Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Format Liga 1 2023-2024 Kesampingkan Keterwakilan Daerah

Rama Sukarta
31/5/2023 22:11
Format Liga 1 2023-2024 Kesampingkan Keterwakilan Daerah
Ilustrasi(ANTARA)

FORMAT Liga 1 musim 2023-2024 yang menerapkan sistem regulers series dan championship series atau empat besar dengan sistem satu wilayah tidak merepresentasikan kekuatan klub-klub Indonesia secara utuh. Hal tersebut diungkapkan pengamat sepak bola Yusuf Kurniawan dalam diskusi ‘Untung Rugi Format Baru Kompetisi Liga Indonesia 2023/2024’ di Jakarta, Rabu (31/5).

"Kalau mau championship, harusnya pakai dua wilayah, agar piramidanya mengerucut ke puncak dan keterwakilan daerah-daerah lebih terlihat. Enggak terkesan seperti ada kelompok elitis. Dengan mengeksklusifkan empat tim untuk bermain di championship, ini sekilas meninggalkan kesan peringkat 5 sampai 8 tidak kompeten. Padahal mereka juga kompeten untuk diadu," ungkap Yusuf.

Dalam format baru ini, tim yang menduduki posisi teratas hingga musim reguler berakhir, belum dinyatakan menjadi juara. Tim yang menjadi juara akan ditentukan di babak championship series yang diikuti empat tim teratas musim reguler.

Yusuf menyatakan format championship delapan besar lebih menguntungkan dari segi komersil. "Secara komersil juga lebih menarik karena akan banyak yang bermain. Buat televisi juga bagus karena piramidanya berjalan. Puncaknya akan menjadi klimaks," ujarnya.

Terkait Liga 2, Yusuf menyatakan PSSI harus memberikan perhatian yang seimbang. "Karena semua pemain mulai dari bawah. Ini lucu. Yang di bawah dianggap enggak ada,” jelasnya.

Yusuf menyatakan hal ini terkait adanya beberapa klub-klub Liga 2 yang merasa ada ketimpangan jika dibandingkan dengan atensi yang diterima oleh kelompoknya. Presiden Persiba Balikpapan Gede Widiade mengaku bahwa dinamika yang terjadi saat ini menyulitkan klubnya dan klub Liga 2 lainnya.

"Sulit jika berbicara tentang Liga 2 dari sudut apapun, karena Liga 2 bukan prioritas. Banyak dari klub Liga 2 itu klub kecil. Ibarat bisnis, banyak dari mereka yang bisa disebut UMKM. Banyak yang setengah musim saja sudah ngos-ngosan.Ini yang tidak disadari oleh teman-teman di federasi yang tidak punya klub. Yang punya klub, mereka tutup mata karena punya kepentingan,” ucap mantan Dirut Persija Jakarta itu (RO/R-2).

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya