Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Indonesia Layangkan Protes atas Larangan 4 Pemain berlaga di Final leg Kedua

Ilham Ananditya
01/1/2022 20:00
Indonesia Layangkan Protes atas Larangan 4 Pemain berlaga di Final leg Kedua
Pesepak bola timnas Indonesia Elkan Baggott (kiri)(HUMAS PSSI )

PSSI sangat kecewa dengan perlakuan pemerintah Singapura kepada tim nasional Indonesia. Hal itu disebabkan karena dilarangnya empat pemain Indonesia, yakni Elkan Baggott, Victor Igbonefo, Rizky Dwi, dan Rizky Ridho dilarang tampil di final leg kedua pada Minggu (1/1) malam di Stadion National, Singapura.

Sebelumnya, Pemerintah Singapura melalui Kepala Singapore Sport Institute, Su Chun Wei mengirimkan surat elektronik kepada PSSI pada Jumat (31/12) lalu. Karena empat pemain dinyatakan melanggar aturan bubble selama gelaran Piala AFF.

"Kita benarkan, bahwa kita sangat menyayangkan kejadian ini bahwa (peringatan) ini hadirnya dari pemerintah Singapura. Kita menyayangkan adanya intervensi dari hal melarang main bolanya. Harusnya ia melarang untuk keluar dari hotel misalnya. Ini yang menjadi nota protes kami," tutur Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi saat dihubungi Media Indonesia, pada Sabtu (1/1) sore WIB.

"Kita tidak habis pikir dengan pemerintah Singapura terkait kejadian ini. Kami sudah mendapatkan denda dari AFF karena empat pemain tersebut melanggar aturan bubble pada 23 Desember lalu. Kami sudah membayar denda itu. Kok sekarang secara mendadak mereka menghukum pemain dengan tidak boleh bermain nanti malam," kata Sekjen PSSI Yunus Nusi.

Yunus menegaskan aturan ini sangat aneh. Sebab, saat laga pertama (29/12) Elkan Baggott dan Rizky Ridho bisa bermain. Dua pemain lain juga tidak ada masalah.

"Secara keras kita sudah melayangkan protes ke Presiden AFF dan Presiden Sepakbola Singapura, hal ini sebenarnya sudah layak untuk kita mengundurkan diri pada gelaran AFF kali ini. Karena dinilai sudah tidak fair dan masuk akal. Ini juga tidak masuk dalam hukum sepakbolanya, empat negara melarang pemain bola," lanjut Yunus Nusi.

Yunus pun mempertanyakan bahwa selama ini banyak kejadian tidak enak yang menimpa skuad Garuda selama di Singapura. Hal tersebut seperti makanan yang tidak sesuai gizi dan porsi pemain, Elkan Baggott harus karantina saat sudah tiba dan bermain lawan Laos, dan lain-lain.

Baca juga: Erick Thohir: Apapun Bisa Terjadi di Leg Kedua Final Piala AFF

Selain itu selama di Singapura, timnas Indonesia meski menjalani sistem bubble harus selantai dan berinteraksi dengan orang umum di Hotel Orchard tempat menginap.

Tentu ini sama saja dengan tidak bubble. Bahkan panitia pertandingan juga tidak menggunakan konsep bubble.

"Ini juga email tidak ada kop surat dan hanya ditulis badan email. Terus dikirim saat malam jelang pergantian tahun baru 2022. Apakah hal ini disengaja atau sesuai aturan. PSSI tentu tidak akan berdiam diri terkait ini. Timnas Indonesia banyak dirugikan selama gelaran Piala AFF 2020 di Singapura,"imbuh Yunus.

Terkait masalah ini, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan sudah memerintahkan agar PSSI menulis surat banding kepada pemerintah Singapura.

Ofisial PSSI yang berada di Singapura seperti Yunus Nusi, Wasekjen Maaike Ira Puspita, Direktur Teknik Indra Sjafri, Manager Sumardji pun bergerak cepat.

Selain melakukan banding ke pemerintah Singapura, PSSI juga berkomunikasi dengan Sekjen AFF.

Di lain pihak Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo mengatakan dirinya baru mendapat informasi lanjutan dan terperinci pada Sabtu (1/1) siang.

"Sebenarnya, itu lebih terlihat seperti empat pemain yang keluar pergi berbelanja tanpa sempat memberitahu liason officer. Kemudian sekembalinya, ia terlihat oleh pihak hotel. Itu kejadian pada tanggal 21 November lalu," tutur Tommy, sapaan akrabnya.

"Namun sebenarnya itu sudah dibicarakan kepada pihak manajemen tim bersama komisi disiplin pada tanggal 30 November lalu. Bahwa halnya, aturan itu juga berlaku secara negara Singapura keseluruhan. Mengapa pemerintah melakukan intervensi, karena negara sendiri melakukan sistem bubble," tuturnya.

Tommy mengatakan, pihaknya juga telah meminta bantuan dari Kementerian Industri dan Perdagangan (Ministry of Trade and Industry) Singapura untuk mempercepat masalah ini terselesaikan. Namun memang, hal ini terjadi dalam waktu yang singkat dan berdekatan sehingga sulit untuk diupayakan sementara.

"Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan aturan mengenai bubble ini sejak Maret 2020, dan ini adalah aturan paling tinggi saat ini. Penyelenggaraan AFF kali ini juga diselenggarakan mengikuti aturan bubble, mengingat masih dalam kondisi pandemi. Ada sembilan pertimbangan yang ditujukan kepada manajemen timnas Indonesia mengenai hal ini." (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik