pertengahan 2025 ini, Laura Pradipta (vokal) memutuskan untuk hiatus dari ArumtaLa dalam waktu yang tidak bisa ditentukan sehingga duo itu tinggal menyisakan Arini Kumara.
Mengusung tema Fawntastic World, Fawna memperkenalkan berbagai fitur terbaru untuk mempermudah perawatan hewan serta memperkuat komunitas pecinta satwa di Tanah Air.
First Mate akan merancang, memproduksi, dan membagikan konten tentang bahasa dan budaya Korea melalui berbagai platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube.
Aplikasi ini menjadi jembatan antara teknologi finansial dan kebutuhan nyata para trader di Indonesia karena mudah diakses, transparan, dan terpercaya.
Konsumen merasa tertipu, karena harga awal yang ditampilkan berbeda dengan total yang harus dibayar. Ini tentu menimbulkan ketidakpercayaan dan membuat loyalitas konsumen menurun.
QuantumByte, platform artificial intelligence app builder yang dikembangkan oleh startup Indonesia, Quantum Teknologi Nusantara terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Peluncuran MyPro+ ini merupakan inovasi digital besar kedua pada tahun ini setelah MyGo+ baru-baru ini diperkenalkan kepada publik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved