Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
DALAM rangka mensejaterahkan keuangan karyawan terutama di Indonesia PT Digital Gaji Asia (GetPaid) telah mengadakan kegiatan HR (Human Resources) Gathering di H Building, Jakarta.
HR Gathering dengan mengusung tema “Memahami Kebutuhan Karyawan Bersama GetPaid” dengan sistem tarik gaji lebih awal atau disebut Earned Wage Access (EWA) dihadirkan untuk menjaga kesejahteraaan pekerja apa lagi selama pandemi Covid-19.
Acara tersebut dihadiri beberapa perusahaan di antaranya; Nityo Infotech, Ninja Express, Harapan Baru Lidya, Optik Tunggal, Agro Tech, Advance Mediacare Corpora, Sinar Selaras Rezeki, Bithour, Hello Kreasi Pratama, Plastech Indonesia, Maximus Makmur Medika, Surya Kreasi. Selain perusahaan turut hadir juga dari rekan-rekan media.
Baca juga : Koperasi Hartanah Luncurkan Aplikasi Fintech 'Gajian Sekarang'
“Tujuan diselenggarakan acara ini, antara lain sarana silaturahmi dan menjalin kebersamaan, kekeluargaan, keharmonisan baik dengan sesama HR maupun karyawan GetPaid, sarana bertukar informasi dan pengalaman, hingga terjalin keakraban dan kerjasama dalam mensejahterakan keuangan karyawan di Indonesia," kata Regional Director Getpaid Indonesia Joses Thohjono dalam keterangan pers yang terima, Sabtu (18/6).
"Diharapkan dapat bersinergi dalam mensejahterakan fasilitas yang di berikan kepada karyawan agar karyawan lebih produktiv dalam bekerja,” ujar Joses
“Harapan saya pada acara yang pertama kali ini dalam rangka bersama-sama mensejahterakaan finansial keuangan karyawan terlebih agar terhindar dan terjerat pinjaman online (pinjol) illegal," tutur Joses.
Baca juga : Fintech Maucash Naikkan Plafon Pinjaman untuk Pelanggan
Sementara itu, CEO & CO Founder Getpaid Asia, Mitchell Goh, mengatakan,“Selamat mengikuti acara ini, dan semoga berjalan dengan baik dan lancar serta Getpaid dapat hadir dalam memenuhi kebutuhan karyawan dalam bidang finansial”.
Materi yang diberikan sangat menarik mengangkat tema personal finance manajement yang dibawakan Andri Witjaksono, MBA, CFP, PFC.
Beliau menyampaika,n “Empat layer financial independent, mengajak peserta agar lebih memahami kemerdekaan dalam hal keuangan dengan mengatur keuangan bulanan ke dalam beberapa bagian 50% kebutuhan, 30% keinginan, 20% simpanan”.
Selain itu, presentasi dan pengenalan dari Getpaid Indonesia dibawakan Hilton Lie, selaku COO Getpaid Indonesia.
Beliau mengatakan,“Earned Wage Access (EWA) adalah bahasa yang sedang trend saat ini, akan lebih dimengerti oleh masyarakat Indonesia adalah dengan melakukan kasbon secara online dibantu pengaturan serta kontrol oleh Getpaid,”.
Per Desember 2024, data OJK mencatat bahwa penyaluran fintech lending di luar Pulau Jawa masih sebesar 21,59% dari total penyaluran nasional.
Selama tujuh tahun hadir, Adapundi telah sukses dalam menyediakan akses pendanaan bagi lebih dari 700 ribu UMKM dan jutaan pengguna.
PLATFORM investasi asal Indonesia menjadi fintech pertama dalam program StratBox di bawah naungan PhiliFINNO dari Securities and Exchange Commission (SEC) Filipina.
Fintech di Indonesia dimulai dengan fokus memfasilitasi pembayaran online, sebagai respons terhadap maraknya transaksi online dan e-commerce.
PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) menegaskan komitmennya terhadap praktik penyaluran dana yang bertanggung jawab.
Aftech dan Privy Berkomitmen Memajukan Fintech Indonesia melalui Sinergi dan Kolaborasi
KEBERADAAN fintech p2p atau pinjaman online (pinjol) ilegal marak. Banyak masyarakat tergiur dengan pinjaman yang mudah dan cepat tanpa jaminan, hanya bermodalkan KTP.
PENELITI ekonomi dari Indef Nailul Huda mengatakan dalam kasus fintech P2P lending akhir-akhir ini, dia melihat ada dua hal yang menyebabkan kasus gagal bayar terjadi,
RATUSAN warga menjadi korban pinjaman online (pinjol) ilegal di berbagai daerah di Kota Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Tasikmalaya, Garut dan Pangandaran, Jawa Barat.
PULUHAN warga korban pinjaman online (pinjol) ilegal di wilayah Kota Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Garut, Tasikmalaya dan Pangandaran, Jawa Barat, mengadu ke OJK.
Sayangnya, tidak semua aplikasi kredit online yang bermunculan ini sudah dipastikan aman untuk digunakan.
Anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia meminta Otoritas Jada Keuangan (OJK) untuk terus menyosialisasikan literasi keuangan kepada masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved