Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Studi : Persepsi Perokok dan Non-Perokok Pada Gambar Peringatan Bungkus Rokok Berbeda

Mediaindonesia.com
14/8/2021 00:12
Studi : Persepsi Perokok dan Non-Perokok Pada Gambar Peringatan Bungkus Rokok Berbeda
Kepala Pusat Neurosains Uhamka Rizki Edmi Edison(Dok. Uhamka)

PUSAT Neurosains Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka dalam penelitian bertajuk Analisis Atensi Visual Perokok dan Non Perokok Berbasiskan Human Eye Tracker terhadap Gambar Peringatan Kesehatan Pada Bungkus Rokok, menyebutkan  perbedaan atensi visual yang sangat mencolok antara perokok dan non perokok kala melihat bungkus rokok yang memuat gambar peringatan kesehatan.

Penelitian yang diterbitan dalam jurnal l Kesehatan Masyarakat Andalas  Juli 2021 dilakukan oleh Rizki Edmi Edison, Yayu Hizza Anisa dan Fikry Ravi Fauzy yang merupakan bagian dari Pusat Neurosains Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. 

"Gambar penyakit akibat rokok, ternyata menjadi perhatian utama masyarakat yang tidak merokok. Sedangkan, para perokok, malah hanya berfokus pada logo rokok, dengan kecenderungan menghindari gambar penyakit rokoknya, ” tutur Yayu Hizza Annisa, anggota tim peneliti 

Kepala Pusat Neurosains Uhamka Rizki Edmi Edison menjelaskan, penelitian itu didasarkan pada sejumlah penelitian sebelumnya yang dinilai masih mengandalkan pendekatan konvensional sehingga potensi subjektivitas dan hasil bias pun bisa terjadi.

Baca juga : Kemenkes Akui Capaian Vaksinasi bagi Lansia Rendah

"Oleh karena itu, perlu dilakukan satu pendekatan yang lebih objektif dan bias-free. Studi kami mendasarkan analisis pada hasil pemeriksaan eye tracking," ujarnya.

Edmi menambahkan berbagai studi yang menjabarkan efektivitas gambar peringatan kesehatan di Indonesia memang menunjukkan hasil yang bervariasi. 

"Walau memang ada laporan yang menunjukkan pengurangan intesintas merokok, namun tak sedikit pula yang tidak pedui terhadap gambar tersebut," ujarnya.

Berkaca pada hasil penelitian tersebut tentu patut menjadi bahan pertimbangan berbasis data ilmiah, bahwa perlu adanya peninjauan terkait penambahan persentase besaran gambar peringatan kesehatan pada bungkus rokok agar tak ada lagi celah yang bisa dijadikan pelarian bagi para perokok ketika melihat bungkus rokok tersebut oleh para pembuat kebijakan. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya