Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Kemenko PMK Fasilitasi Rembuk Nasional Suporter Sepak Bola di Malang

 M. Iqbal Al Machmudi
18/10/2022 11:14

PARA wakil dari suporter sepak bola seluruh Indonesia akan berkumpul untuk melakukan Rembuk Nasional, pada 23-24 Oktober 2022 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur.

Mereka akan membahas terkait reposisi dan empowering (pemberdayakan) eksistensi suporter dalam kerangka transformasi persepakbolaan nasional.

Acara rembuk nasional suporter sepak bola ini diprakarsai Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy berkolaborasi dengan UMM.

Rencana ini atas dasar keinginan insan sepak bola untuk bangkit pasca insiden Stadion Kanjuruhan Malang, 1 Oktober 2022.

Untuk itulah Kemenko memberikan tempat kepada stakeholder sepak bola, khususnya para suporter untuk berembuk bersama-sama merefleksi diri, memberikan sumbang sih untuk sepak bola Indonesia yang lebih baik, aman dan menghibur sertta memberikan kebanggaan bangsa Indonesia.

Baca juga: PSSI Dianggap Minim Beri Edukasi kepada Suporter

“Suporter memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan perspepakbolaan nasional," kata Deputi 5 Kemenko PMK Didik Suhardi dalam keterangannya, Selasa (18/10).

Menurut Didik, pesertanya adalah delegasi dari kelompok suporter klub anggota Divisi satu dan Divisi dua Liga Indonesia Baru (LIB). Panitia juga mengundang tokoh-tokoh suporter secara individual seperti Andi Peci (Bonek), Richard Ahmad (Jakmania), Ovan Tobing dan Ade De Cross (Aremania).

"Selain suporter akan mengundang Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Menpora Zainudin Amali, Rafi Ahmad, pangamat sosial yang juga dosen Fisip Universitas Brawijaya (UB) Malang Dr Abul Azis, Aremania senior Anto Baret," ujarnya.

Sebagaimana diberitakan insiden Stadion Kanjuruhan terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2022 saat berlangsung pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan kompetisi Liga Indonesia Baru (LIB).

Insiden itu mengabitkan lebih kurang 132 nyawa melayang, lebih 700 orang luka-luka yang sebagian kini masih dirasawat di rumah sakit. Mereka terdiri dari laki-laki perempuan, anak-anak sampai orang tua.

Mereka dari kalangan penonton, pedagang asongan dan polisi. Merupakan insiden sepak bola terbesar di dunia dalam 40 tahun terakhir. Melampaui tragedi Stadion Heysel Brussel yang menewaskan 39 orang dan 600 luka-luka.

Menurut temuan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) dan Komnas HAM penyebab utama jatuh korban adalah karena aparat keamanan menggunakan gas air mata yang membuat penonton panik, saling berdesak berebut keluar stadion.

Ketua TGIPF Mahfud MD menegaskan, tragedi itu sangat mengerikan. Jauh lebih ngeri dari yang ditayangkan di media. (Iam/Ol-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya