KORBAN tewas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dilaporkan bertambah satu orang. Total, jumlah korban tewas menjadi 132 orang.
Spesialis Anastesi Konsultan ICU dr Arie Zainul Fatoni di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (11/10) mengatakan bahwa satu korban Tragedi Kanjuruhan bernama Helen, 20, meninggal dunia pada pukul 14.25 WIB usai mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar.
"Kami ucapkan belasungkawa terhadap meninggalnya Helen Prisela pukul 14.25 WIB, karena mengalami oksigenasi yang ke paru-parunya sangat jelek, sehingga mengalami gagal napas akut," katanya.
Berdasarkan informasi, Helen merupakan warga Dusun Banjar Patoman RT 2 RW 4 Desa Amandanom Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Korban sudah mendapatkan perawatan selama kurang lebih 10 hari sejak terjadinya tragedi di Kanjuruhan.
Arie menjelaskan, gagal napas akut tersebut disebabkan adanya cedera di luar paru-paru, yang disebabkan adanya sejumlah trauma. Dengan adnya trauma itu, mengakibatkan komplikasi berupa cedera paru-paru. Menurutnya, korban sejak dirawat di RSUD Saiful Anwar Kota Malang sudah dalam kondisi menuju kritis. Seiring berjalannya waktu, kondisi korban memburuk termasuk mengalami pendarahan pada organ bagian dalam.
"Sejak masuk sudah dalam kondisi agak kritis, namun, dalam perjalanannya didapatkan perburukan. Karena masuk sudah dengan multi trauma, kemudian ada pendarahan di organ dalam," katanya.
Saat ini pada Unit Perawatan Intensif (ICU) RSUD Saiful Anwar masih merawat sebanyak lima orang korban tragedi Kanjuruhan. Sementara pada High Care Unit (HCU) saat ini masih dirawat empat orang korban.
"Untuk di ICU ada lima korban yang dirawat, sedangkan di HCU ada empat, dua diantaranya akan melaksanakan operasi, namun kami pastikan kondisinya stabil dulu," kata Arie.
Tragedi Kanjuruhan terjadi pada Sabtu (1/10) usai laga Arema FC versus Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022-2023. Kekalahan Arema FC menyebabkan sejumlah suporter tuan masuk ke lapangan.
Petugas keamanan kemudian menggunakan gas air mata untuk menghalau penonton. Gas air mata yang ditembakan ke arah tribun membuat penonton panik dan berusaha keluar stadion. Akibat berdesak-desakan, 132 orang meninggal dunia. (Ant/OL-15)