Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
"Gambar penyakit akibat rokok, ternyata menjadi perhatian utama masyarakat yang tidak merokok. Sedangkan, para perokok, malah hanya berfokus pada logo rokok."
Revisi PP itu akan memperberat industri hasil tembakau (IHT) yang saat ini sedang bersusah payah membantu pemerintah dalam pemulihan ekonomi selama masa pandemi covid-1
HASIL penelitian dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengungkap sejumlah fakta mengenai long covid-19 yang dialami para penyintas.
Spesialis penyakit dalam dr. Pandang Tedi Adriyanto, M.Sc, Sp.PD, FINASIM dari Universitas Gadjah Mada memaparkan cara-cara yang bisa dilakukan untuk berhenti merokok.
Dia menjelaskan bahwa kampanye bebas asap rokok ke masyarakat bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk menurunkan angka perokok di Indonesia.
Bahaya rokok yang bisa mengancam kesehatan kaum Hawa meliputi kanker serviks, kanker payudara, terganggunya siklus menstruasi dan kesuburan, hingga komplikasi kehamilan.
Anak-anak dan remaja harus dilindungi dari rokok, sebab dampak kecanduan nikotin untuk mereka lebih kuat dibandingkan orang dewasa.
Upaya yang bisa dilakukan antara lain dengan advokasi pada pemerintah untuk meniadakan iklan, promosi, dan sponsor terkait rokok/tembakau serta tidak menerima sponsor dari rokok/tembakau.
Menurutnya, perekonomian masyarakat di daerah sentra tembakau juga kembali bangkit sejak awal tahun ini. Hal tersebut sebagai dampak dari kenaikan cukai SKT 0%
Dia memaparkan kenaikan tersebut berkisar 240 persen pada usia 10-14 tahun dan 140 persen pada usia 15-19 tahun, yang dipicu oleh dua hal tersebut.
Kenaikan CHT dinilai tidak efektif mengurangi bahkan menghentikan konsumsi rokok, karena perokok meyakini rokok merupakan kebutuhan primer.
Merokok menyebabkan gangguan kesehatan pada organ tubuh seperti jantung dan paru-paru yang berakibat meningkatkan risiko yang fatal terutama di masa pandemi covid-19.
Penyakit ini dipicu oleh konsumsi gula, garam, lemak secara berlebihan, kurang aktivitas fisik, merokok, hingga obesitas.
Merokok bisa merusak paru-paru yang merupakan saluran pernapasan dan menurunkan kekebalan tubuh. Akibatnya, perokok yang terinfeksi covid-19 sulit memerangi virus korona.
Faktor yang menyebabkan banyaknya jumlah perokok usia dini antara lain tingkat pendidikan orangtua, khususnya ayah, yang rendah serta ada anggota keluarga yang merokok
PENAIKAN harga rokok yang dipicu oleh rencana pemerintah untuk menaikkan cukai industri hasil tembakau (IHT) serta harga jual eceran rokok
Dokter spesialis penyakit jantung dr Antono Sutandar SpJP, menjelaskan, bkolesterol tinggi, merokok, dan stres merupakan tiga faktor risiko utama penyakit jantung berdasarkan.
Survei dilakukan terhadap 612 responden dari berbagai daerah di Indonesia selama 15 Mei 2020 hingga 15 Juni 2020, atau tiga bulan setelah status darurat corona pada akhir Februari 2020.
Sebesar 49,8 persen mengeluarkan biaya yang sama dengan hari biasa untuk merokok selama pandemi covid-19.
Kenaikan pajak dan cukai rokok dinilai bisa mencekik pengusaha tembakau kecil di Indonesia.
Media Indonesia berusaha menghadirkan foto-foto eksclusive sehingga pembaca dapat melihat kejadian aktual dengan lebih baik
LOAD MORECopyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved